49. Keroco Penantang Sin-tiauw Tayhiap

2.7K 53 0
                                    

„Jangan terlalu terkebur, Heng-tay," kata pendeta itu, „Jangankan engkau yang hanya memiliki kepandaian bisa dihitung dengan jari, sedangkan ciangbunjin-ciangbunjin dari berbagai perguruan silat ternama, seperti Siauw-lim-sie dan lainnya tidak ada yang berani membentur Sin-tiauw Tayhiap apalagi yang memiliki kepandaian sedikit, tentunya sekali saja Yo Tayhiap menggerakkan lengan baju kanannya yang tidak berlengan itu, engkau sudah akan meraung-raung meminta ampun."

Muka pelajar yang wajahnya kasar itu jadi berobah tidak senang, tangan kanannya telah dipergunakan untuk memukul meja, sehingga ada dua cawan yang terbentur dan jatuh ke lantai menimbulkan suara berisik karena cawan-cawan yang jatuh itu telah hancur.

„Sabar hiantee (adik), engkau tampaknya begitu bernapsu sekali ingin menguji ilmumu dengan Sin-tiauw Tayhiap. Jika memang telah bertemu dengannya, engkau tentu akan cepat-cepat ambil langkah seribu."

„Jangan terlalu menghina begitu totiang," kata pelajar muka kasar itu. „aku Bong Siu Kang, tidak pernah mengenal apa itu perkataan takut. Dalam hal ini memang engkau belum pernah menyaksikan aku bertempur totiang! Nanti jika aku bisa mencari jejak si buntung itu akan ku..... „haappppp!" dan orang she Bong itu telah menjerit terkejut, karena tahu-tahu ada sebatang sumpit yang telah menyambar dan menghantam giginya.

Tepat sekali hantaman itu karena sumpit tersebut telah menghantam terlepas gigi di depan pemuda itu, sehingga gigi itu rontok menimbulkan perasaan sakit yang bukan main.

Ternyata Phang Kui In yang melihat kekurang ajaran orang she Bong itu, karena mendongkol sekali dia telah menyambitkan sumpitnya ke dalam mulut pemuda sombong itu.

Setelah tersadar dari sakit dan terkejutnya, Bong Siu Kang telah melompat berdiri dengan muka merah padam karena marah.

„Siapa yang lancang mempermainkan aku Bong Siu Kang. Jago tanpa tanding ini!" teriak Bong Siu Kang dengan suara yang garang.

„Aku.....!" menyahuti Phang Kui In dengan suara yang dingin. „Apakah engkau tidak senang?"

Muka Bong Siu Kang semakin merah, karena dia sangat gusar sekali. Kemudian dia melangkah dengan kaki lebar menghampiri Phang Kui In, sedangkan Yo Ko dan yang lainnya hanya mengawasi saja merekapun sebal sekali melihat sikap sombong Bong Siu Kang, hanya mereka menahan tertawa sendiri, sebab melihat betapa mulut Bong Siu Kang telah berlumuran darah merah dari giginya yang copot.

„Kamu lancang tangan, berani menghina tuan besarmu, heh?" sambil membentak begitu, tangan Bong Siu Kang telah bergerak melancarkan serangan. Dia mempergunakan jurus 'Mie-hong-ciu-tang' atau mie-hong gemar arak dewa, kedua kepalan tangannya itu bergerak seperti orang yang tengah menyuguhi persembahan arak, yang diincernya adalah punggung Phang Kui In.

Tetapi Phang Kui In tetap duduk diam sama sekali tidak bergerak. Dia membiarkan pukulan Bong Siu Kang mengenai punggungnya, diam-diam dia telah mengerahkan tenaga lweekangnya yang disalurkan ke punggungnya.

„Bukk!" Suara benturan antara kepalan tangan Bong Siu Kang dengan punggung Phang Kui In terdengar keras dan di saat itu juga terdengar jeritan dari Bong Siu Kang, karena tubuhnya telah terlempar ke lantai.

Rupanya walaupun Phang Kui In tidak mengadakan penangkisan terhadap serangan lawannya. Tetapi dia telah mengembalikan tenaga serangan lawannya melalui tenaga lweekangnya yang memenuhi pundaknya. Maka tidak mengherankan ketika kepalan tangan Bong Siu Kang menghantam, segera tenaga serangan itu berbalik kembali, sehingga tubuh orang she Bong itu terlempar bergulingan di lantai.

Tetapi Bong Siu Kang penasaran sekali dan tidak pernah mengenal menyerah. Walaupun dia telah kena diserang dengan cara mengembalikan tenaga lweekang, membuktikan bahwa tenaga serangan itu sangat kuat, dan tentu pemiliknya memiliki kepandaian yang sangat tinggi sekali. Dengan mempergunakan gerakan 'lee-ie-ta-teng' atau ikan gabus meletik, tubuh Bong Siu Kang telah melompat tinggi dan berada di dekat Phang Kui In.

Rajawali Sakti dari Langit Selatan (Sin Tiauw Thian Lam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang