Chapter 1

256 15 9
                                    

Gadis itu berjalan di tengah keramaian jalan di kota Seoul. Senin pagi adalah waktu yang tepat dimana semua orang di kota ini berlomba-lomba untuk berangkat ke tempat yang mereka tuju. Bunyi klakson kendaraan, bel sepeda, gema dari alas kaki yang dihasilkan orang-orang saat berjalan menghiasi pendengarannya. Semua orang sedang bergegas. Tidak ada waktu untuk sekedar menyapa. Begitupun dengannya.

Diliriknya jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Ia mempercepat langkah. Berharap itu berguna untuk mengejar waktu. Angin kencang membuat helai-helai rambut merah-cuivre nya beterbangan. Kedua tangannya ia pakai untuk memeluk setumpuk berkas dengan tas yang menggantung di salah satu sisi pundaknya. Lengah sedikit bisa saja berkas-berkas itu berjatuhan. Titik-titik keringat mulai bermunculan di dahinya. Oh, andai saja ada seseorang yang membawanya pergi dari siksa senin pagi ini.

***

"Kau terlambat.", suara itu tegas. Matanya memandang tajam kearah gadis yang baru masuk ke ruangannya. Beberapa guratan terlihat jelas di wajah wanita paruh baya itu.

 Beberapa guratan terlihat jelas di wajah wanita paruh baya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maafkan saya." Helai-helai rambut gadis itu berjatuhan seraya ia menunduk dengan setumpuk berkas yang masih berada di pelukannya.

Wanita paruh baya itu menghela nafasnya. Wajahnya melembut. "Duduklah, Akina."

Gadis yang dipanggil dengan nama Akina itu menurut. Ia berjalan menuju sofa berwarna coklat muda di samping ruangan kaca berkedap suara itu.

"Jelaskan padaku mengenai rencana artikel yang akan kau buat.", wanita paruh baya itu dengan perlahan menduduki sofa yang berada tepat di seberang sofa yang Akina duduki.

"Baik, Madam Han.", balasnya sembari mencari sebuah berkas di tumpukan tadi. Setelah mendapatkan berkas yang ia inginkan, Akina segera meletakkannya di meja yang berada di depannya.

Wanita paruh baya yang Akina panggil dengan Madam Han itu memandang berkas tersebut lalu menaikkan salah satu alisnya. Ia kemudian mengambil berkas itu dengan satu tangan. Matanya berkilat setalah membaca isi dari berkas tersebut.

"Darimana kau mendapatkan semua informasi ini?", dipandangnya gadis yang duduk berada di depannya.

"Saya mendapatkan informasi itu dengan mengambil data-data yang dimiliki oleh sebuah lembaga tersembunyi bernama Union. Saya pun tidak yakin apa itu. Tetapi, dari informasi yang sudah berhasil saya dapatkan, lembaga tersebut berhasil menciptakan para manusia modifikasi.", terang Akina dengan raut wajah menyakinkan.

"Manusia modifikasi?", kedua alis Madam Han bertautan. Secara spontan ia mengkerutkan dahinya bingung.

"Ya, mereka melakukan percobaan kepada manusia dengan cara memodifikasi mereka untuk menghasilkan kekuatan yang melebihi manusia pada umumnya.", jelasnya lagi.

"Dengan tujuan apa?"

"Saya pun tidak yakin apa tujuan mereka melakukan semua itu...", Akina menyerahkan sebuah berkas yang berbeda. "Tetapi disitu tertulis tentang mengalahkan kaum bangsawan dan... menguasai umat manusia."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

InappropriateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang