00' : Twins

100 13 2
                                    

01 April 20--
•••

Biru Ariestyo Hazelion melihat bagaimana sosok gadis yang mengaku sebagai kakak kembarnya berdiri di depan cermin bersinar. Ruby diam, merenung seakan menimbang-nimbang sesuatu. Sementara Biru jengah lalu duduk di tepi ranjang.

Ruby Aqua Hamal itulah nama asli yang diberikan Sang Raja Bintang ke-14 untuknya. Pemilik nama itu menghela nafas. Lalu dia melihat adiknya mendengus tak suka.

"Ayo Biru, kita harus bertemu mereka."

Biru tertegun. Ruby seperti menyelami kolam yang membuatnya trauma akan tenggelam. Seperti itulah wajahnya. Walau Biru tak seberapa suka dengan kakaknya ini, dia tetap merasakan rasa sakit. Apa ini yang namanya kontak batin ?

"Baiklah." Biru berusaha tersenyum walau terpaksa. Memberikan energi positif pada kakaknya yang entah kenapa gugup.

Salah satu pecahan Cermin Kehidupan masih melayang di depan keduanya. Segera Ruby menggenggam tangan Biru lalu mereka masuk ke dalam cermin tersebut.

•••

"Huaaaaaa !!!"

Biru berseru kegirangan seperti anak kecil yang tengah mengunjungi taman bermain super keren. Bahkan dia berlari ke sana kemari sesuka hati. Bagaimana tidak ? Dia berada di dalam bukit hijau dengan awan-awan di langit mengepul indah, suasana cerah penuh damai, dan beberapa pepohonan rindang menghiasi bukit.

"Nama bukit ini adalah Bukit Aries. Kau pasti tidak pernah jalan-jalan ke desa-desa ya ?"

Ruby tertawa dengan tingkah Biru yang seharusnya menjadi Raja Bintang ke-15. Tingkahnya benar-benar seperti anak kecil.

Maka Biru mengangguk lucu. Tidak kontras dengan wajahnya yang tegas.

Ruby tersenyum.

'Hamal. Adikku benar-benar mengemaskan...'

Ya, Nona Muda, saya pun mengakuinya...

••••

01 Taurus 543...


Ruby berjalan di depan Biru, melewati jalan setapak dihiasi pemandangan memilukan. Banyak penduduk desa memakai pakaian yang kelewat sederhana dan beberapa compang-camping. Anehnya, tak ada raut sedih di dalam diri mereka. Bahkan siapa yang melihat keberadaan Ruby maka mereka membungkuk hormat.

"Selamat datang kembali, Sang Aries..." Sambut mereka ramah. Sementara Biru masih harus menunduk dalam, menutupi wajahnya dengan tudung jubah biru langit yang dipakainya. Tidak boleh ada yang tahu bagaimana wajah Biru.

Karena Biru adalah Sang Pewaris Tahta ke-15 yang perlu dijaga keberadaannya.

Ruby terus berjalan dan membalas sapaan ramah dari banyaknya penduduk. Desa Aries adalah desa yang menjadi pusat pemberontakan untuk melengserkan raja yang sekarang. Semenjak kedatangan Putri Ruby yang sempat menghilang diusia 6 tahun, Desa Aries kembali bangkit. Mereka mulai menjalani aksi pelan-pelan dan gerilya. Setidaknya mereka bisa menghidupi diri sendiri tanpa bantuan desa lain bahkan kerajaan.

Biru terus mengikuti langkah kakaknya hingga sampai di sebuah batu besar yang terletak dipinggiran Hutan Kengerian, hutan yang berada di sisi timur desa. Hutan kecil ini hanya bisa dimasuki oleh orang-orang yang mendapat persetujuan dari Sang Aries di masanya. Apabila dipaksakan tanpa izin, maka Hutan Kengerian akan memberikan kematian dan kenangan buruk seburuk-buruknya.

The Princess Of Death & The Third Prince [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang