"Thanks ya, udah mau nganterin gue pulang" ucap sifa yang turun dari motor.
"Iya, tadikan gue yang jemput jadi gue harus nganterin elu pulang" balas niko
"Oh ya nanti malam ada acara kan bersama teman kita"sambung niko
"Iyalah, nanti malem jangan lupa ya?" ketus sifa
"Iya iya sayang, makin cantik deh" goda niko
"Cantik pale lu lebar"cibir sifa
"Elah ama pacar gitu amat sih"niko memasang muka cemburut dan sifa hanya menatap malas pada pacarnya.
"Eh sifa, udah dateng kok gak langsung masuk sih?"ucap mama sifa di depan pintu.
"Eh, ada niko juga ya? Kok gak disuruh masuk sih sif niko nya?"sambung mama sifa.
"Niko mau ada jadwal fut.."belum sempat ia melanjutkan ucapannya mulutnya sudah dibungkam oleh niko.
"Engga kok tante, niko boleh mampir gak tan?"ucap niko
"Boleh dong niko, masuk yuk tante masak cukup banyak tuh, sekalian makan siang disini"tawar mama sifa.
"Asiikk, makan sama camer nih, kan jarang jarang iya gak asifa sayang"goda niko dan membuat sifa melotot, niko yang tadinya ingin jalan duluan ditarik oleh sifa.
"Siapa suruh lu masuk ha?"ketus sifa
"Sayang kamu itu jangan gitu dong, entar kalau pacar kamu yang ganteng itu dilirik lirik sama cabe tua gimana?"goda mama sifa.
"Bodo, biar sekalian dikawinin ama cabe cabean"ucap sifa dan langsung jalan Masuk rumah.
"Eh sifa kok gitu sih, udah niko ayo masuk"mama sifa mengajak niko masuk dan diikuti niko di belakangnya.
Di ruang makan mama sifa menyiapkan makanan sedangkan sifa masih ganti baju niko sedari tadi hanya duduk bagaikan pangeran tadinya ia mau membantu camernya tapi camernya bilang
Gak usah repot repot bantu tante, tante sudah biasa kok
Kurang lebihnya ya begitulah mengapa dia hanya duduk manis sembari celingak celingukan dan melihat gelas berisi air yang ia ambil tadi saat ingin membantu camer,sedangkan di tangga sifa melihat niko yang celingukan ia menghampiri niko pelan agar tidak menimbulkan bunyi
Dooorrr...
Uhuk
Uhuk
Ekhem..
Perbuatan sifa mengagetkan niko membuat niko harus tersedak air.
"Sialan lu ya, mau gue mampus apa ha?"tegas niko setelah selesai dengan aksi tersedaknya, sedangkan sifa tertawa lepas
"Hahaha, lu lucu banget deh nik,haha"ucapnya sambil mencubit pipi niko gemas sedangkan yang dicubit hanya mengerang kesakitan tapi tetap menahan tangan sifa agar tetap dipipinya dan menatap sifa dengan sayang yang begitu dalam.
Mereka tertawa puas dan lepas tanpa ada beban.
Sedangkan di dapur mama sifa yang sedang melihat adegan itu tersenyum bahagia anak semata wayangnya bisa tersenyum tanpa ada beban, tapi senyumnya pudar saat mengingat permintaan suaminya untuk menjodohkan putrinya ia bingung bercampur sedih apakah anaknya akan bahagia dan apakah anaknya mau menerima perjodohan itu? Itulah yang ia selalu ada dipikirannya saat ini.
"Ekhem, mesra mesraan trus yaa"goda mama sifa yang sedang membawa makanan ke meja.
"Apaan sih ma"ucap sifa sambil menuju kursi dan duduk manis diikuti niko.
"Eeemm" balas mama sifa.
"Kayak mama gak pernah muda aja"cibir sifa yang sedang mengambil nasi dan lauk dan menyiapkan untuk niko.
"Cuma niko aja nih yang diambilin?"ucap mama
"Mama ini kebiasaan deh orangnya, itu udah jadi kebiasaan sifa "ucap sifa sambil nunjuk niko
"Eeh, tapi itu kan gara gara tangan gue sakit aja"ketus niko sambil menyendokkan nasinya.
"Udah kebiasaan sih jadi terusin aja"cibir sifa yang juga makan.
"Lihat deh tante, kan keliatan kalo niko anaknya manja, padahal enggak"ucap niko
"Iya iya, udah cepet makan dulu"ucap mama sifa.
Mereka menikmati makanannya dan kadang diselingi candaan yang dibawa oleh niko membuat suasana makan tidak terasa sunyi.
Selesai makan niko dan asifa berada diteras hanya untuk berbincang bincang sambil mengantar niko untuk pulang.
"Udah sonoh pulang, ngapain masih matung disini"ucap sifa
"Gue diusir nih ceritanya? Entar kalau diambil ama orang gimana? Rela ditinggal?" goda niko
"Apaan sih, udah sono pulang, entar malem juga ketemu lagi kan? Udah pulang pulang sono."usir sifa
"Jahat banget deh"ucap niko sambil menunjuk nunjuk pipinya.
"Apaan sih, aneh"cibirnya sambil mencium pipi kirinya niko
"Satunya belum tuh"godanya
"Males ah pulang sana"usirnya
Cup
Kecupan singkat mendarat dengan mulus dibibir sifa membuat sifa melotot dan menatap tajam pada niko.
"Iiihhh pipinya merah deehh"goda niko.
Saat sifa ingin nyemprong si niko anaknya sudah melaju pergi, saat sifa berbalik betapa terkejutnya melihat mamanya di depan pintu sambil cekikikan.
"Iiihh mama sejak kapan ada di situ?"ucap sifa dengan wajah cemberutnya
"Sejak tadi"ucap mamanya
"Iiihhh, mama sifa kan jadi malu, ngintip segala kayak gak ada kerjaan aja deh"ucapnya sambil berlari menuju kamar dengan wajah memerah dan ditutupi dengan kedua tangannya.
"Dasar putri mama udah besar ya ternyata"ucap mama sifa dengan nada pelan sedangkan sifa berlarian menuju kamar.
Sore hari
"Assalamuallaikum" ucap pria paruh baya
BRAAK
CLUNTANG
BUGH
NGEEONGG
Hanya suara itu yang terdengar dari ruang tamu, pria paruh baya itu melangkahkan kakinya menuju sumber suara itu dan dilihat istrinya memegang sapu seperti ingin memukul sesuatu.
"Hus hus pergi pergi, dasar ganggu orang masak aja sih" gerutu mama
"Mama Sedang apa?"tanya pria paruh baya yang biasa dipanggil papa oleh mama dan asifa.
"Eh, papa udah pulang ya? Ini lo paa, ada kucing ngejar tikus di dapur dan kucingnya berantakin dapur kan ganggu mama masak"adunya
"Ouh, trus sifanya kemana ma? Kok tumben gak bantuin mama?"tanya papa pada mama
"PAPAAA"teriak sifa dari belakang, sifa berlari menuju papanya dan memeluk papanya. Sebuah kebiasaan sifa bila papanya pulang dari kerja.
"Aduh anak papa kebiasaan begini sudah besar juga"goda papanya
"Biarin aja aku kan sayang sama papa"ucap sifa sambil memeluk papanya tersayang
"Papa ingin bicara sama kamu sayang, bisakan?"tanya papanya
"Bisa dong pa, emang mau bicara apa sih kayaknya serius banget"ucap sifa
"Papa yakin?"ucap mama.
"Ada apa sih kok tegang gitu kayak liat film horror aja deh"celetuk sifa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
FanfictionSeorang gadis yang ceria dengan keunikan yang ia punya. Tapi kehidupannya tidak sesuai dengan sifatnya yang ceria, ia harus mengalami cinta segitiga dan harus memilih salah satu dari mereka Ia harus memilih untuk kembali ke masa lalu atau lebih bai...