"Assalamuallaikum"Ucap sifa saat membuka pintu
"Wallaikumsalam"sahutan dari dalam
Sifa melangkahkan kakinya menuju ruang makan karena sekarang adalah waktu untuk makan malam setelah selesai dengan acara double date tadi ia memang belum makan apapun hanya pagi tadi saat acara gak penting menurut sifa dan makan siang tadi, itupun hanya sebuah ice cream, sekarang perutnya merasa ada yang berpidato untuk makan sekarang, jam ditangannya menunjukkan pukul 18.00 WIB
"Hmm,, bau harum deh"ucap sifa saat dia sampai di ruang makan sambil mengendus ngenduskan hidungnya.
"Sifa kamu itu jorok banget sih, mandi dulu kek atau enggak cuci tangan dulu"ucap papanya yang sedari tadi duduk manis dikursi sambil menatap serius layar dilaptopnya.
"Udah mandi kok tadi di rumah ferly dan tanganku gak kotor kok pa"belanya.
"Darimana saja kamu? Jam segini baru pulang?"tanya papa sifa dengan pandangan yang masih betah menatap layar laptop.
"Jalan jalanlah pa, ama niko cs, lagian kan ini masih sore, coba aja kalo niko gak ngajakin pulang pasti nanti jam 10 sifa pulang pa. Niko anak baik kan pa?"ucapnya sambil mengembangkan senyum tipis disudut bibirnya.
"Kamu itu, papa sudah putuskan untuk menikahkan kamu dengan rangga anak klien papa"jelas papa yang sekarang menatap intens pada putri tersayangnya.
"Siapa yang suruh main jodoh jodohin sih pa? Belum tentu sifa mau kan? Lagian sifa juga pernah bilang kalau sifa itu hanya akan menikah dengan niko"ucapnya dengan santai.
"Sayang kamu tidak boleh seperti itu" ucap mama sambil membawa sebuah sup dan ditruhkannya dimeja.
"Hah. Sifa udah gak niat makan ah, pokoknya sifa gak akan pernah mau dijodohin sama dia"
Sifa pergi meninggalkan orang tuanya dan berjalan menuju kamar.
"Pa, percuma saja papa berbohong soal perusahaan papa mempunyai hutang pada mereka, akhirnya tetap sajakan seperti ini jadinya"ucap mama saat sifa sudah masuk kamar.
"Mau gimana lagi keluarga Hermawan adalah teman bisnis papa yang baik, mereka yang membantu perusahaan papa"balasnya.
Di kamar sifa hanya diam ingin tidur dia merasa belum mengantuk dan dia tidak peduli dengan cacing diperutnya karena dia sudah sangat kenyang hari ini.
Dengan usaha, ia membuat dirinya tidur hingga benar benar kelopak matanya terpejam.
******
Pagi yang cerah dan matahari pagi itu membuat asifa merasa terganggu, ia bangun sambil mengucek matanya lalu melihat jam dindingnya menunjukkan pukul 06.00
"Hah, udah jam enam, aku masih ngantuk sekali"rengeknya saat ia mencoba berdiri entah kenapa tiba tiba ia merasa pusing mungkin efek karena ia belum makan semalam.
"Ah, sial banget sih gue. Pusing segala lagi"
ia terus berjalan menuju kamar mandi berharap bahwa pusingnya akan sembuh setelah mandi.
"Sifa ayo cepet banggg...un, loh mana anaknya?"ucap mama saat membuka pintu dan melihat di ranjang anaknya sudah tidak ada orangnya hanya kamar yang berantakan.
"SIFA DI KAMAR MANDI MAA" teriak sifa dari dalam
"Tumben jam segini udah mandi, biasanya masih molor kayak kebo"batin mama sambil keluar kamar.
Di ruang makan mama sedang menyiapkan kopi untuk papa dan papa seperti biasa membaca komik dewasa, eh koran maksudnya. Sifa menuruni tangga berjalan pelan dengan wajah pucat.
"Tumben jam segini udah siap kamu? Wajah kamu kenapa fa kok pucet gitu sih?"tanya mama
"Mau jadi hantu ma nanti di sekolah"ucap sifa asal
"Kamu itu kalo ditanya jawabnya yang bener dong"tegas papa
"Iyaa,, sifa lagi demam kayaknya, tapi sifa kuat kok tenang aja"ucap sifa sambil mengambil roti.
"Mau dianterin ama rangga nggak?" tanya mama
Uhuk
Uhuk
"Apaan sih ma, maen suruh suruh orang aja ngerepotin tau"ucap sifa saat tadi tersedak dengan rotinya sekarang memakannya lagi
"Enggak ngerepotin kok, lagian sekalian bisa ke kantor"ucap seorang laki laki dengan suaranya yang khas
"Eh nak rangga udah dateng ya?"tanya mama
"Udah kok tante"
"Sifa berangkat sendiri aja ma,pa"setelah mengucapkan itu sifa ingin berjalan menuju pintu tapi tangannya ditahan oleh seseorang.
"Gue akan nganter lu berangkat sekolah, muka lu pucet gitu"bisiknya ditelinga sifa, membuat sifa diam seperti patung tapi wajahnya datar datar saja.
"Gue gak butuh bantuan elu, ngerti!!"balas sifa dengan bisikan juga.
Tin
Tin
Suara klakson sepeda motor dari luar terdengar membuat sifa dan ketiga orang itu menoleh pada arah pintu, mungkin bukan hal aneh untuk sifa dan kedua orang tua sifa tapi menjadi hal pertama bagi laki laki yang masih setia memegang tangan sifa.
"Tuh kan, dia udah dateng jadi gak perlu dianterin sama dia ma, pa"ucap sifa. Menepis tangan rangga lalu sifa berlari keluar tanpa mengucapkan salam pada semua orang.
Sedangkan rangga mengikuti sifa keluar untuk melihat siapa yang menjemput sifa
"Pagi sayang"ucap niko "sayang kamu kok pucet sih sakit ya? Kalo sakit ngapain sekolah ijin aja, gimana?"tanya niko khawatir dan menaruh punggung tangannya dikening asifa.
"Gue baik baik aja kok, nanti sampek sekolah juga sembuh" sifa naik motor sambil memeluk punggung niko
"Yah, tau gini gue tadi bawa mobil beb, yaudah deh kalo gitu yang rapet ya pegangannya nanti lu jatuh lagi, gara gara pusing"
Bugh
"Aaww, sakit kali sif, elu mah gak sayang ama gue"rengek niko setelah helmnya tadi dipukul oleh sifa
"Ini udah setengah tujuh niko, lu mau telat, hah?"ucap sifa sambil memakai helm yang diberikan niko setelah dipukul tadi.
Tanpa banyak bicara lagi niko dan sifa meninggalkan pelataran rumah sifa. Di balik kejadian tadi rangga melihat dan mendengar semuanya di pintu dengan menahan marah dan mengepalkan tangan untuk tidak emosi.
Apa elu udah ngelupain gue? cinta elu udah ilang buat gue? elu udah hapus nama gue dari hati elu? gue mohon sif jangan pernah elu lupain gue, karena gue gak bakal mau kehilangan elu lagi.
To be continue

KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
FanfictionSeorang gadis yang ceria dengan keunikan yang ia punya. Tapi kehidupannya tidak sesuai dengan sifatnya yang ceria, ia harus mengalami cinta segitiga dan harus memilih salah satu dari mereka Ia harus memilih untuk kembali ke masa lalu atau lebih bai...