Bimbang

16 2 2
                                    

Author pov

Sunyi yang ia rasakan, padahal sekelilingnya penuh dengan orang yang berlalu lalang dan lampu lampu yang terang, yah asifa sedang berada di pasar malam bersama niko dan kedua temannya tapi hatinya terasa sepi, bingung, dan sedih, benar ia sedang memikirkan perkataan papanya tadi.

Flashback

Hening tanpa ada suara sifa dan kedua orang tuanya sekarang berada di ruang tamu. Sifa menatap kedua orang tuanya bingung, pasalnya papa dan mama dari tadi berdebat untuk mengatakan atau tidak, entahlah apa yang ingin dikatakan.

"Pa, katanya ingin bicara sama sifa kok dari tadi diem? Emangnya apa sih yang ingin diomongin?" ucapnya membubarkan keheningan.

"Ouh itu sayang, papa ingin mengatakan sesuatu"papa menghela napas pelan untuk melanjutkan perkataannya
"To the point aja ya, papa ingin kamu menikah dengan anak rekan bisnis papa, yah dia memang masih muda tapi dia sudah jadi CEO dia bertanggung jawab dan dia..." belum sempat papanya melanjutkan sifa sudah memotong pembicaraan papa.

"Sifa gak mau dijodoh jodohin, lagian ini bukan di zaman Siti Nurbaya!"tegas asifa sebelum melanjutkan perkataannya asifa mengambil nafas lalu menghembuskannya kasar "dan lagi niko orang tuanya juga mempunyai perusahaan yang besar dia juga akan menjadi seorang CEO jadi kenapa harus dengan orang lain pa?"tanya sifa

"Sifa sayang, jika kamu gak mau gak apa apa kok, iyakan pa?" tanya mama

"Gak bisa sifa kamu harus mau, karena.."

"Karena apa lagi pa? Karena perusahaan itu bisa menguntungkan buat papa?"ucapnya sambil menahan emosi

"Karena bila tidak mereka akan membuat perusahaan papa bangkrut, perusahaan papa mempunyai hutang pada perusahaan mereka, andai papa bisa mempertaruhkan semua yang papa miliki papa juga tidak akan membuatmu menikah dengan anak mereka, papa rela tinggal di jalanan asalkan kalian berdua bahagia, tapi papa akan sedih jika melihat kalian sengsara"ucap papa panjang lebar

Sifa menatap papa dan mamanya bergantian ia tetap menangis

"Tapi aku gak mau meninggalkan niko ma,pa dia orang yang sifa sayang pa.." sifa tidak sanggup mengatakan lagi rasanya tenggorokannya tidak ingin meneruskan perkataannya karena akan memperpanjang masalah

Di kamar sifa bersiap untuk keluar jalan jalan dengan teman temannya dan tidak ingin jauh memikirkan hal yang tadi ia dengar. Saat ia keluar mama memanggil sifa tapi sifa tetap tidak menghiraukan panggilan itu.

Flasback off

Di sinilah sifa berada dimana sekarang ia sedang naik komedi putar sambil melamunkan perkataan papanya tadi.

"Woi, elu kenapa diem sih, bisanya juga cerewet?"ucap michel yang duduk disebelah tunggangan milik sifa.

"Eh niko lu apain tuh temen kesayangan gue?"ucap ferly yang berada di samping niko.

Niko hanya mengangkat bahunya pertanda dirinya juga tidak tahu, karena mulai ia ditelpon sifa untuk menjemputnya sifa hanya diam dan melamun, entah apa yang difikirkan asifa.

Setelah mereka selesai bermain komedi putar, mereka berjalan menuju tempat lain.

"Heh, lihat deh ada monyet terbang naik becak"ucap sifa sambil nunjuk ke atas dan dengan bodohnya mereka bertiga ikut melihat dan berkata

"MANA"ucap mereka bertiga serempak

HAHAHAHA

suara tawa membuat ketiga orang itu melihat kearah sifa yang sedang asik tertawa.

"Haa, ogeb semua lu pada, mana ada coba monyet terbang pake becak, pinter dikit lah, haha"canda sifa yang masih tertawa sambil memegang perutnya.

Tanpa sifa sadari michel dan ferly menatap dirinya dengan tatapan sengit sedangkan niko tersenyum melihat kekasihnya itu sekarang tertawa seperti biasanya.

"SIFAAA"ucap michel dan ferly bersamaan untung saja suasana di pasar malam sedang rame ramenya bila tidak mungkin benda yang ada di depan mereka melayang di muka mereka.

"Lucu ya?begoin temen lucu"sindir ferly

"Sifa peak, sayangku"panggil niko membuat sifa dan kedua temannya juga menoleh

"Kamu mau ikut monyetnya terbang?"tanya niko sambil menatap sifa geram

"Terbangin ama becaknya tuh biar gak lemot kayak ferly sekalian yang jauh"celetus michel dan dapat pelototan dari ferly

"Apa"ketus michel pada ferly

"Ikut gue yok"

"Kemana?"

"Ke tugu monas, GUE GANTUNG LUU"ucap ferly

"Eh napa elu sih yang sensi, lagi pms ya situ?" ucap michel dan dapat tatapan permusuhan di mata ferly ia langsung berlari pergi dan terjadilah aksi nguras keringat.

Jangan lupakan bahwa masih ada dua orang yang masih setia saling tatap tatapan.

"Pilih mana?"ucap niko

"Pilih terbang bersamamu"balas sifa sambil menatap niko

"Kok sama aku? Kenapa gak ama becak seperti kata michel?"tanya niko lagi.

"Kan biar lebih ekstrim aja"jawab sifa polos

Sifa berjalan mendekat ke niko lalu menggandengnya untuk ikut bersamanya saat mereka sampai di depan penjual ice cream niko paham kenapa sifa membawa niko kesini.

"Mau yang apa?" tanya niko

"Yang biasa dong" balas sifa sambil celingak celinguk mencari tempat duduk dan sifa menemukan tempat duduk yang dekat dengan taman bermain anak anak.

"Gue tunggu elu di sana ya?"ucap sifa sambil menunjuk tempat yang dimaksud dan dibalas anggukan oleh niko tak ingin lama lama sifa langsung berlari ke sana.

"Ini"niko menyodorkan ice cream vanila bercampur coklat untuk sifa.

"Makasih, tapi kok cuman satu sih, kamu gak beli ya?" tanya sifa yang melihat niko hanya membawa satu ice cream.

"Engga, pulang yuk Udah malam takut elu nya dimarahin"ajak niko

"Kok pulang sih kan masih jam 9"balas sifa

"Udah ayok"niko menarik sifa dan mengajaknya berjalan menuju tempat motor niko di parkirkan.

"Hlah, dua kunyuk gimana dong?"tanya sifa

"Biarin aja biar nanti gue line mereka"ucap niko

Saat ini asifa dan niko berada di halaman rumah sifa.

"Cepet masuk sonoh"ucap niko

"Yakin nih nyuruh gue masuuk? Gak mau mampir dulu? Gak ingin.."ucap sifa terpotong

"Gak, gue mau pulang?"ucap niko

"Ya udah deh, ati ati elunya"setelah sifa berbicara niko langsung pergi meninggalkan pelataran rumah sifa.

"Assalamuallaikuuuumm"ucap sifa dalam rumah.

"Wallaikumsalaam" ucap orang di dalam.

To be continue...

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang