Part 12

49 2 0
                                    

Akhirnya niat untuk melanjutkan tidur pun gue batalkan. Rasa kantuk gue bisa dikalahkan dengan pemandangan indah dan udara sejuk di villa. Lagian ini udah sore juga.

Gue emang udah beberapa kali ke villa papanya Reski ini. Terakhir kali gue ke sini 2 tahun yang lalu, pas liburan juga. Walaupun hanya 2 tahun gue ga kesini, villa papa Reski banyak berubah. Kamar tempat gue biasa tidur juga pindah. Tapi walaupun begitu, taman favorit gue ga berubah. Taman yang asri dan meninggalkan banyak kenangan indah. Gue selalu nyaman berada di taman itu.

"Eh Rei, ayo siapin buat bakar-bakar nanti malem" ajak Reski.

"Iya, dapurnya dimana sekarang?" tanya gue.

"Dapur mah ga pindah Rei, yakali pindah" kata Reski.

"Mana gue tau" jawab gue ketus. Gue langsung menuju dapur yang lokasinya masih sama.

Reski mengambil alat panggang dan membawanya ke taman. Sedangkan gue bawa bahan-bahan untuk bakar-bakar nanti.

Gue bantu Reski nyiapin semuanya buat bakar-bakar nanti malam. Mulai dari nyiapin panggangan, areng, kipas sate, sampai bumbu-bumbunya biar nanti pas bakar-bakar ga ribet.

Mata gue beralih ke villa di sebelah villa papa Reski. Tanpa basa basi, gue langsung tanya Reski perihal villa itu.

"Sejak kapan ada villa di samping villa papa lo, Res?" tanya gue.

"Oh itu, iya itu villa baru. Kalo ga salah, villa itu baru jadi 6 bulan yang lalu"

"Lo kenal sama yang punya?" tanya gue lagi.

"Ehm, ngga. Setiap gue kesini, yang punya selalu ga ada. Bisa jadi liburan ini yang punya dateng ke villa-nya, bisa jadi juga ngga" jawab Reski seadanya.

Gue lanjut ngeliatin villa itu. Villa-nya ga teralu besar. Ga jauh beda sama villa papa Reski. Villa-nya bagus, kelihatan terawat walaupun kata Reski yang punyanya jarang disana.

"Yaudah lo mandi aja, nanti kalo udah baru bakar-bakar" kata Reski.

"Lo?"

"Gue mah besok pagi aja mandinya" jawab Reski sambil nyengir.

"Yee, dasar"

---

"Nih, arengnya udah gue panasin" kata Reski setelah gue selesai mandi.

"Ga sekalian lu yang bakar?" tanya gue.

"Enak aja"

"Enak lah kalo tinggal makan mah"

"Yee dasar! Nih, bantuin gue" kata Reski sambil ngasih gue beberapa tusuk sate yang udah ada sosisnya. Iya, kita bakar sosis, bakso, dan semacamnya aja biar ga terlalu ribet.

Pas banget ternyata Reski bawa speaker, seenggaknya suasana jadi ga sepi sepi amat.

Di tengah-tengah kita lagi bakar-bakar, ada cahaya lampu yang tiba-tiba menyorot ke jalan. Beberapa detik kemudian ada mobil yang lewat, sumber cahaya itu. Mobil itu berhenti di depan villa baru di dekat villa papa Reski dan keluar laki-laki dari pintu kemudi. Dia membuka pagar villa lalu kembali ke mobil dan memasukkan mobilnya.

Dari jauh, laki-laki pemilik villa itu terlihat masih muda. Kelihatan dari cara berpakaiannya, kayaknya dia seumuran kita.

Ga lama kemudian perempuan turun dari pintu lainnya. Mereka berdua memasuki villa itu sambil bergandengan tangan.

"Woi ini kenapa gini?!" teriak Reski tiba-tiba.

"Hah? Apaan?" tanya gue, bingung.

"Liat tuh" kata Reski sambil nunjuk ke sosis yang lagi gue bakar.

Admire from AfarWhere stories live. Discover now