Penguasa Kolonial di Tanah Sunda.

69 16 1
                                    


Kau manusia tak berhati
Makhluk tak berguna kau hukum mati
Menyeret insan bumi pertiwi
Menjadi bahan eksploitasi

Kaum Menak kau ajak diskusi
Begitu licik dirimu
Bahkan tak ada yang bersimpati
Tipu muslihat bak abu,
Sedikit terlihat namun tampak pekat

Bojong Kokosan, Bandung lautan api ,tempat turut berpartisipasi
Menjadi saksi akan tragedi
Perlawanan dari pribumi.

Palagan Bojong Kokosan
Menjadi tempat kebanggaan
Sebagai tanda penghormatan
Setelah perlawanan tlah dilakukan, dan kini nyawa menghadap Tuhan.
Akibat keserakahan penguasa kolonial yang tak kunjung usai.

Beribu makhluk  telah mati
Itu karena kau
Nafsu dan sifat bengis dari dirimu
Tak sadarkah kau?
Wahai penguasa durjana

Pergi...
Tak puaskah bertahun-tahun menjadi penyamun disini.
Jangan kembali lagi!
Jangan pernah kau injak kembali kaki!
Tidakkah kau rasakan perih?
Bila terjadi pada rakyat mu sendiri.
Aku mohon jangan ada pertumpahan darah lagi.

Cukup dulu... .
Kau jera para pejuang kami
Sadarlah diri
Wahai penguasa koloni.

Antologi Puisi (Goresan Garis-garis Juga Kata)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang