Aku membuka mataku, melihat sekelilingku, lalu tersadar bahwa diriku sedang berada diruang UKS. Perlahan, aku bangkit dari tidurku, lalu terduduk di ranjang UKS. Kepalaku terasa sedikit berat. Kulihat darah yang sudah berhenti mengalir dari pundakku dan lenganku.
Tapi ... siapa yang membawaku kesini?
Kepalaku terasa semakin berat dan sakit jika terus memikirkan sesuatu, jadi aku memutuskan untuk tidak berfikir panjang, lalu melangkahkan kakiku keluar ruang UKS.
Aku berjalan melewati koridor sekolah dengan perlahan akibat dari kepalaku yang masih terasa sakit. Koridor sekolah terlihat sangat sepi, tidak seperti biasanya. Sesampainya di ruang kelasku, langsung saja kulangkahkan kakiku menuju meja belajarku berada dan membereskan semua buku pelajaran kedalam tas. Ternyata sudah lama aku berada di ruang UKS, sehingga semua murid dikelasku sudah beranjak pulang.
Aku mulai menaikkan tas sekolahku ke punggungku, lalu kembali berjalan keluar kelas dengan perlahan. Kepalaku masih terasa sakit dan sangat berat, walaupun aku sudah beristirahat selama berjam-jam di UKS. Aku bahkan tidak tahu siapa yang membawaku ke ruang UKS dan menolongku dari penindasan siang tadi. Tapi untuk sekarang ini, aku idak ingin berfikir terlalu keras karena kepalaku yang masih terasa sakit.
Aku menghentakkan kakiku menuruni tangga, lalu seketika sebuah suara terdengar dari bawah loteng.
Aku terdiam sejenak, menghentikan langkahku. Jantungku mulai berdetak kencang, entah apa yang ada didalam pikiranku, tapi aku mempunyai firasat buruk sekarang. Aku merasa bahwa peristiwa buruk akan terjadi padaku, lagi.
Aku mulai melangkahkan kakiku mundur, tidak ingin menuruni tangga itu. Lebih baik aku melewati tangga yang berada di belakang sekolah agar tidak terjadi peristiwa yang tidak aku inginkan. Aku kembali menaikki tangga yang sudah setengah aku turuni tadi dengan perlahan, lalu tersentak tubuhku menyentuh sesuatu yang tidak aku ketahui. Aku mulai menghadap kebelakang, dan menemukan sebuah wajah yang sama sekali tidak ingin kulihat. Bahkan sungguh menyiksa bagiku hanya dengan mendengar namanya saja.
Tapi mengapa aku harus bertemu dengannya sekarang? Ini bukanlah waktu yang tepat untuk bertemu dengannya. Ini sangat menyiksaku.
"Kau ingin kemana, Hyeri-ku?" Suaranya yang berat itu kembali terdengar di telingaku, "Mengapa kau kembali naik keatas? Bukankah kau ingin pulang kerumah, Hyeri-ku yang manis?"
Aku menundukkan kepalaku, tidak berani menatapnya. Hal ini selalu kulakukan kepada semua orang yang ingin menindasku. Aku takut saat melihat wajahnya, aku takut dengan semua tindakan yang akan ia perbuat kepadaku nantinya. Banyak hal yang kutakuti saat aku melihat wajah mereka. Itulah alasan utama mengapa aku selalu menundukkan kepalaku kepada semua orang, bahkan semua murid yang berada di sekolah ini.
"Hei, mengapa kau terdiam? Kau membenciku?" Jaeho mulai melangkahkan kakinya mendekatiku. Jantungku berdetak semakin cepat saat ia mulai mendekatiku dan tersenyum setan kepadaku. Aku tidak mengerti dengan perbuatannya sekarang, aku bahkan tidak mengerti dengan maksudnya sekarang. Apa lagi yang ingin ia lakukan terhadapku?
Tubuhku mulai merinding akibat perbuatannya yang terus mendekatiku, sehingga aku hanya bisa melangkah mundur dan mundur agar ia tidak mendekatiku. Aku masih menunduk, tidak berani menatapnya.
"Kau tahu? Sekarang hanya terdapat kita berdua, lho," Tubuhku merinding hebat akibat perkataannya itu. Ia tersenyum lagi, dan tersentak tubuhku menyentuh tembok yang sangat keras ini.
Oh Tuhan,
Apa yang harus kulakukan sekarang?
"Hyeri-ah," Panggilnya lagi, "Aku akan menghentikan semua ini, asalkan kau menjadi pacarku."

KAMU SEDANG MEMBACA
Afraid // [Kim Taehyung BTS]
FanfictionMengapa mereka selalu menindasku? Mengancamku? Bahkan menerorku? Aku tidak tahu apa maksud dari perbuatan mereka terhadapku. Dulu, aku tidak pernah merasakan hal sesakit ini di sekolah. Tapi semenjak kejadian itu, semua teman-temanku selalu menindas...