9 - The best feeling of happiness

2K 382 20
                                    

The best feeling of happiness is when you're happy because you've made somebody else happy.

-unknown

Rama

Rama tengah memandangi bagian atas rumah kos yang menurutnya terbilang tua saat derik pintu pagar mulai terdengar. 

Di baliknya, Gita terlihat memandang ke berbagai arah seolah memastikan sesuatu sebelum akhirnya keluar dari kosannya.

Gita mengenakan sweter kuning favoritnya lagi. 

Mereka bertukar pandang sejenak sebelum gadis itu melarikan pandangan ke arah lain seperti menghindari berlama-lama berpandangan dengan Rama.

"Kamu ke mana saja?" tanya Gita terlihat cemas. Keningnya dipenuhi kerutan dan setitik keringat turun dari dahinya.

"Aku isi bensin di depan sebentar," jawab Rama

Sekilas Rama bisa menangkap bagian atas rambut Gita sedikit basah. Aroma sabun yang lembut menyertai kehadiran Gita.

"Hey! Sudah siap untuk kencan kita?" tanya Rama dengan penuh semangat berusaha mengusir suasana yang entah mengapa terasa tegang di antara mereka.

Gadis itu berbalik kemudian bergerak cepat ke bagian belakang motor Rama.

"Sudah kubilang berhenti menyebut apa yang kita lakukan ini sebagai kencan."

Rama tertawa lagi. Menggoda Gita memang selalu menyenangkan. Tidak lama setelah beban tubuh Gita terasa, Rama mulai melajukan motor dengan sedikit berlebihan saat memutar gas. 

Di belakang Rama, tubuh Gita berguncang hebat. Sebuah tinju penuh tenaga menghantam punggungnya.

"Sekali lagi kamu melakukan itu, aku akan melompat turun dan kamu pergi saja menonton dengan monyet!" teriak Gita frustrasi.

"Jadi kamu menyetarakan dirimu dengan...?" ucap Rama sambil terkikik dan kembali memutar gas namun lebih halus, cukup untuk membuat tubuh penumpang yang dibawanya terguncang.

"Rama!" pekik Gita sambil memukul-mukul bahunya berulang.

Tawa Rama kembali berderai bersamaan dengan doa roda yang terus berputar di bawah mereka.

**

Sejak memasuki salah satu mal terbesar di Jakarta, Rama beberapa kali menangkap bagaimana Gita memperhatikan dengan saksama orang-orang yang melintas di depannya. 

Sesekali ia menghilang dari samping Rama dan saat berbalik gadis itu ternyata sedang mematut diri pada cermin raksasa di depan pelataran toko.

Saat mendapati dirinya tertangkap basah, Gita buru-buru menyusul Rama.

"Tumben kamu memperhatikan penampilanmu?"

Gita tidak menjawab namun justru memberengut kesal tidak peduli. Kini saat berdiri di depan podium di mana orang-orang memilih film dan popcorn, Gita terlihat mengamati dengan cermat satu per satu informasi yang tertera pada layar.

 Rama tidak kuasa menahan rasa geli yang menggelitiknya. Gita tampak seperti gadis kecil yang kelewat bersemangat karena balon-balon berwarna-warni di depannya.

"Sudah menentukan mau nonton yang mana?"

Gita menggelengkan kepala perlahan.

"Kamu sendiri mau nonton yang mana?"

"Terserah."

"Yakin semuanya terserah kepadaku?"

Melihat Rama mengangguk, bukannya memekik senang, Gita justru mengembuskan napas sambil menatap Rama sebal.

Side by Side [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang