Apologizing doesn't mean you're right or wrong, it just means you value your relationship more than your ego.
-unknown
Gita
Meski sampai di kantor tepat waktu, Gita tidak merasa lega. Wajah kecewa Rama saat Gita berlari meninggalkan pemuda itu melekat jelas di kepalanya.
Andai saja ia bisa mengalah sedikit saja untuk duduk lebih lama, mungkin ia tidak perlu merasa bersalah seperti ini.
Ia dan Rama itu mungkin hanya akan menghabiskan waktu tidak sampai lima belas menit untuk menyantap makan malam. Tentu masalahnya hanya sebatas pada datang terlambat ke kantor jika ia mengambil pilihan satu itu.
Berkat Gita, malam yang diam-diam diakui Gita sebagai kencan pertama mereka berakhir mengenaskan.
"Gita?"
Panggilan Ibu Lasmi membuat Gita mengerjapkan mata.
Tanpa ia sadari, Bu Lasmi sudah berdiri di samping mejanya. Melihat Gita tidak mendengarkan panggilan pertamanya, supervisornya mengembuskan napas dengan kedua tangan terlipat di depan dadanya.
"Kamu sebenarnya sedang memikirkan apa?"
Dilihatnya, Lala ikut mencuri pandang ke arah mereka. Gita sedikit bersyukur malam ini Jessica mendadak tidak masuk dan tidak perlu menyaksikan momen memalukan ini.
"Maaf. Tadi saya sedang memikirkan sesuatu," aku Gita sambil merutuki dirinya.
"Akhir-akhir ini kamu jadi sering melamun. Ini lihat, ada tiga kesalahan yang terlewat oleh kamu," ucap Ibu Lasmi sambil menunjuk ke arah lembaran pekerjaan yang baru Gita selesaikan sepuluh menit lalu.
Gita menunduk, memilih untuk memusatkan perhatian pada lembaran yang ditunjukkan Bu Lasmi dibanding harus bertatapan dengannya.
Bu Lasmi belakangan menjadi lebih ketus. Gita bertanya-tanya apakah semua ini ada hubungannya dengan insiden yang terjadi di antara ia dan Lala tempo hari.
"Git. Git. Masalah di luar kerjaan, ya jangan dibawa sampe ke kantor," seru Bu Lasmi.
Dilihatnya Lala sekali lagi. Saat mereka bertemu pandang, gadis itu buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah lain dengan gelisah.
Gita berharap dugaannya salah. Jika tidak, maka artinya seluruh isi ruangan ini sudah bergabung ke tim Jessica.
"Diperiksa lagi. Kita cuma punya kurang dari satu jam sebelum semuanya naik cetak," katanya sambil meletakkan lembaran itu di meja Gita sebelum melangkah pergi.
Gita mengangguk dan berjanji dalam hati bahwa pikiran-pikiran mengenai Rama dan kencan mereka hari ini akan ia lanjutkan nanti.
Saat hendak pulang kantor, Gita dikejutkan dengan Lala yang tiba-tiba saja mendatangi mejanya. Gadis itu menggeser sebuah kartu undangan ke hadapan Gita dengan menatapnya ragu-ragu.
"Maaf ya, Kak. Soal yang waktu itu. Ini ... kalau bisa kakak datang dengan pacar kakak yang waktu itu. Eh ... maksudku dengan teman Kak Gita waktu itu," ucap Lala disertai kepanikan yang berusaha keras disembunyikan gadis itu.
Melihat Lala berusaha memperbaiki hubungan di antara mereka, kata-kata Rama kembali tergiang-ngiang di kepala Gita.
"Kamu hanya perlu tersenyum sedikit saja untuk menghindari kesalahpahaman yang sebenarnya tidak perlu."
Gita melakukannya kali ini, berusaha menyungging senyuman ke arah Lala. Gita tidak bisa membayangkan seaneh apa wajahnya sekarang.
Melihat Lala tersenyum lega ke arahnya sekarang membuktikan kalau Rama benar. Gita berutang terima kasih kepada Rama untuk hal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Side by Side [SUDAH TERBIT]
ChickLit"Tapi apa sebenarnya yang harus kamu lakukan untuk memenangkan taruhannya?" "Gampang. Kita hanya harus berpacaran." Bagi Rama, masa kuliah adalah masa-masa penuh kebebasan dan waktu untuk bermain-main sepuasnya. Sementara bagi Gita justr...