Chapter 3

66.7K 6.7K 142
                                    

[Arsyaf pov]

Hari ini gue sebel banget! Kebayang nggak sih rasanya jadi gue? Celana lo tiba-tiba melorot di depan khalayak ramai terus lo difitnah pakek boxer pink polkadot? Rasanya gue pengen mati aja. Ini semua gara-gara si RAYAP, cewek cetar! Mulai sekarang, gue harus menyusun rencana agar gue bisa membalas semua penghinaan si Rayap nggak jelas itu. Tapi....gimana caranya ya?

***

"MAMA......." teriak gue saat membuka pintu rumah.

"Ya ampun Arsyaf! Bukannya salam malah teriak-teriak. Emangnya ada apa sih?" Tanya Mama.

"Pokoknya ini semua gara-gara mama!"

"Maksud kamu apa, Syaf?"

"Iya. Gara-gara mama, aku sekarang di bully temen-temen satu sekolah!"

"Lho kok bisa?" Mama gue kelihatan kaget.

"Kalau aja mama nggak salah nyiapin barang-barangku buat diklat, mungkin sekarang aku nggak akan di bully!"

"Kok bisa mama yang salah?" Tanya mama yang masih belom nyadar.

"Iya. Kemarin mama salah taruh celana papa ke ransel Arsya," papar gue.

"Terus?" Yaaaa elah, nyokap gue malah meringis.

"Terus pas Arsyaf di suruh Pak Bambang benerin lampu, akhirnya tuh celana jadi kedodoran alias melorot!"

Hahahahahaha..... AMPUN DAH NYOKAP GUA! Bukannya malah prihatin malah tertawa geli.

"Itu berarti salah kamu sendiri, Syaf!" Kata mama.

"Kok bisa salah Arsyaf?"

Mama mengulum tawa. "Kalau kamu udah tau celana itu ketuker sama celana papa, ngapain juga masih kamu pakai?"

Plaaaak gue nge-jitak kening gue sendiri. Kalau dipikir-pikir, bener juga kaya nyokap gue. Ternyata gue yang bodoh. Dan alhasil dari kebodohan gue, gue harus menanggung malu SEUMUR HIDUP!

Tunggu! Kalau gue pakek celana papa, berarti sekarang papa di Bali pakek celana siapa dong? Oh, tidak! Pasti papa pakek celana gue! AMPUN DAH!!

Kriing....Kriiing....Kriiing....
Suara ponsel mama berdering nyaring. Mama langsung buru-buru mengangkatnya.

"Halo, Ma!" Terdengar suara papa. Rupanya hape mama nggak di silent.

"Ada apa, Pa?" Tanya mama.

"Ini celana kok sempit banget ya?" Tanya papa dengan lugunya.

Gue dan nyokap gue yang saat itu ada di rumah saling memandang. Kemudian tak lama setelah itu kami tertawa bareng.

"Lho kok malah ketawa?" Tanya papa keheranan.

"Iya. Maaf, pa. Mama keliru packing. Celana yang papa bawa itu ternyata celana Arsyaf, pa."

"Terus Arsyaf gimana? Berarti pas diklat dia pakek celana papa dong?"

GILAAAAK! Percakapan apa ini? Kenapa papa malah nanyain itu? Kan udah jelas gue bawa celana papa.

"Ya gara-gara itu, Pa! Arsyaf jadi....." sebelum mama melanjutkan apa yang ada di pikirannya, gue langsung rebut tuh hape dari tangan mama.

"Udah ya, Pa! Daaaah!" Langsung aja gue akhiri telepon dari papa.

Nggak lucu kan kalau papanya si Rayap itu tau? Secara bokap gue itu mitra kerja bokapnya si Rayap. Dan sekarang, bokap gue ama bokapnya si Rayap lagi nge-trip ke Bali. Bisa-bisa tingkah si Rayap makin ngeselin di sekolah.

Note : Chapter 3 ini memang 100% imajinasi gue yang liar-liar nggak jelas. Oh iya, kalau suka dengan cerita ini, tolong komen dong.....pliiiis! Jangan jadi silent reader ya.

FEMME FATALE / CEWEK CETARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang