Chapter 57

32.5K 3.1K 7
                                    

[Raya pov]

Sahabat rasa pacar. Pacar rasa sahabat. Ya! Begitulah hubungan gue dengan Arsyaf. Masih tidak ada yang tau tentang hubungan kami berdua selain kita sendiri. Oh iya! Tuhan juga tau sih! Hehehe maap lupa.

Setelah jam terakhir selesai, gue pun keluar kelas untuk pulang. Betapa terkejutnya gue ketika melihat sekitar 10 sampai 11 cowok lagi lari-lari lapangan di tengah terik sinar matahari. Dan tiga di antaranya orang terdekat gue. Ya! Siapa lagi kalau bukan Arsyaf, Renan, dan El.

"Gue yakin mereka nggak bakal kapok kalau cuma dihukum kayak begitu!" Celetuk Lea.

"Memangnya mereka salah apa?" Gue penasaran.

"Mereka ketahuan ngerokok di belakang halaman sekolah!"

"Ha?" Mata gue mendelik kaget. "Kok bisa? Kok bisa mereka merokok berjama'ah sih?"

Lea mengangkat bahu. "Nggak tau! Emang dari sononya mungkin!"

Gue masih terhenti di tempat gue berdiri. Lea melanjutkan langkah. Tapi kemudian dia juga berhenti ketika sadar gue nggak berjalan di sampingnya. Dia menoleh.

"Lo nggak pulang?" Tanya Lea.

"Enggak! Gue mau nungguin sahabat-sahabat gue."

"Ya udah! Gue duluan ya!"

Gue mengangguk. "Iya. Lo duluan aja!"

Lea pun pergi duluan. Sementara gue masih menunggu hukuman sahabat-sahabat gue selesai. Tak terasa sudah satu jam gue menunggu sembari membaca buku. Akhirnya hukuman mereka selesai juga. Gue pun menghampiri mereka yang terkapar loyo di atas lantai koridor sekolah.

Gue berdecak. "Kalian ini kok bisa-bisanya merokok di sekolah sih?" Omel gue sambil geleng-geleng.

"Apaan sih, Mak! Gangguin orang tidur aja lo!" Renan menimpali.

"Emangnya kalian nggak takut kena impoten apa?! Entar itunya jadi lemes lho!" Celetuk gue asal.

Mereka bertiga langsung terbangun kaget sambil melotot tajam ke arah gue seolah masih nggak percaya apa yang baru saja gue katakan.

"Huuus! Masih balita kok ngomongnya gitu?" Ucap Renan marah. Gue jadi kicep.

"Dia bayi Tong Tong, Ren!" Tambah El.

"Dia adiknya bayi!" Lanjut Arsyaf.

"Adiknya bayi? Apaan tuh?!" Renan tampak keheranan.

"Iya! Dia tuh masih zigot!" Sahut Arsyaf ngawur.

Wuaahahahaha.... Renan dan El pun tertawa lepas tak terkendali. Mereka bahkan menggeprak-nggeprak lantai. Gue hanya bisa mendengus kesal.

"Lo itu masih kecil! Nggak usah bahas yang aneh-aneh!" Ujar El sambil mengelus-elus rambut gue.

Arsyaf langsung bertindak. Ia dengan sigap menyingkirkan tangan El dari rambut gue. El menatap Arsyaf penuh tanya.

"Rambutnya dia bau, El! Entar lo malah kena iritasi!" Kata Arsyaf.

Nggak tau gimana, gue bisa tau kalau Arsyaf lagi cemburu saat rambut gue dielus sama El. Dia lucu juga ya! Dia nggak mengekspresikan kecemburuannya melalui kekerasan malah mengekspresikannya dengan kekonyolan.

"Iya! Mak Lampir nggak pernah keramas! Sampai-sampai rambutnya jadi gimbal!" Tambah Renan.

Mereka lagi-lagi membuat gue sebagai bahan olokan. Tapi gue nggak bisa melakukan apa-apa kecuali mendengus kesal.

Note  : vote dan bintang ya guys!

FEMME FATALE / CEWEK CETARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang