PERJANJIAN

834 19 0
                                    


Ryan P.O.V

Tiba-tiba senyumku tertahan, ada apa dengannya? Semudah itukan dia mengucapkan kalimat itu. Kalimat yang membuat jantungku rasanya teriris. Dia tidak mencintaiku. Apa dia mencintai orang lain. Aku langsung memotong perkataanya agar dia tidak lebih jauh menyakitiku. Setelah itu, Aku langsung berdiri sambil tersenyum, meletekkan kartu namaku, lalu pergi meninggalkan dengan tanda tanya.

Aku berjalan keluar dari cafe itu. Aku tidak tahu kenapa sikap dan perkataanku seperti itu pada Ara. Ya Ara gadis yang sejak pertama kali dia lihat selalu membuat jantungnya berdebar kecang. Ada rasa sesak didadanya ketika mendengar perkataan Ara tadi.
'Kau tidak mencintaiku, Aku juga tidak mencintaimu' kata-kata itu tak pernah hilang dari ingatannya. Bahkan sampai dia dirumahnya, berada dikamarnya dan ingin beristirahat. Ketika dia berusaha memajamkan matanyapun, banyangan dan perkataan Ara selalu mengganggu fikirannya.

Thiara Brownd, cewek bermata coklat, dengan senyuman manis. Dia telah membuat seorang Adryan Kahfi tidak bisa berhenti memikirkannya. Mungkin sekarang dia belum mencintaiku. Tapi Aku yakin suatu hari nanti dia akan jatuh cinta padaku.

Dan satu-satunya cara adalah dengan menikahinya. Dengan begitu berlahan-lahan aku bisa memilikinya. Ya Aku tahu ini tidak adil bagi Ara, dia harus menikahi lelaki yang tidak dicintainya. Aku tidak mau kehilangannya. Aku ingin memilikinya. Hmm, Aku tersenyum, seorang Adryan Kahfi tidak pernah tidak mendapatkan apapun yang dia inginkan. Apa yang dia inginkan, akan dia dapatkan. Harus katanya. Sepertinya Aku sudah mulai terobsesi denganmu Ara. Dia lalu memejamkan matanya dan mencoba untuk tidur.

☆☆☆☆☆

"Alia" Aku mendengar namaku dipanggil. Aku mencari sumber suaranya. Kak Ario, ya kak Ario, kakaknya Ara yang dari tadi memanggil-manggil namaku.

"Kakak mau jemput Ara ya??. Bukannya tadi Ara bilang ada janji dengan Daddy sehabis pulang kerja. Apa Ara gak bilang dengan kakak??" Tanyaku dengan heran.

"Ya ampun iya ya, kakak lupa kalau Ara udah ada janji sore tadi". Aku mengangguk menyetujui perkataan kak Ario.

"Kenapa kakak bisa lupa ya??." Aku hanya bisa tersenyum mendengar perkataan kak Ario. "Terus Alia sendiri kenapa belum pulang udah malam begini?." Tanya kak Ario.

"Hmm, biasa Kak ada pekerjaan yang harus Alia selesaikan hari ini juga. Jadi mau gak mau harus pulang malam". Aku menjelaskan panjang lebar.
"Apa mau langsung pulang atau ada janji lain?" Tanya kak Ario menyelidik.
"Oh itu Kak, Alia mau mampir sebentar membeli makan malam, habis itu baru balik ke apartemen. Soalnya kalau udah sampai apartemen malas untuk keluar lagi". Kataku sambil melihat kak Ario.

"Jadi Alia pulang sendiri atau ada yang jem...put??" Belum selesai kak Ario bertanya langsung aku berkata. "Kalau kakak gak sibuk dan gak ada janji, bisa Alia minta tolong antarkan pulang. Sebagai gantinya Alia traktir makan malam deh." Kataku sambil memelas.
"Ya udah kakak antar pulang." Aku langsung masuk ke mobil.

Kami berjalan menyusuri kota menuju ke daerah apartemenku. Malam ini jalanan tidak begitu macet. Mungkin karena sudah agak larut malam jadi jalanan sepi.
"Masuk kak." Aku membuka pintu dan mempersilahkan kak Ario masuk.
"Duduk kak, biar Alia ambil piring dan air untuk kakak." Kataku sambil menuju kedapur apartemen.
"Al" Aku mendengar suara kak Ario memanggilku.
"Ya kak" jawabku sambil berjlan dari dapur menuju ke ruang tamu membawa air dan piring.
"Ayo kak, kita makan Alia udah lapar banget." Kataku sambil membuka nasi lalu menyantapnya dengan lahap. Malam itu kak Ario makan malam denganku. Walaupun hanya makan malam sederhana, tapi bisa membuatku sedikit senang.

☆☆☆☆☆

Aku pulang dengan taksi, ya cowok yang Daddy bilang sangat bertanggung jawab itu meninggalkan Aku sendirian di caffe. Tanpa perduli Aku pulang dengan siapa. Aku kesel dan tanpa sengaja membanting pintu.
Gubrak....  Daddy dan Mommy yang berada diruang tengah sangat terkejut mendengar suara itu.

"Hai princess, udah pulang kamu sayang" sapa Mommy dengan lembut.
"Hmm udah Mom, Ara udah pulang." Jawabku dengan malas.
"Ryan mana? Kok gak disuruh masuk dulu, singgah sebentar jumpai Mommy dan Daddy gitu." Kata Mommy sambil membelai rambutku dan menciumku.
"Ara lelah Mom, bisa kita lanjutkan saja besok?." Tanyaku sambil berjalan menuju kamarku.
"Oh.. ok Princess, kalau kamu lelah istirahatlah. Besok kita lanjutkan lagi." Kali ini Daddy yang menjawab pertanyaanku.

Aku langsung masuk kekamar. Membuka lemari, mengambil pakaian tidurku lalu masuk kekamar mandi dan mandi air dingin. Selesai mandi Aku merebahkan badanku di tempat tidur, berharap bisa tidur secepatnya. Ya malam ini Aku mau tidur nyenyak, mengingat besok adalah hari sabtu, dan itu hari libur bagiku, jadi Aku bisa bangun sedikit agak siang. Ya inilah alasanku mengapa aku tidak mau bekerja di perusahaan yang Daddy dan kak Ario jalankan. Karena setiap akhir pekan, mereka pasti mempunyai event-event yang harus dikerjakan.

Belum matakau terpejam aku teringat akan seseorang. Ya Adrian Kahfi, Aku harus menelponnya malam ini juga. Aku mengambil telpon genggamku, ,emijit nomor yang tertera dikartu nama yang sempat dia berkan padaku. Belum sempat Aku memijit tombol telpon, Aku lalu berfikir, lebih baik Aku mengirim lesan singkat saja, kataku.

"Besok jumpai Aku di You And Me Resto jam 11 siang.

Thiara."
Aku langsung mengirim pesan tersebut.

Tak menunggu lama, Akupun menerima balasan dari pesanku.

"Oke" jawabnya singkat dan padat.

Setelah menerima jawabannya, Aku merebahkan badan, berusaha untuk tidur. Karena besok, Aku akan menjalani hari yang panjang.

☆☆☆☆☆

Aku sampai di resto tepat pukul 11 siang. Aku langsung menuju tempat duduk yang biasa aku tempati. Ya resto ini tiap sabtu Aku kunjungi untuk makan siang sebelum melihat panti asuhan yang dikelola oleh keluargaku. Aku yang bertanggung jawab langsung dipanti ini. Tapi karena Aku bekerja, Aku hanya bisa mengunjungi panti yang di beri nama 'Thiara Basecamp' ini satu minggu sekali, ya namanya cukup modern dibandingkan panti yang lain. Itu karena Aku ingin mereka anak-anak panti ini, meresa ada dirumah bukan di panti. Nama yang diambil dari namaku Thiara Brownd.

Aku duduk sambil melihat tanganku jam 11 tepat, tapi belim ada tanda-tanda kedatangan si pangeran angkuh itu. Pelayan menghampiriku sambil tersenyum manis. "Seperti biasa nona??" Aku hanya tersenyum mengiyakan jawabannya. Ya karena Aku sudah cukup sering kemari. Mereka sudah tahu kesukaanku.

Makanan yang kupesan sudah terhidang di meja. Jam sudah menunjukan pukul 11.30. Aku tidak punya banyak waktu, jam 12 siang Aku harus berangkat kepanti. Karena Aku sudah buru-buru, kusantap makananku dengan lahap, mengingat tadi pagi Aku belum sarapan dan perutku keroncongan. Karena terlalu asik dengan makananku,  sampai Aku tidak sadar kalau ada seseorang yang duduk didepanku sambil memperhatikanku. Sampai dia bersuara "Sudah berapa hari tidak makan Princess, sampai segitu lahapnya??." Aku menoleh ke arah suara tersebut, Aku sangat terkejut sampai-sampai Aku tersedak dan terbatuk.

Melihat keadaanku seperti itu, Dia tersenyum. Aku mengumpat dalam hati. 'Bersenang-senang dalam penderitaan orang'. Sejak kapan Dia ada didepanku? Kenapa Aku tidak sadar. Tidak mau kalah dengannya yang mengejutkanku. Aku balas perbuatannya dengan perkataan.

"Apa seorang CEO dari Kafhi Coorporate tidak menghargai waktu??." Tanyaku dengan senyum. Aku melihat ekspresi wajahnya yang tiba-tiba berubah menjadi dingin. Aku lantas berdiri dan meletakkan dua lembar kertas.
"Baca dan pelajari perjanjian ini. Jika Kau setuju segera hubungin Aku." Kataku sembari melangkahkan kaki, belum sempat kakiku berjalan dia menahan tanganku.

"Apa ini?." Tanyanya menyelidik.
"Perjanjian Pernikàhan Kita." Jawabku enteng.
"Gimana kalau Gue gak setuju." Katanya tanpa melepaskan pengangannya yang erat ditanganku.
"Kau pasti setuju..." belum habis perkataanku Dia langsung menjawab.
"Oke, dimana Gue harus tanda tangan?." Katanya menantangku.

Aku terheran melihat reaksinya yang dengan mudah menyetujui perjanjian tersebut. Dia lalu menandatangani kedua lembar perjanjian tersebut. Setelah itu dia memberikannya kepadaku. Aku menyerahkan selembar untuknya, dan selembar lagi untukku.

"Oke, karena Aku buru-buru harus pergi, jadi Aku pergi dulu. Bye." Kataku sambil berjalan keluar dari resto.

Aku mengumpat dalam hati, kenapa Aku tidak membaca perjanjian ini sebelum menekennya. Ah Thiara Brownd apapun yang kau tuliskan disini Aku pasti akan menyetujuinya. Aku tersenyum sambil membaca perjanjian itu.

-----------------------------------------

Jangan lupa vote and coment ya 😊😊

Ika rangkuti😉😉

Romance After MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang