PERKENALAN

892 20 0
                                    

Ryan P.O.V

Ada apa denganku? Kenapa Aku berkata seperti itu? Ada apa sebenarnya dengan diriku. Aku bukan bermaksud berkata kasar dan dingin. Tapi tiba-tiba saja kata-kata ketus itu keluar dari bibirku. Ya Tuhan ada apa denganku. Aku sudah berdiri didepan cewek yang aku cintai, ya Aku sudah jatuh cinta sejak pertama kali aku bertemu dengannya. Bibirnya yang manis, senyumnya yang menawan membuat jantungku berdebar kencang.

Flashback

Aku masih menggerutu di dalam mobilku. Kenapa akhir-akhir ini jalanan selalu saja macet. Bahkan sudah 15 menit mobilku tak bisa melaju. Untuk membunuh kebosananku, kunyalakan musik sekencang-kencangnya dan ikut bernyanyi mengikuti irama lagunya.

'Ingin kubunuh pacarmu saat dia peluk tubuh indahmu, didepan kedua mataku, aku terbakar jadinya cantik aku cemburu'

Lagu itu begitu menyentak dan menghilangkan kejenuhanku akibat macet yang berkepanjangan. Lagu yang dinyanyikan Dewa itu sungguh membuatku sedikit lebih rileks. Sambil bernyanyi aku melihat kesekelilingku. Kupandangi keadaan disekitarku. Dan mataku tertuju disatu titik.

Di halte bus, Aku melihat seorang cewek yang sedang tersenyum. Dia tersenyum, senyumnya begitu manis, sampai tanpa kusadari jantungku berdebar kencang. Cewek itu tersenyum tiada henti. Aku tidak tahu dia sedang bicara dengan siapa lewat telpon genggamnya. Yang jelas senyumnya tidak pernah lepas dari bibirnya yang sexy. Sungguh menggoda iman. Aku terus memperhatikannya, ketika dia sudah selesai berbicara lewat telponnya. Aku mau keluar dari mobil, menemuinya dan menanyakan namanya. Tapi keadaan tidak memungkinkan. Tiba-tiba saja klakson mobil dibelakangku, membuatku mengurungkan niatku untuk turun dari mobil. Kulihat kedepan jalanan sudah mulai lancar.

"Sial" umpatku. Ku menjalankan mobilku pelan, waktu aku melihat ke halte bus itu lagi, cewek itu sudah menghilang. Ya, Dia menghilang begitu saja. Aku tidak tahu harus berkata apa. Aku yakin sekali kalau Aku akan kembali berjumpa dengannya. Gak akan pernah kulupakan senyumnya yang menawan. Ada apa ini? Mungkin inilah namanya cinta pada pandangan pertama. Tanpa sadar bibirku tersenyum tipis.

Sesampainya dirumah, Papa memanggilku "Ryan, kemari. Papa ingin bicara denganmu."
"Ada apa Pa" jawabku sambil duduk disebelahnya.
"Malam ini temani Papa kerumah sahabat Papa ya, kamu bisa kan?"
Aku hanya mengangguk tanda mengiyakan.

Setelah sampai di rumah sahabat Papa, kami disambut hangat oleh keluarga sahabatnya itu. Mr. & Ms. Brownd. Mereka saling berpelukan seakan sudah tidak berjumpa bertahun-tahun. Aku hanya tersenyum melihat itu semua.

Mereka dengan ramah mempersilahkan kami masuk. Rumah yang besar dan sangat nyaman. Senyaman seperti berada di rumah sendiri. Aku melihat seorang laki-laki menghampiri kami.

"Malam dad, mom" sapanya sambil melihat ke arah kami
"Oh ya perkenalkan ini Ario, anak tertua kami, Dia pemilik EO terbesar di indonesia. Dia sangat tampan dan patut dibanggakan. Iya kan??" Celoteh Daddy.
"Kenalkan Ario, ini Mr. & Ms. Kahfi, pemilik Kahfi corporate" Daddy memperkenalkan kami.
"Oh corporate terbesar di Asia, pantesan wajahnya tidak begitu asing" jawabku sambil mengulurkan tangan.
Hidangan sudah dihidangkan di meja, minuman dan makanan ringan tersusun dengan rapi di atas meja. Aku melihat seorang laki-laki yang sedang meminum minumannya. Lalu dengan jahil aku berkata.
"Apa Dia yang akan menjadi calon suami dari my princess?."
Sontak saja perkataanku itu membuat dia memuncratkan air yang ada didalam mulutnya, sambil menatapku dengan kebingungan.
"Pa, Ma ada apa sebenarnya??" Tanyaku penasaran
"Begini Ryan, Papa dan Mama memutuskan untik menjodohkan kamu dan anaknya sahabat Papa, Om Brownd."

"APA???, dijodohkan??." Jawabku tak menyangka.
"Iya, dijodohkan, mau tak mau, suka tak suka, kau harus mau menerima perjodohan ini, Papa dan Mama sudah memutuskan dan menentukan hari dan tanggal pernikahan kalian."

Belum sempat aku menolak perjodohan ini, tiba-tiba mataku tertuju pada sebuah foto yang tergantung didinding ruangan besar tersebut. Foto itu tersenyum kepadaku. Senyum yang sangat manis. Senyuman itu seakan tidak asing lagi bagiku. Sepertinya aku mengenali senyum manis itu. Aku berjalan mendekati foto tersebut.

"Ya, Ryan menerima perjodohan ini" jawabku sambil tersenyum melihat foto tersebut.

Semua orang terkejut mendengar jawabanku. Tapi, beberapa detik kemudian, mereka tersenyum dan tertawa bahagia. Akupun begitu. Aku bahagia.
Lalu Ario mendekat padaku sambil berkata,
"Please, jaga my Princess ya, jangan sampai air mata menetes dari matanya. Kalau itu sampai terjadi, kau akan menanggung akibatnya" Ario menatap mataku tajam.
Aku hanya bisa tersenyum lebar sambil mengangguk.

Flashback end

"Hai Ryan, kau sudah datang" tanya Daddy dengan tersenyum. Aku melihat Daddy menyapa pria yang ada didepanku itu.
"Hai om" sapanya sambil tersenyum.
"Sudah kenalan dengan Princess Om??"
Ryan menatapku sambil menggelengkan kepala. Aku hanya bisa tersenyum sinis mendengar jawabannya.

"Kalau gitu perkenalkan, Ryan ini Ara, Thiara Brownd, my princess. My princess, ini Ryan, Adryan Kahfi, calon suamimu." Daddy memperkenalkan kami. Kami pun saling mengulurkan tangan. Tak berapa lama setelah Daddy memperkenalkan kami.

'Kring....kring..."

Daddy langsung menjawab telponnya. "Ya Saya segera kesana." Aku melihat Daddy dengan wajah penuh dengan pertanyaan. "Daddy ada urusan mendadak, jadi Daddy harus pergi sekarang." Jawab Daddy sambil melihat ke arah Ryan dan berkata.

"Ryan, tolong antarkan Ara pulang setelah kalian selesai ya. Soalnya dia tidak bawa mobil, lebih tepatnya kami melarang dia membawa mobil sendiri. Dan biasanya ada Ario yang siap mengantar dan menjemput kemanapun princess kami berada. Jadi Daddy bisa kan minta tolong??." Ryan hanya tersenyum dan mengangguk.

"Dasar cewek manja" katanya setelah melihat Daddy keluar dari pintu cafe.
"Sorry???" Tanyaku sopan.
"Ternyata Lo emang benar-benar bolot ya. Berapa kali Gue harus bicara sampai akhirnya Lo benar-benar ngerti. Hah??."

Aku sebenarnya sudah muak dengan cowok tengil dan belagu yang ada dihadapanku sekarang. Tapi aku harus bersabar. 'Sabar Ara, ingat dia calon suamimu. Kau tidak boleh terpancing emosi. Kau harus baik padanya. Mana tahu dia mau membatalkan atau tidak menyetujui perjodohan ini. Jadi aku tidak perlu menentang Daddy dan Mommy' kataku dalam hati sambil tersenyum sendiri.

"Gue rasa Lo emang benar-benar aneh ya, tadi bolot, sekarang senyum-senyum sendiri seperti orang gila" katanya sambil menatapku aneh.

Huff,,, aku menarik nafas panjang berusaha mengatur nafasku. Aku ingin ini cepat selesai.

"Batalkan pertunangan ini. Tolak perjodohan ini." Dia terdiam sambil menatap wajahku dengan intens, mencari candaan didalam perkataanku. Aku melanjutkan perkataanku.

"Dengar, Aku mau pertunangan ini dibatalkan. Jadi Aku mohon tolak perjodohan ini. Aku tahu kau tidak menyukai Aku, begitun Aku. Jadi kita bisa menjalankan kehidupan kita masing-masing. Tidak akan ada yang tersakiti. Jadi itu adil kan?."

"Kenapa harus Gue?" Ucapannya membuatku terdiam.
"Maksud Gue, kenapa harus Gue yang membatalkan perjodohan dan pertunangan ini. Kalau emang Lo yang gak mau, ya udah Lo yang bilang dengan mereka." Katanya sambil menatapku.
"Gak bisa"
"Kenapa gak bisa??." Tanya lagi.
"Karena Aku gak mungkin membantah keputusan Daddy dan Mommy. Karena Aku tidak bisa mengecewakan mereka." Jawabku.

Dia terkekeh mendengar penuturanku.
"Lo gak mau Daddy dan Mommy Lo kecewa, jadi Lo menjadikan Gue umpan. Biar Gue yang disalahkan hah??" Tanyanya dengan wajah yang datar.

"Bukan itu maksudku."
"Jadi apa maksudmu?.

"Dengar Princess Brownd, kalau bukan kau yang bilang ke Daddy dan Mommy Lo untuk membatalkan perjodohan kita, ya udah bersiaplah menerima kenyataan kalau Lo emang harus menikah dengan Gue."

"Maksudnya?." Tanyanya dengan mengerutkan dahi, seakan tidak mengerti dengan perkataan.
"Jangan bilang ka....lau??, Kau memang mau menikah denganku??."
"Iya, Gue akan menikah dengan Lo, jadi bersiaplah My Princess." Jawabnya dengan senyum kemenangan.
"Tapi kenapa??, Apa kau mencintaiku??

Dia hanya diam, lalu berdiri sambil menatapku. Dia meletakkan satu kartu nama di atas meja, sambil berkata. "Jangan lupa hubungi Gue secepatnya." Katanya sambil berlalu pergi. Dan Aku hanya diam, sambil melihat dia pergi begitu saja.

-----------------------------------------

Jangan lupa vote and coment ya 😊😊

Ika rangkuti😉😉

Romance After MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang