Nggak mau ketemu Dia!

990 41 2
                                    

  Brak!!
Kira memukul meja kelas dengan sangat keras yang membuat seluruh penghuni kelas memperhatikannya. Termasuk ketiga sahabat seperjuangan Kira, yang dari SD sudah sering bersama dengan Kira.

"Hm, udah tau gue ni anak kenapa". Ucap Riana, yang sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari buku yang dia baca. Dia adalah Riana, lebih tepatnya Riana Adisti. Orang yang paling paham sama masalah Kira. Keliatan kan orangnya gimana? Cuek, biasa aja, dan Bodo amat-an. Tapi, dia paling deket sama Kira.

"Eh, Na si Kira kenapa?". Bisik Iren ke telinga Riana sambil melirik Kira dengan pandangan bingung. Dia adalah Iren Natasha Azzahra, temen sebangku Riana. Mereka duduk di depan tempat duduk Kira dan Kaira. Hmm Iren? Orangnya B aja sih, paling tertutup, dan orang yang selalu telat tau kabar terbaru tentang Kira, Riana, dan Kaira.

"Lo kenapa sih Ra? Kebiasaan deh, duduk sini cerita sama kita, eh, kayaknya si Riana sama Iren udah paham. Yaudah, cerita sama gue aja. Cepetan gue kepo nih!". Cerocos Kai, yang panjang kali lebar kali tinggi dan gak ada baginya, huh! Dasar kepo. Dan, dia adalah Kaira, Kaira Fazila. Temen sebangku Kira, temen seorganisasi Kira, dan temen kemana-mana Kira. Anaknya? Gagal pahaman banget deh, semuanya bisa di ketawain, kepo akut, dan dia tomboy.

"Kai, gue juga belom paham". Protes Iren kepada Kai.
 
  Mereka bertiga adalah sahabat seperjuangan Kira, gak ada salah satu dari mereka? Sepi!. Dan satu lagi, Nakita Shakira. Cewek baperan, hiperaktif, dan ya begitulah. Kira adalah tipe cewek yang kalo udah sayang ya sayang. Sering di jadiin tempat curhat dan mecahin masalah hati sama temen-temennya. Dan anehnya Kira selalu bisa bantu mereka, sedangkan, kalau gantian Kira yang punya masalah perasaan pasti ribet sendiri.

"Hih! Kalian tau gak?!". Ucap Kira dengan nada kesal, marah, dan dongkolnya. Kebiasaan Kira kalau udah sebel ya gini, gaje alias gak jelas.

"Tau gue mah, paham!". Jawab Riana yang sudah sangat paham tentang kelakuan sahabatnya yang satu ini. "Kalo gak masalah organisasi, berantem sama adeknya, kalo gak itu ya pasti masalah hati. Eh, kalo enggak, pasti ada masalah sama si kakel itu". Sambung Riana yang sama sekali tidak berpaling dari buku yang dia baca.

"Kenapa sih, Ra?". Tanya Iren yang masih terlihat sedikit bingung, ah, lebih tepatnya sangat bingung.

"Iya, lo kenapa?". Sekarang gantian Kaira si kepo yang tanya.
"Kenapa sih? PMS?". Sambungnya.

"Pokoknya, gue gak mau ketemu si itu tuh kakel aneh!". Jawab Kira sambil meremas kertas yang ada di atas meja. "Pokoknya gak mau! Hih, nyebelin". Sambung Kira.

"Siapa sih? Gagal paham gue". Tanya Iren lagi, "Btw, Ra, tuh kertas gak salah apa-apa". Tambahnya sambil tertawa.

"Hahahaha! Betul tuh Ren, kertas gak salah apa-apa ngapain lo remet-remet gitu?". Timpal Kaira, dan ya, dengan tawa khasnya yang mungkin kalau ada audisi dubber nenek lampir dan Kaira ikut, dia pasti menang!.

"Kak Rama, Mas Rama atau apalah itu". Ucap Riana sambil menutup bukunya dan berbalik menghadap ke Kaira.

"Oh.. Si kak Rama. Kenapa sih? Lo suka?". Cerocos Kai untuk kesekian kalinya, dan yang pasti ucapannya kali ini bakal membuat Kira meluap-luap.

"Kai kalo ngomong enak aja! Dia tuh, nyomblangin gue mulu sama si Dodol!". Jawab Kira, yang makin gemas dengan Kaira. Dan, Raina yang menyebut namanya dengan JELAS.

"Dodol? Kenapa makanan ada disini? Gagal paham dah gue, nyimak aja deh". Tanya Iren untuk kesekian kalinya, entah apa yang Iren perhatikan, dari awal gak pernah paham sama apa yang di bahas oleh Raina, Kai, dan Kira. Dan, dari pada makin pusing, Iren pun menyerah dan lebih baik mendengarkan apa yang mereka bertiga perdebatkan.

"Wait! Dodol? Hahaha, cocok tuh cocok! Si Dodol Doni itu kan!?". Ucap Kai, dengan tawa khas nya lagi. Dan, kali ini ucapannya bakal buat Kira mendidih.

Mendengar ucapan Kaira, Kira langsung melemparkan kertas yang dia remat-remat tadi. "Hih! Awas lu Kai! Gak usah kayak kak Rama deh!". Timpal Kira yang makin kesal atas ucapan Kai yang mirip dengan ucapan Kak Rama.

Karena sudah lelah dengan perdebatan Kira dan Kai, Riana pun menengahi. "Udah deh Ra! Inget dulu deh, pertama masuk SMP". Sambil berbalik dan membuka kembali bukunya.

Kira yang paham maksud ucapan Riana pun langsung menghentikan perdebatannya dengan Kai dan membalas ucapan Riana. "Stop Na! Gak usah di ceritain!".

"Haha, Eh, ntar jam 2 kita latihan PBB ya Ra! Ciee ketemu si dodol!". Ucap Kai yang memancing emosi Kira melunjak kembali. Entah apa maksud ucapan Kai kali ini, antara memberitahau tentang kegiatan nanti atau ingin melanjutkan meledek Kira.

"Ampun deh, berarti ada si Kak Rama? Astaga". Kesal Kira, yang bukan terfokus tentang nama 'Dodol' melainkan mengingat bahwa akan ada Kak Rama nanti.

"Eh Na! Emang pertama masuk SMP si Kira kenapa?". Tanya Iren yang ketinggalan kereta.

"Tanya mulu lo Ren, ini bahas sampe mana, lo tanya bagian mana. Hadehh,, hahahaha". Ledek Kaira dan masih dengan tawa khasnya.

"Biarin! Malu bertanya sesat di jalan". Jawab Iren. "Ada apa sih Na?". Ulang Iren.

Sambil masih terfokus dengan buku yang di bacanya, Riana pun menjawab. "Itu si Kira suk.. (Terpotong)".

Kira yang mendengar Riana akan menceritakan masa lalu nya itu pun langsung memotong ucapan Riana, "Stop, Na!"
"Opek lu Ren!". Timpal Kira.


Pendek ya? Hehe, sengaja biar pada penasaran.
Nanti dipanjangin deh kalo banyak Readers nya,,
Btw, Opek tuh Kepo ya..
Jangan lupa buat ninggalin sesuatu ya disini (:

INTUISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang