1

3K 37 10
                                    

"Aggy, bangun kek udah mau telat nih gue. Kebo banget sih lo, Gy!" seru seseorang tepat di kuping gue.

"Emang sekarang jam berapa?" tanya gue males.

"Setengah tujuh. Bangun cepetan." Kakak gue narik selimut yang masih melilit di badan gue. Alhasil, yep gue jatoh.

"Aw, sakit tau, kak! Iya iya, gue udah bangun nih," kata gue sambil beranjak ke kamar mandi. Sedangkan kakak gue? Pastinya keluar dari kamar gue, karena misinya telah terselesaikan aka membangunkan gue.

***

Kenalin, gue Kinara Agatha, 15 tahun, kelas 11. Bingung gak kenapa gue dipanggilnya Aggy? Itu diambil dari Agatha gitu deh. Gue juga bingung siapa yang ciptain sebutan Aggy buat gue. Oke, abaikan aja soal panggilan itu.

Hari ini gue males banget ke sekolah. Gimana gak males, hari ini masih hari pertama anak baru di MOS. Dan pastinya jam pelajaran kosong semuanya. Yang lainnya mah pasti pada bahagia. Gue? Haha gak banget. Secara, buat apa kesekolah kalo jadwalnya kosong semua. Mendingan di rumah. Tidur.

"Gy, entar lo pulang sendiri ya. Gue mau main ke rumah Dafa dulu nanti." kata kakak gue, Faris. Dia satu sekolah sama gue tapi udah kelas 12.

Gue mengangguk. "Sip."

Kak Faris ke tempat parkiran dan gue jalan ke lantai dua, nyari kelas gue dimana. Sekarang gue udah ada di depan kelas 11 IPA-1.

Gue langsung masuk dan tiba-tiba, "AGGY, KELAS LO DI SINI JUGA?" tanya seseorang yang sebenernya lebih mengarah ke teriak. Dia Karen, temen deket gue dari awal masuk sekolah ini.

"Iya. Kenapa lo? Bahagia ya kelas gue sama kayak lo? Fans ya? Gue tau ren, gue itu kece."

Karen mendelik. "Ya, gak gitu juga kali, Gy. Idih, pede banget lo."

"Emang gue kece, kan? Ngaku aja kali. Buktinya lo ngefans sama gue."

"Dih mauan lo punya fans kayak gue, Karen Amalia yang imutnya gak nahan," kata Karen sambil mamerin senyumnya yang paling manis. Gue akuin temen deket gue dari awal masuk sekolah ini, emang cantik. Selain cantik, dia juga pinter, ramah, dll. Pokoknya perfect deh menurut gue.

"Lo selama liburan kerasukan apa deh, ren? Kok lo jadi narsis gini," ujar gue pake tampang polos.

"Heh, enak aja lo." Karen ngejitak kepala gue. Emang gila tuh anak.

Gue mengerucutkan bibir. "Karen, kamu kan cantik kok mainannya ngejitak, sih?"

"Ye, sok imut lu pake aku-kamu. Wait, lo denger suara musuh bebuyutan lo gak dari luar?"

"Siapa? Si Rayi?"

"Iyalah siapa la--" omongan Karen kepotong gara-gara ada orang yang buka eh tepatnya ngebanting pintu kelas. Dan orang itu, ya si Rayi. Namanya aslinya Muhammad Raihan Granata dan temen-temen manggil dia Raihan. Tapi gue lebih seneng manggil dia Rayi, abisnya lucu ampir mirip kayak 'bayi' untung hurufnya r bukan b. Ah dan dia termasuk cowok yang populer di sekolah.

Fyi, gue satu sekolah mulu sama dia dari sd kelas 3 atau 4 gitu, lupa. Dan gue selalu ribut sama dia. Sekelas terus lagi, kecuali di kelas 5 doang kita gak sekelas gara-gara nilainya turun drastis, haha kasian ya. Mikirin gue mulu kali tuh ya. Duh, jadi geer gini gue.

"Wah, ada Kinara juga di sini? Bosen gue sekelas mulu sama lo, Ra," kata si Rayi pas ngeliat gue.

"Ren, lo liat ada sosok yang nyebut-nyebut nama gue gak?" tanya gue ke Karen. Gue sok gak nyadarin eksistensinya di kelas ini.

"Enggak, Gy. Tapi tadi gue juga denger suara yang nyebut-nyebut nama lo. Wah kelas kita horror juga ya ternyata," Karen bergidik. Dia emang paling bisa diajak kompromi. Apalagi kita berdua sama-sama anak theater. Pamer dikit boleh, dong.

"Ih, gue ngeri lama-lama di kelas ini," kata gue sambil pasang muka ngeri.

"Woy, lo pada nyindir gue kayak setan gitu?" tanya si Rayi frontal.

"Eh Ren, kita tadi gak bilang dia kayak setan kan, ya?" tanya gue ke Karen.

"Iya, dia aja yang bilang dia sendiri kayak setan. Mungkin dia sadar diri," kata Karen. Gue sama dia pun langsung ketawa ngakak.

"Kinara, liat aja lo nanti. The game is on." Rayi senyum licik ke arah gue. Ngeri sumpah ngedengernya. Ya walaupun gue udah sering ribut sama dia, tapi tetep aja ngeri.

----------------------------------------------------------------- 

Emm hai. Iseng bikin cerita. Gue tau ini abal. Kalo ada yang baca alhamdulillah, kalo gaada juga gapapa. Bingung nentuin judulnya fufu. Terus bahasanya belibet banget. Dan paling cerita ini bakalan dihapus haha.

TrickyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang