9

128 11 0
                                    

Senin.

Hari yang paling menyebalkan. Harus berdiri sekitar sejaman di bawah teriknya matahari pagi, karena ada upacara bendera. Parahnya, yang jadi pembina adalah Mr. Nathan, guru bahasa Inggris yang sekali ngomong berhentinya lama banget. Semoga kali ini dia gak lama ngasih amanatnya. Amin.

Sial, amanat dia kali ini lebih lama daripada yang sebelumnya. Udah empat puluh delapan menitan dia ngomong, detik ini juga masih belum selesai. Malah makin terik lagi, nih, matahari. Pasalnya, gue pagi ini baru makan secuil roti dan minum seteguk teh.

Seketika kepala gue terasa berat. Dan pandangan gue mulai kabur. Gue kira gue bakalan jatoh ke tanah, tapi gue merasa ada seseorang yang lagi menopang tubuh gue. Dan gue masih bisa mendengar suara Atha yang memanggil PMR. Apa dia yang lagi menopang gue sekarang?

***

"Lo gapapa?" Tanya Atha yang udah ada di hadapan gue.

"Upacara udah selesai?" Gue nanya balik. Oke, ini pertanyaannya gak penting.

"Udah. Lo pingsannya lama gilaa, udah sarapan belom, sih, lo?"

"Hehehe, tadikan buru-buru takut telat, jadinya cuma secuil roti doang deh," ujar gue sambil nyengir kuda.

Atha menjitak kepala gue pelan. "Dasar. Nih, tadi gue beliin roti di kantin. Habisin, entar kalo lo pingsan lagi pada repot."

Gue menerima pemberian rotinya itu. "Siap bos! Makasih ya, betewe."

"Sama-sama, Agatha," dia tersenyum manis unyu-unyu gitu. Ewh, bahasa gue mulai menjijikan.

Tiba-tiba pintu UKS terbuka lebar dan menampakkan wajah kecemasan Karen.

"GY, LO KENAPA TIBA-TIBA PINGSAN GITU DEH? TUMBEN BANGET," kata Karen histeris.

"Lo gausah toa gitu. Ini UKS, nak," balas gue.

"Oh iya, lupa! Tapi serius, lo tumben-tumbenan pingsan. Katanya kuat, masa kena sinar matahari sejam kurang doang udah masuk uks kayak sekarang ini," cerocos Karen. Bukannya bilang 'gws' ini malah seperti menyindir gitu ya.

"Yeh, gue juga gatau. Tiba-tiba aja tadi pusing."

"Hmm, Gy, gue ke kelas dulu, ya? Udah ada Karen, kan?" Tanya Atha tiba-tiba.

Baru gue mau jawab, Karen udah menjawabnya duluan, "Eh ada Atha? Yaudah, ya, gue aja yang ke kelas. Lo, Tha, jagain sahabat gue ini, ya. Jangan sampe dia kabur dari sini. Dia kan kebiasaan, gamau istirahat kalo lagi sakit terus--"

"Pergi tinggal pergi aja, sih. Berisik amat lu," potong gue.

Karen memanyunkan bibirnya, "Iya deh iya. Jangan macem-macem lo berdua! Daahh!" Pintu UKS pun tertutup kembali.

Keheningan mulai menyusup.

"Soal tadi, Karen emang gitu, berisik. Haha," kata gue memecah keheningan ini.

"Iya gapapa. Lagian rame kok kalo ada dia," kata Atha.

"Hmm, lo kalo mau ke kelas, ke kelas aja lagi. Entar ketinggalan pelajaran lagi. Udah gapapa kok gue," ujar gue canggung.

"Yakin lo gapapa kalo gue tinggal?" Tanya Atha.

"Yakin."

"Oke deh, gue tinggal ya! Dadaahh. Hati-hati, ya," seru Atha.

Dan setelahnya, ruangan ini makin hening. Gila, kenapa tiba-tiba gue jadi takut gini? Duh, itu jendela dibuka tapi gordennya nutupin. Ketiup angin jadi serem gitu. Halah, gak ada apa-apa, kali.

Gue mencoba tidur, karena masih agak pusing dikit. Akhirnya gue beneran terlelap.

***

"Hai, nama kamu siapa?" Tanya seorang anak laki-laki yang kurang lebih berumur 4 tahun sama seperti perempuan yang ditanya.

Anak perempuan itu menoleh dan menjawab, "Aku Kinara Agatha."

"Oh berarti, nama kita hampir sama dong," Anak laki-laki itu ikut duduk di samping Agatha.

Si perempuan hanya manggut-manggut, tidak menjawab. "Kamu emang tinggal disini atau lagi liburan aja?" Tanya si Agatha lagi.

"Aku cuma berkunjung ke rumah sodara. Dan kayaknya besok aku pulang ke Indonesia. Padahal aku pengen ngobrol sama main lebih lama lagi sama kamu dan juga rasanya aku pengen jadi sahabat kamu," ujar si anak laki-laki.

"Kalo mau sahabatan ya sahabatan aja, hahahaha," kata Agatha.

"Tapikan kita baru kenal. Eh kita foto dulu, yuk. Disana ada photobox gitu, Tha." Dia menunjuk sebuah photobox yang ada di dekat counter ice cream.

***

Gue kaget. Kenapa potongan mimpi itu muncul lagi? Seorang bocah kecil yang kenalan sama gue dulu waktu kecil, tapi cuma sehari doang main barengnya. Dia bilang mau sahabatan sama gue. Tapi apa? Dia pergi dan gak ngirim surat ke gue. Sahabat apaan kayak gitu. Terus, padahal dia udah janji mau ngirim surat.

Ngomong-ngomong gue gatau sampe sekarang nama dia siapa dan tinggalnya dimana. Yang gue tau, namanya hampir mirip sama gue, juga orang pertama yang gue suka, tepatnya cinta? Ehm ini agak aneh, masih kecil udah ngerti yang begituan. Dasar Kinara, ck.

Bentar, kan kata si anak laki-laki itu namanya hampir sama kayak gue. Dan yang gue tahu, cuma Atha yang namanya mirip-mirip kayak gue. Apa jangan-jangan...

Bratha Satrio itu teman (baca: cinta) masa kecil gue di Ohio?

TrickyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang