5

360 23 0
                                    

Drrtt.

Ih, ngenganggu orang lagi tidur, aja. Gue ambil hp dan liat ada telfon dari Rayi. Gue mengangkatnya.

"Ngeganggu orang la--"

"Gue udah di depan rumah lo."

"Ngapain?"

"Bodoh, hari ini ada reunian. Lo kan dateng bareng gue, Kinara."

"Acaranya jam sebelasan, Rayi. Ini masih pagi weh."

"Ngaco lu. Udah jam setengah sebelas gini dibilang pagi. Gue nunggu setengah jam, nih, depan rumah lo."

"Demi apa? Yaudah tunggu lima belas menit."

Gue matiin sambungannya, terus lari ngibrit ke kamar mandi.

Lima belas menit kemudian gue udah keluar rumah dan melihat sebuah pajero hitam terparkir di jalanan depan rumah gue, dan seorang Raihan lagi menyenderkan tubuhnya di pintu mobil. Tepatnya, dia sibuk mainin hp-nya.

"Woy, pas lima belas menit kan?" tanya gue.

"Kurang dikit. Lo mandi bebek ya? Cepet amat perasaan," kata Rayi.

"Tidak, tidak. Iya, iya. Bisa jadi, bisa jadi."

"Apa, sih. Gak nyambung lu, Ra. Ayolah masuk, entar telat." Rayi ngebuka pintu mobilnya.

"Siap bos."

Perjalanan ke tempat acara reuniannya memakan waktu dua puluh menit. Tadi Rayi super ngebut, karena kata dia, "Nanti kalo terlambat, makanannya bisa abis duluan sama yang lain. Terus beberapa anak bisa aja ada yang udah pulang duluan."

Dengan santai gue menjawab dia, "Rakus amat, lu. Makanannya ada banyak kali. Separah-parahnya terlambat, gak mungkin selama itu, weh."

Dan disinilah gue, di ruangan yang banyak temen-temen gue pas SD. Betapa lucunya mereka, udah pada berubah jadi lebih dewasa. Pengecualian buat Rayi. Kelakuannya sama aja kayak dulu, gak pernah berubah. Kalo gue? Gak tau deh ya, udah berubah apa belom.

"Gy, daritadi ada cogan tuh yang ngeliatin lo mulu," kata Thaya, salah satu temen deket gue pas sd.

"Mana mana?" tanya gue gak sabaran.

"Di sana. Tapi kayaknya bukan alumni sekolah kita, deh. Paling cuma nemenin salah satu orang di sini," Thaya menunjuk ke salah seorang cowok. Bener kata Thaya, dia ganteng.

Cowok itu berdiri dan menghampiri gue, "Hai, nama gue Bratha Satrio. Panggil aja Atha atau gak Rio. Lo?"

Gue tersenyum, "Oke, Atha, gue Kinara Agatha."

Atha. Dia ketawa. Sumpah, kalo ketawa tingkat kegantengannya menaik. Eh. "Wah, dipanggilnya apa, nih? Atha juga?"

Gue kaget, "Enggaklah. Panggil aja, Aggy,"  Gue baru sadar, nama gue ada Atha-nya juga.

"Dari Agatha-nya, ya?"

"Iya. Eh, lo alumni sini juga? Perasaan gue gak pernah liat elo, deh."

"Bukan, bukan. Gue cuma nemenin sodara kesini. Tau Talitha gak, lo? Dia sodara gue."

Gue mengangguk. "Oh, Talitha sodara lo. Tau kok."

"Iya. Btw gue bagi pin lo, dong."

"Sini hp lo."

Atha nyerahin hp-nya ke gue. Secepat kilat gue mengetik pin gue, karena batang hidung Rayi udah mulai keliatan.

"Nih, udah. Gue duluan, ya."

Gue menghampiri Rayi yang lagi mengambil kue-kue kecil. Gue menepuk bahunya dan dia tersedak. Hah rasain lu, Ray.

"Kampret, lu, Ra. Gila, gua lagi makan, weh. Ketelek kan gue gara-gara lu. Awas aja ya, lu," celoteh Rayi sedangkan gue ketawa ngakak. Kalo liat mukanya Rayi pas ketelek, bener-bener gak tahan gue mau ngakak. Lagian beler banget, sih.

"Kinara, stop ketawanya. Gak lucu sumpah." Gue tetep ketawa. Gils, gak bisa berhenti gue.

"LO MAU MASUK RUMAH SAKIT ATAU KUBURAN, DEH, RA?" Gue berhenti ketawa. Gue merasa banyak banget tatapan yang mengarah ke gue sama Rayi. Termasuk Atha.

"Stres lu, Ray. Demi apapun, ini bikin malu," kata gue lirih.

Rayi menyeringai, "Nah, gitu kek stop ketawanya. Suka-suka gue, dong. Yang mulai duluan siapa?"

"..."

"Sial, gue didiemin."

"..."

"Ngomong atau gak gue teriak lagi?"

"Pulang aja, yuk."

"Yaudah. Gue udah mulai risih sama tatapan mereka. Berasa artis kalo kayak gini."

"Itu maunya lo, doang. Lagian kecean gue kemana-mana lah, Ray."

Raihan terkekeh, "Kecean gue, bung."

"Gue."

"Gue."

"Gue."

"Stop. Ini kita gak jadi pulang, namanya. Udah gece sana keluar," kata Rayi sambil mendorong gue keluar.

---------------------------------------------------------------------------

hai lagi. gue melanjutkan cerita ini karena penasaran sama komen orang yang baca cerita gue yang gaje parah ini. jadi kalo ada yang baca komen ya. serius gue penasaran sama komen orang tentang cerita ini. udah gitu aja, salam anak Indonesia!

TrickyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang