Meskipun cerita ini udah tamat vomment masih berlaku yaa!!^^
_____________"Bagaimana kalau kita duduk disana lagi?" Taeyong menunjuk tempat semula yang mereka tinggalkan untuk membeli permen kapas.
"Besok kau ulang tahun kan? Ini hadiah dariku." Taeyong menyerahkan kotak sedang yang disembunyikan di balik jaketnya.
"Kau tahu? Waa terimakasih, padahal baju yang kemarin sudah kuanggap sebagai hadiahnya, apa isi di dalam kotak ini?"
"Kau bisa membukanya nanti, ulang tahunmu besok, aku tahu itu. Jangan dibuka sebelum kau benar-benar ulang tahun," jawab Taeyong, "Besok tunggu aku di taman dekat mini market, jangan lupa pakai hadiahku, pukul sepuluh ya! Tunggu aku, aku pasti datang" lanjut Taeyong yang dibalas anggukan oleh Jooeun.
"Kalau aku di jodohkan, apa reaksimu?"
Jooeun yang sedaritadi sibuk menghabiskan permen kapasnya menolehkan pandangannya kepada Taeyong, "Kenapa? Jika alasan itu baik untukmu, maka reaksiku akan baik. Tapi jika itu menyakitimu, pikirkanlah, itu dirimu. Jika kau pantas sakit, kau bisa menerimanya. Tapi aku akan yakin orang sepertimu pasti akan mendapat calon yang baik."
Sulit bagi Jooeun memberikan penuturan seperti itu pada Taeyong, jujur saja Jooeun merasa dadanya menyesak. Ia ingin Taeyong membatalkan perjodohannya itu. Tapi Jooeun tentu saja sadar, tidak hanya Jooeun yang menjadi teman baik Taeyong.
Jooeun kadang berfikir bahwa tidak mungkin Taeyong akan menyukainya dalam waktu dekat. Pertama, Taeyong merupakan pewaris keluarga Lee. Kedua, orang setampan Taeyong tidak mungkin menyukainya. Dan masih banyak kesekian lainnya yang membuat harapan Jooeun menjadi orang yang disukai Taeyong.
Jooeun mengalihkan pandangannya ke arah jam, "Ah sayang sekali cotton candy nya habis, sekarang juga sudah pukul empat sore, shift Kak Taeil sudah berakhir, ayo pulang."
16.00
"Bukannya shift mu satu jam lagi?"
"Kak Taeil memintaku cepat, katanya hukuman kemarin aku tidak datang, ayo cepat!"
"Tapi kenapa matamu memerah?"
Jooeun mengelap matanya, "Sepertinya mataku iritasi, aku lupa menggunakan obat tetes mata, ayo!"
Taeyong menangkup pipi Jooeun lalu meniupkan angin agar debu di mata Jooeun menghilang, Jooeun meloloskan air matanya.
"Kenapa kau menangis? Apa itu sakit?" tanya Taeyong, "Maafkan aku, sepertinya debu dari arah situ menyakitimu."
"Tidak, kau tidak salah, debu itu masuk ke mataku. Ayo pulang!" ucap Jooeun.
16.30
Taeyong mengantar Jooeun sampai ke depan pintu rumah sakit. Awalnya Taeyong menawarkan untuk mendaftarkan nama Jooeun di pasien doktor mata, tapi Jooeun menyuruh Taeyong untuk pulang.
Jooeun berlari ke arah mini market. Saat sudah di depan tempat itu, dilihatnya Taeil sedang melayani beberapa pelanggan. Tak lama Taeil melambaikan tangannya ke arah Jooeun, mengisyaratkan agar Jooeun menghampirinya.
Taeil yang seolah mengerti Jooeun memeluknya dengan erat di ambang pintu, ia memasuki mini market tanpa melepaskan pelukannya, papan kecil yang awalnya bertuliskan 'OPEN' dibalik oleh Taeil.
"Kenapa? Jarang sekali kau menangis, apa ada yang terjadi dengan Jaemin? Kotak apa itu?"
"Jangan diam saja Jooeun, kau harus bercerita, aku seperti sedang ber-monolog," lanjut Taeil.
![](https://img.wattpad.com/cover/94711334-288-k995426.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cotton Candy [Completed ✔️]
ФанфикJika kau melihatnya dari luar, dia adalah gadis yang kuat. Tapi jika kau melihatnya dari dalam, dia rapuh. -Lee Taeyong Kata-katamu seperti Cotton Candy yang hanya manis sesaat. -Na Jooeun ©fullofdaydreaming, 2016 _______ Dibaca aja dulu, siapa tau...