[3] Malam minggu

46 12 0
                                    

Rumah Rindu dan Abel-Dimas itu bersebelahan. Dari rumah Rindu cukup keluar pagar, belok kanan, belok kanan, masuk pagar rumah Abel dan Dimas, sampai.

Tapi, walaupun rumah mereka bersebelahan. Setiap malam minggu atau malam libur Rindu, Abel dan Dimas akan tidur bareng. Ganti-gantian tidur dirumah siapa gitu.

Malam minggu ini, mereka tidur dirumah Rindu.

Setelah selesai makan malam tadi, Rindu, Abel dan Dimas langsung ke kamar Rindu. Jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Sejak selesai makan malam Rindu dan Abel nonton drama korea kesukaan mereka. Sedangkan Dimas, ia sedang dihukum oleh Rindu dan Abel karena ulahnya tadi disekolah. Dimas harus ngerjai tugas sejarah Rindu dan Abel. Bukan main tugas yang diberikan guru sejarah itu, ngerangkum 1 bab minggu depan harus sudah siap. Tapi kata Abel tadi, kalo misalnya malam ini juga Dimas gak bisa siapi tugasnya, Rindu dan Abel gak mau bicara sama Dimas selama 2 bulan.

Hukuman ini belum seberapa dengan yang Rindu dan Abel rasain. Karena Dimas, Rindu dan Abel mau tidak mau harus rela rambutnya dipotong bagian kedua sampingnya. Agak dibentuk, biar tidak keliatan kali rusak karena ketariknya.

"Dim udah siap belom?" Tanya Rindu.

"Punya lo udah. Punya Abel nih sikit lagi. Gue capek banget, udahan dong hukumannya. Gue janji deh gak jaili kalian lagi" jawab Dimas dengan tampang memelas.

"Enak aja lo minta udah hukumannya! Itu tuh belom seberapa sama yang gue sama Rindu rasain!!" Ucap Abel dengan emosi.

"Yang kalian lakuin ke gue itu.... JA-HAT!" Jawab Dimas dengan pulpen menunjuk kearah Rindu dan Abel, kemudian membuang pandangannya kesamping dengan begitu dramatisnya.

"Lebay!" Ucap Rindu dan Abel barengan dengan memutar kedua mata dengan malas.

***

"Bangunnn. Rinduuu.. Abelll.. Dimasss.. bangunnn. Ayoo bangun" sudah ketiga kalinya Andien masuk kekamar Rindu untuk membangungkan tiga remaja itu. Tapi hasilnya tetap sama, mereka tidak juga bangun-bangun. Bukan kebiasaan bangun siang atapun mati. Tapi, kalau libur begini mereka memang berubah jadi-kebo.

Andien menarik selimut yang digunakan Rindu dan Abel, kemudian Andien mengguncang-guncang tubuh dua remaja putri itu. Kemudian Andien beralih ke sofa, ditariknya kaki Dimas hingga ia terjatuh dari sofa.

Kalau banguni anak perempuan harus baik-baik walaupun susah banget dibanguni. Tapi, kalau anak laki-laki gapapa walau sampe jatuh kelantai. Begitu kata Andien waktu itu.

Kini ketiga remaja itu sudah bersih. Sudah mandi, sudah wangi dan kamar juga sudah rapi.

Sekarang waktunya sarapan.

"Ayah kapan pulang, Bun?" Tanya Rindu saat mereka sedang menyantap sarapan.

"Besok. Kalian mau ikut jemput dibandara?"

"Wahhh, mau dong tan" jawab Abel dan Dimas kompak.

"Yaudah, besok pulang sekolah kalian tunggu digerbang aja. Ntar tante jemput"

"Okee" jawab mereka kompak.

"Siap sarapan, kedanau enak nih" ucap Dimas disela-sela menyuapkan makanannya ke mulut.

"Ayoo" jawab Rindu dan Abel dengan semangat.

Sarapan sudah selesai. Rindu dan Abel segera mencuci piring. Dimas menyapu dapur. Sedangkan Andien baru saja pergi arisan bersama teman-temannya.

RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang