[4] Kodok

54 10 4
                                    

"Selamat pagi anak-anak," ucap Feby, guru biologi.

"Pagi buuuu," koor XI-2.

"Hari ini kita akan melakukan penelitian dengan hewan yang ada disekitar lingkungan kita"

"Ihhhhhh" cewek-cewek XI-2 pada bergedik ngeri.

"Iuhhh, Ibuuu!!! Itu kan menjijikkan!! " pekik Abel dengan suara cemprengnya.

"Huuuuuuu" sorak anak-anak cowok ke Abel.

"Sudah-sudah. Sekarang kalian Ibu kasih waktu sampai jam istirahat untuk mencari hewan yang ada disekitar sekolah untuk kalian teliti nanti di lab," tengah Feby.

Semua siswa-siswi kelas XI-2 berjalan keluar kelas untuk mencari hewan disekitar sekolah untuk diteliti.

Rindu, Abel dan Dimas kini berada ditaman belakang sekolah. Mereka sedang berfikir, hewan apa yang akan mereka teliti nanti.

"Cacing! Ya, cacing! Cacingkan mudah dicarinya" Dimas bersuara setelah kurang lebih lima menit mereka berdiam diri ditaman belakang.

"Ogahhhhh" pekik Abel.

"Gak ada yang lain apa Dim?" Ucap Rindu dengan ragu.

Dimas berfikir keras.

"Kayaknya gak ada deh,"

"Terserah kalian mau sama kayak gue atau ngga, gue mau cari cacing aja. Yang mudah didapet" tambah Dimas sambil berjalan menuju got dekat tembok.

"Ih, Dimas gue ikut. Tunggu" Rindu berlari kecil mengejar Dimas.

Sedangkan Abel? Dia diam ditempat. Bingung hewan apa yang akan menjadi bahan untuk ditelitinya nanti.

Cacing itu kan menjijikkan. Ntar pas gue teliti, otomatiskan gue megang badannya, trus dia uget-uget. Idihhh.. itukan menggelikan.
Tapi, kalo ngga cacing? Hewan apa yang gue teliti ya? Ulet? Kupu-kupu? Capung? Lalet? Nyamuk? Atau-

Belum sempat Abel melanjutkan ucapan didalam hatinya, tiba-tiba ia merasakan ada sesuatu yang mendarat dikepalanya.

Abel panik.

Abel tidak berani bergerak.

Krokkk
Suara itu berasal dari atas kepala Abel.

Dan-

Brukk

"DAPAT!" Jerit seorang laki-laki yang yang kini berada diatas tubuh Abel, tepatnya diatas punggung Abel. Sedangkan posisi Abel kini telungkup dengan wajah yang merah padam menahan amarah kepada laki-laki yang menimpanya.

"Kodok sialan! Udah susah-susah gue nangkep lo. Seenak jidat lo aja, lo mau kabur dari gue! Siap-siap lo gue sembelih!" Omel laki-laki itu pada kadok yang kini ada genggaman tangannya.

"Minggirrrr!" Jerit Abel dengan mendorong laki-laki yang ada diatas punggungnya dengan susah payah.

Laki-laki itu baru sadar bahwa saat ini ia sedang menimpa seorang cewek.

"Eh, ada orang rupanya. Pantesan gak sakit pas gue jatuh. Sorry ya" ucap laki-laki itu sambil berdiri.

Abel bangkit. Kemudian ia meringis saat ia merasakan perih pada kedua tangannya.

Tangannya luka. Mungkin akibat jatuh dan ia menompang dirinya. Ralat, menompang dirinya dan laki-laki resek itu.

"Eh, lo gak apa-apa?" Tanya laki-laki itu dengan panik saat Abel meringis.

"Gak papa pala lo! Lo gak liat ap-" ucapan Abel terhenti saat ia mulai menatap orang yang baru saja nanya keadaannya.

"Gilang?" Lanjut Abel.

RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang