Part 4

173 10 10
                                    

Bagaikan tetesan hujan diatasnya kemarau.
Berikan kesejukan yang lama tak kunjung datang.
Menghapus dahaga jiwa akan cinta sejati.
Cinta yang berada di bola mata mu adalah pelangiku....

AUTHOR POV

Agra berjalan sambil melihat pemandangan diluar jendela. Tapi dia lebih tertarik oleh seseorang yang melangkah dengan ke emosian menuju gedungnya.

Ya ampun dia lucu sekali

Saat dia sudah menghilang dari pandangan Agra, tiba-tiba telephonenya berbunyi dan Agra langsung mengangkatnya.

"Hallo?" Tanya Agra pada resepsionis di seberang sana.

"Mr. Pranaja, ada seorang pengadilan hukum ingin menemui anda." Jawabnya

"Biarkan dia masuk." Perintahnya dan langsung mematikan sambungan.

Agra tersenyum dan langsung duduk di kebesarannya lalu berbalik menghadap ke luar gedung.

Tok tok tok

Agra mendengar suara pintunya yang diketuk. Lalu Agra mengatakan masuk.
Selama 2 menit dia belum mengatakan sepatah katapun, namun tiba-tiba...

"Maaf tuan, apa maksud anda memberikan uang kepada kami?" Tanyanya dengan nada yang tegas.

Agra membalikkan badan. "Maksudku adalah kamu harus membantuku untuk menggagalkan persidangan mereka" Jawab Agra dengan santai.

"Ck, aku-kamu? Gue pingin jadi muntah dengarnya." Cibir Diah dalam hati.

"Apa urusan anda dengan mereka?" Tanya Diah dengan penasaran.

"Itu tidak penting. Yang terpenting kamu harus mempertahankan rumah tangga mereka." Ujar Agra menatap dalam manik matanya.

"Baiklah kalau begitu,maaf,saya tidak bisa membantu" Ucapnya dengan nada cuek. "Saya permisi" katanya dan berlalu pergi.

Mata Agra langsung melotot mendengar perkataannya dengan sikapnya yang menganggap enteng.

"Wah parah, rendah kali harga diri gue rasanya." Ujar Agra dalam hati.

"Tunggu sebentar, kamu gak boleh langsung pergi aja." Diah pun berhenti melangkah lalu berbalik badan dan menatap Agra. "Karena kalian sudah menerima duit itu dan--"

"Oh duit itu" Diah mengeluarkan duit yang berada di dalam tasnya dan menaruhnya dengan santai di meja Agra. "Saya sudah mengembalikan duitnya maka dari itu--"

Agra pun memotong ucapannya. "Eeeiit, tunggu sebentar ada satu hal lagi bahwa teman kamu sudah menandatanganinya." Diah pun membuka mulutnya yang ingin protes. "Kalau kalian membatalkannya kalian harus membayarnya 3 kali lipat." Ucap Agra dengan tersenyum miring.

Agra yakin Diah pasti sangat marah karena saat ini terlihat wajahnya yang merah padam itu.

"You crazy and idiot tuan PRANAJA" Ujarnya dengan menunjuk lurus ke mata Agra lalu pergi dengan menutup pintunya dengan keras.

Yes, im crazy.

----------***----------

Seorang wanita tengah memukul samsak berkali-kali dan peluh yang membasahi, lalu dia memukul dengan keras samsak untuk yang terakhir kalinya, sebelum ia menjatuhkan bokongnya ke lantai, tak perduli dengan rasa sakit yang menjalar. Ia meraih botol minumnya dan meneguk hingga habis tak bersisa.

Respect MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang