Aku menatap palet di tanganku, cat minyak di atasnya kian mengering lantaran terlalu lama dibiarkan. Mendesah malas, mood-ku terlanjur meluap untuk menggoreskan kuas lebih lanjut. Ugh, lagi-lagi lukisanku gagal total.
"Apa kau tak cemburu?" Suara Hajime menyentakku, secara tak sadar melepaskan palet dan kuas sehingga catnya bercipratan ke seragam musim panasku. Ah tahu begini, celemek usang di lemari akan kupakai.
"Memangnya harus?" Aku beranjak menuju keran ... mencuci tangan kemudian mengusap seragamku dengan air yang terkena tumpahan cat. Mataku beralih menerawang keluar jendela, tertumpu pada Oikawa Tooru yang sibuk tebar pesona ala model papan atas kepada siswi-siswi.
"Hajime."
"Apa?"
Aku memusatkan fokus padanya. "Oikawa-san itu sulit dipahami ya?"
"Hah? Kenapa tanya padaku?"
"Habisnya kalian terlihat sangaaaaaat dekat. Seperti anu." Aku berucap sembari menahan tawa.
"Pacaran? Amit-amit." Nampaknya Hajime menentang keras ucapanku, kentara dari wajahnya yang mengkerut masam.
Dan tawaku lepas begitu saja disusul dengan pintu kelas seni yang menjeblak terbuka dengan kasar.
"Haaaa! Iwa-chan!"
☆☆☆☆
Seluruh dunia jatuh cinta, dalam panah yang menembus dada.
Aku hanya ingin memahamimu.
"Nee, oshiete."
[Oikawa Tooru X Reader]
"Crossroad"
Lagu latar: Sekai wa Koi ni Ochiteiru--CHiCO with HoneyWorks.
☆☆☆☆
"Lalu kau siapanya Iwa-chan? Setahuku dia tak pernah dekat dengan ...." Oikawa menelitiku dari ujung kepala sampai kaki, jujur itu membuatku tidak nyaman atas perlakuannya.
Siapa juga yang mau ditatap intens oleh lawan jenis?
"Matamu jangan jelalatan gitu Kusokawa!" Seperti yang kuduga dari temperamen Hajime, si Oikawa mendapat hantaman telak di atas kepalanya.
"Iwa-chan! Jangan bergaul dengan gadis aneh berlumur cat ini! Aku tidak suka!"
Sakit tapi tak berdarah.
"Itu, sebenarnya aku tetangganya Hajime." Aku menahan tangan Hajime yang sudah ambil ancang-ancang memukul Oikawa. Berusaha tersenyum ramah kendati mendapat lirikan tajam.
"Hajime? Kau bilang Hajime?" Aku memiringkan kepala heran, apa ada yang aneh dari ucapanku?
"Aku kalah." Selanjutnya yang kulihat adalah Oikawa yang meringkuk di pojok ruangan. Sesekali menggumam frustrasi yang entah apa penyebabnya.
"Kau serius menyukai orang seperti dia huh? (First name)?" bisik Hajime padaku.
"Sssst. Hajime! Orangnya ada di sini!"
Aku tahu ini mustahil dan gila, jatuh cinta pada si bintang sekolah bukanlah perkara yang mudah. Belum lagi fakta bahwa Oikawa juga menyukai seorang gadis, begitulah yang Hajime katakan padaku. Hah ... ini menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[HaikyuuXReader] Neverland
FanficKisah-kisahmu terangkai lalu merajut berbagai pola, bersenda bersama warna serta berbaur dalam tumpah ruahnya imajinasi. Ada cinta di segenap kalimatnya. Ada sendu yang hinggap di dalamnya. Semuanya penuh nuansa seakan sedang meracik ramuan penawar...