Ada banyak hal menarik untuk dilihat sekarang, tetapi matamu tak kunjung lepas dari ujung tali sepatu yang terikat begitu rapi.
Rapi.
Khas Tsukishima Kei sekali.
Ini adalah sepatu yang biasa dia pakai kala latihan voli bersama Karasuno, ada banyak kenangan dan Kei menyerahkannya padamu.
"Aku tahu sepatuku keren, saking kerennya sampai kau memalingkan wajah dariku."
Kau tak akan lupa mulut tajamnya itu, senyum sinis yang licik, pembawaan yang tenang serta otak encernya yang mampu menerbangkan pria tersebut ke universitas incarannya di Inggris.
Iri, sangat iri. Kei tidak hanya mampu tetapi juga berani meninggalkan tanah kelahirannya. Menjalani hidup baru yang jelas berbanding terbalik dengan kebudayaan Jepang.
Tidak sepertimu yang menetap di satu titik. Kei berani untuk berkembang sedangkan kau takut akan risikonya.
"Jangan lupakan aku, ya?"
Kei mengangguk, menunggumu untuk bicara lagi.
"Makan teratur, kurang-kurangi sinisnya di sana, bertemanlah dengan baik!"
Kedua iris kalian bertemu pandang, terkunci dan saling merekam. Otakmu memerintah untuk tidak menangis sedang hati bersikeras meluapkan kesedihan yang menggumpal di tenggorokan.
"Sampai nanti, (Y/n)." Kei mengusap kepalamu penuh perhatian, menarik dirimu ke dalam satu pelukan erat. Cukup erat dan lama hingga menarik beberapa pasang mata untuk melirik.
Dan dengan itu, Kei mulai melangkah jauh. Menapaki jalan baru yang diimpikannya.
Dan itu adalah senyum terakhir yang Kei berikan untukmu.
¤¤¤¤¤¤¤¤
Remember when I told you,
"No matter where I go.
I'll never leave your side,
You will never be alone."Even when we go through changes.
Even when we're old.
Remember when I told you,
"I'll find my way back home."🎶Way Back Home -- SHAUN
¤¤¤¤¤¤¤¤
Apartemen yang sekarang cukup membuat seorang Kei membuka mulutnya terheran. Dia bahkan berulang kali bertanya kepada sang pemilik apakah benar tempat ini disewa atas nama dirinya.
Kei mulai membereskan barang, setelahnya berkeliling ruangan untuk mengecek semua kebutuhan yang dirasa kurang.
"Great. Seperti yang diharapkan dari apartemen mahal, padahal aku tak minta yang begini," ucap Kei sambil mematikan keran air di wastafel kamar mandi.
Berjalan ke balkon jendela, di luar terpampang langit dengan semburat oranye. Pepohonan yang tumbuh di pinggir sepanjang jalan dan beberapa orang lalu lalang di bawah sana membuat Kei melengkungkan senyum tipis.
"Sudah kuduga lantai lima terlalu tinggi untukku."
Kei meraih telpon di saku kemudian men-diall nomor Ibunya. "Bu? Aku sudah di London."
Dari seberang telepon samar-samar terdengar bunyi gaduh, membuat Kei berdecak lidah geram.
Itu pasti Kakaknya.
'Wuoooh! Adikku! Gimana di sana? Udah makan? Nyaman gak? Sudah dapat teman baru?'
Berisik seperti biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[HaikyuuXReader] Neverland
FanficKisah-kisahmu terangkai lalu merajut berbagai pola, bersenda bersama warna serta berbaur dalam tumpah ruahnya imajinasi. Ada cinta di segenap kalimatnya. Ada sendu yang hinggap di dalamnya. Semuanya penuh nuansa seakan sedang meracik ramuan penawar...