Semua orang juga tahu betapa bola voli telah mendominasi otak Kageyama, seakan keduanya telah menjadi satu kesatuan yang mustahil dipisah.
Jadi ...
Merupakan hal ganjil saat dia menatap terlampau serius seorang gadis yang tengah kelimpungan membawa setumpuk buku tebal ke dalam gedung olahraga. Keseriusannya itu ditangkap oleh mata Hinata yang selanjutnya terbahak sambil membekap mulut. Percaya atau tidak, muka Kageyama mengkerut layaknya kulit jeruk yang mengering.
"Ah maaf (Surname)-san, buku-buku ini pasti sangat berat untukmu. Maaf merepotkan," ucap Sugawara yang kini berlari kecil menghampiri gadis si perusak mood Kageyama.
"Tak masalah. Aku juga bisa mengoreksi lembar tugasmu jika perlu."
"Sungguh, jangan lakukan itu! Buku ini sudah sangat membantu kok. Terima kasih, ya!" Sugawara menggaruk pipinya, agaknya dia mulai khawatir dengan Kageyama yang rasa-rasanya siap meledak sejak (Name) masuk.
Menyadari arah pandang Suga, (Name) lantas berbalik memunggungi pria berambut soft grey tersebut dan disambut lirikan panas si maniak voli. Tak ada tanggapan yang berarti dari (Name), cuma sekadar tatapan datar tanpa makna ... lalu pergi ke pintu keluar.
"Kampr*t, dia pura-pura gak kenal!" umpat Kageyama berapi-api, bola voli di tangannya dilempar keras ke lantai. Debaman kerasnya membuat Hinata kelepasan menjaga mulut agar tidak tertawa.
"Ih, kasian ya ga di-notice. Don't mind Kageyama!"
"HINATA!"
Sesuai dugaan, dalam waktu singkat Hinata terkapar di lantai membuat anggota klub voli memandangnya nanar.
Terpujilah mulut Hinata yang tak bisa dipagar itu.
☆☆☆☆
I'm hurting, baby, I'm broken down.
I need your loving, loving, I need it now.
When I'm without you.
I'm something weak.
You got me begging,
begging, I'm on my knees.Lagu latar: Sugar--MaroonV
"Bittersweet"
[Kageyama Tobio X Reader]Warn!
Typo yang terlewat saat diedit, misstypos, kemungkinan OoC.☆☆☆☆
(Name) menguap kecil, tangannya masih berkutat dengan mesin espresso kendati mata sudah nyaris terpejam.Jduk! Splash!
Lantas dirinya sadar tatkala siraman air panas menyapu kulit tangan, menimbulkan rona merah melepuh berikut rasa nyeri yang menjalar. Kini (Name) mendapatkan kesadarannya kembali, meringis menatap kulit tangannya.
"Ck, seharusnya aku tahu kalau itu mengandung obat tidur."
"Obat apa yang kauminum sih?" Wanita bertubuh sintal di samping (Name) bertanya. Kekehan kecil keluar dari bibir tipisnya ketika melihat luka bakar di tangan (Name). Wanita tersebut kemudian berinisiatif mengambil sebuah kotak putih di bawah meja counter, meraih obat salep di dalamnya dan memberikannya pada (Name).
"Cuma obat flu kok. Tsubaki-nee ... aku keluar sebentar, terima kasih atas obatnya!" (Name) menyambut obat salep dari wanita bernama Tsubaki. Melepas apron hitam yang dipakainya kemudian keluar menuju teras kafe.
"HUAATCHIIIII!"
"Uwaah jantungku!"
Manik mata saling bertumpu, keduanya sama-sama melebarkan mata atas kejadian spontan beberapa detik yang lalu. (Name) melihatnya, dia seorang pria. Rambut hitamnya tampak melepek kena air yang (Name) duga dari cipratan hujan. Namun satu yang jadi pusat perhatiannya, jaket hitam pekat kebanggan tim voli Karasuno melekat pada pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[HaikyuuXReader] Neverland
FanfictionKisah-kisahmu terangkai lalu merajut berbagai pola, bersenda bersama warna serta berbaur dalam tumpah ruahnya imajinasi. Ada cinta di segenap kalimatnya. Ada sendu yang hinggap di dalamnya. Semuanya penuh nuansa seakan sedang meracik ramuan penawar...