~Crazy for your melody~

336 23 9
                                    

Gadis mungil itu membuka matanya, memperlihatkan amethysnya yang mempesona. Masih belum menyadari sosok di sebelahnya. Senyum masih terpahat di wajah cantiknya. Ichigo ikut tersenyum melihat itu. Gadis di hadapannya ini benar-benar gadis yang ingin ditemuinya, gadis yang membuatnya kehilangan kontrol diri setiap kali mereka bertemu.

"Kebetulan?" suara Ichigo tiba-tiba keluar. Membuat pemilik amethys berbalik ke arah sumber suara. Senyum di wajahnya pun seketika menghilang.

Hening, lama tidak ada yang berbicara di antara mereka. Gadis pemilik amethys menatap baik-baik cowok di hadapannya. Dan menyadari, bahwa cowok berambut orange di hadapannya ini adalah cowok mesum di taman beberapa hari yang lalu. Alisnya mulai berkerut. "Ya ampun, orang ini..." batinnya.

"Kau, gadis di taman itu kan?" Ichigo kembali bersuara, hanya ingin memastikan. Senyum masih setia di wajahnya.

"Tatsuki benar, udara di sini dingin." Ucap pemilik amethys itu dangan ekspresi datar sambil membuang pandangannya ke lain arah. Seakan tidak ada Ichigo di sana. Ia lalu dengan sigap berbalik hendak meninggalkan cowok berambut orange yang masih tersenyum. Ia tidak ingin bertemu dengan cowok di dekatnya ini. Cowok aneh tidak tahu diri.

Seketika senyum di wajah Ichigo menghilang. Bingung, kenapa gadis mungil ini seperti tidak memperdulikannya. Apakah, gadis ini tidak mengenalnya? Dan bukan salah satu dari fansnya yang akan senang hati berlama-lama berada di dekatnya? Yah, walau pun hal itu tidak terlalu penting untuk gadis mungil itu ketahui, karena bukan itu inti dari keinginan Ichigo bertemu kembali dengan gadis bermata violet itu. Ia hanya ingin memastikan satu hal.

"Tunggu!" Tangan Ichigo segera bergerak, menahan pergelangan tangan gadis mungil yang baru dua langkah menjauh darinya. Rukia berbalik, memandang tangannya yang tertahan kemudian berpindah pada wajah pemuda tinggi yang penuh tanda tanya. Ia berusaha menarik tangannya agar terlepas, tetapi cengkraman pada pergelangannya lebih kuat.

"Lepaskan tanganku." ucap Rukia masih datar. Matanya menatap tajam amber di hadapannya. Amber yang terasa familiar, tetapi entah di mana ia pernah melihat itu.

Ichigo tertawa, "Relax, kenapa kau galak sekali?" tangan Ichigo yang lain bergerak cepat menuju dahi Rukia, meletakkan jari telunjuknya di antara alis yang berkerut. Kedua bola amethys itu semakin menatapnya tajam. Ichigo kembali ingin tertawa, tapi kali ini dia berusaha menahannya.

"Ekspresimu ini... sama seperti di taman waktu itu." Lanjutnya sambil menekan jari telunjuknya di dahi Rukia. Hal itu benar-benar membuat emosi Rukia bertambah, tetapi ia masih bisa menahannya. Tangannya bergerak menepis tangan cowok berambut orange dari dahinya. "Apa mau mu?"

Ichigo masih menahan pergelangan tangan gadis mungil yang sedang menatapnya tajam, walau kekuatannya di sana tidak sebesar tadi. "Hah," Ichigo menghela nafasnya perlahan, "ekspresi galakmu ini tidak cocok dengan wajahmu!"

Rukia menarik nafas, rasa kesalnya bertambah. Cowok di hadapannya ini bodoh atau idiot. "Kutanya, apa mau mu?" amethysnya menatap amber di hadapannya tajam. "Kalau kau masih berbicara hal tidak bermutu dan tidak menjawab pertanyaanku, sebaiknya kau lepaskan tanganmu itu!"

Ichigo tersentak, gadis di hadapannya ini berbeda dengan gadis kebanyakan yang pernah ditemuinya. Gadis lain pasti tidak menolak walau hanya tangan saja yang di sentuh olehnya, tetapi gadis mungil ini malah emosi. "Ku pikir kau itu salah satu fansku, karena kau satu sekolah denganku dan mengikutiku hingga ke taman."

Rukia tersenyum sinis, "Huh, mengikutimu? Aku? fansmu? Bahkan aku tidak tahu siapa namamu. Lebih baik sekarang lepaskan tanganmu ini!" ucap Rukia, sudah tidak bisa sedatar tadi. Kali ini dia mulai emosi, sekuat tenaganya ia kerahkan agar bisa terlepas dari cengkraman cowok aneh ini. Tetapi hal itu benar-benar sulit.

Re:prayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang