Waktu itu surya mulai merendah, bersatu dengan awan-awan, hingga akhirnya menghilang meninggalkan cahaya senja diperaduan.
Sesaat aku termenung mengingatmu,
Caramu tersenyum,
Caramu tertawa,
Caramu menatap,
Dan belasan perasaan saling bertabrakan dalam ulu hati.
Perasaan yang tak mampu terdefinisikan.
Perasaan yang tak pernah sinkron dengan pikiran.
Perasaan yang membuat aku semakin dan semakin,
Mencintaimu..Tapi dikala malam menyapa,
Gelap mulai merangkul dunia namun tak lupa bintang menguntitnya,
Sudut bibirku terangkat melukis segaris senyum, bintang memang slalu menemani malam, tepatnya si bulan.
Apa mereka berjodoh?Jika bintang saja ditakdirkan menemani bulan kala malam
Apa mungkin aku ditadirkan menemanimu kala pelaminan?
Sebagai tamu atau pasangan?
Atau hanya sebagai nelangsa pengharap cinta?Kala surya kembali tiba dengan sinarnya,
Menyapa tiap embun yang hinggap pada daunnya,
Awan-awan putih tampak cerah menggantung langit, awan indah yang slalu menemani sang empunya cahaya pagi,Aku berjumpa
dalam lamunan, matahari pun ditemukan lagi dengan paginya, pun bintang nanti akan bertemu lagi dengan malamnya.
Ku mulai tahu saat meratap langit,
Jodoh slalu berjumpa
Dalam waktu dan keadaan yang tepat.
Delloni.Ditulis ketika aku membayangkan wajah kamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deretan kata
PoetryBukan quotes, apa lagi puisi, nggak pinter gue mah. Sejenis curahan hati ketika merindu sesuatu yang bernama 'kamu.'