Dulu setiap pagi giatku menyapa
Memandang wajah penuh ceria
Menikmati rasa yang menjalari dada,
Tak ada sesak yang mendesak,
Hanya ada krasak-krusuk tentang bahagia,Kini aku tak lagi menulis
semua tentang cinta,
Tak ada manisnya,
Kini rasa itu hanya luntang-lantang bak pengemis tanpa arah,
Menggantung di langit dan siap jatuh untuk memungut diri sendiri,Ini aku setelah kau pergi,
Tiada lagi bisik manis cinta,
Hanya ada rasa hampa dalam rindu buta,
Rindu yang tak terjabar oleh rasa,
Rindu yang tak akan berlabuh
Bagai jelaga yang hancur ditengah udara
Hatiku luka dengan jarum-jarum menusuk yang kau tinggal,
Jarum tajam yang seenaknya menancap hingga ulu hati,Ini aku setelah kau pergi,
Seonggok tubuh tak berguna dalam kubangan luka yang kian tak binasa,Ini aku setelah kau pergi,
Terdiam dalam alunan hampa,
Termenung memeluk sekeping rindu yang tak biasa,Ini aku setelah kau pergi,
Insan bodoh yang masih setia berpegang rindu yang kian menjelma menjadi luka,Rindu tak lagi indah,
Dulu rinduku kau rangkul dalam
Kini rinduku seperti jalang yang luntang-lantang,Benarkah ucap angin?
Benarkah kau tak akan kembali?
Karena semakin lama aku berharap kau kembali,
Semakin banyak langkahmu berjalan jauh pergi.Dan ya, ini aku yang mati membeku menunggu hangat cintamu melelehkanku.
Ini aku yang terjabak imitasi fikir yang sangat kikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deretan kata
PoetryBukan quotes, apa lagi puisi, nggak pinter gue mah. Sejenis curahan hati ketika merindu sesuatu yang bernama 'kamu.'