Abela membuka matanya dengan terpaksa saat alarm yang diatur tepat pukul 05.30 berbunyi nyaring di telingannya.
Ia mematikan alarm tersebut, lalu bangun dengan jiwa yang masih mengantuk.
Abela berjalan menuju kamar mandi seperti orang yang tidur sambil berjalan. Dan menguap berkali-kali.
Ia masih ingin tidur, tetapi karena statusnya saat ini masih seorang pelajar yang membutuhkan ilmu untuk masa depan, jadi terpaksa selama 12 tahun ia harus bangun pagi. Dan ini sudah tahun ke 10 nya. Tinggal tersisa 2 tahun lagi.
Setelah selesai mandi, rasa kantuknya mulai menghilang. Hingga ia bisa lebih bergegas lagi untuk mempersiapkan dirinya.
Saat Abela hendak keluar kamar, samar-samar ia mendengar ramai suara di ruang makan.
"Pagi-pagi begini kok kedengerannya rame banget yah di bawah? Tumben banget." Abela bertanya pada dirinya sendiri. Rumah yang biasanya sepi saat ini terdengar begitu ramai.
Mengurangi rasa penasarannya, Abela segera turun dan menuju ke ruang makan.
Saat Abela sampai di ruang makan, suara yang sebelumnya ramai dipenuhi canda tawa, berubah menjadi hening saat kedatangannya.
Semuanya menatapnya tak suka.
"Ma, Rey udah kenyang. Rey berangkat sekolah dulu."
"Nia juga, Ma."
"Iya, hati-hati ya kalian."
Semua langsung bergegas pergi meninggalkan Abela sendirian. Saat Rey dan Nia berjalan hendak melewati Abela, Rey berjalan tanpa memandangnya, sedangkan Nia, berjalan sambil menatap Abela tak suka.
"Ma, Abela juga berangkat dulu ya." Abela mengehembuskan nafasnya berat saat ucapannya tidak dihiraukan oleh mamanya. Bahkan untuk melihatnya saja, mamanya seperti tidak punya waktu.
***
Abela keluar dari rumah dan mendapati seseorang telah berada di depan pintu gerbang rumahnya.
'ngapain dia pagi-pagi kesini' Abela bertanya-tanya dalam hati, kemudian melangkahkan kaki, mendekat ke arah orang itu.
"Ngapain lo disini?" tanya Abela.
"Jemput lo," jawab Gino santai.
"Gue naik angkot aja." tolak Abela
"Gak bisa. Kan gue udah bilang semalam mau jemput lo."
"Kan semalem gue belum bilang iya ato enggak, tapi lo malah matiin telponnya sepihak. Jadinya lo gak tau deh kalo gue menolak ajakan elo!" ucap Abela.
"Gak peduli!" balas Gino dengan santainya. "Lo udah tau kan kalo gue gak suka adanya penolakan!"
"Bodo!"
Abela kemudian berjalan mencari kendaraan umum, meninggalkan Gino di motornya sendirian.
Melihat Abela yang semakin jauh, Gino memakai helmnya dan menjalankan motornya menyusul Abela hingga keduanya sejajar.
"Cepet naik!" ucap Gino yang tak dihiraukan oleh Abela. Abela terus berjalan, membuat motor Gino harus berjalan melambat karena menyamai dengan langkah kaki Abela.
"Jangan salahin gue kalo lo gak dikasi masuk sama Pak Trio." ucap Gino akhirnya kemudian menjalankam motornya lebih cepat meninggalkan Abela.
"Eh- kok gue jadi ditinggalin. Dasar cowok gak peka!" Abela mendecak kesal.
***
"PAK!! TUNGGU PAK!!" Abela berlari sambil berteriak karena pintu gerbangnya akan ditutup.
Abela berhenti dan memegang kedua lututnya "Gila capek banget." ucapnya ngos-ngosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abela
Teen Fiction[ON GOING] Christabela Elive Wiston. Gadis cantik dengan sejuta rahasia dalam dirinya. Banyak orang hanya tau bahwa hidupnya itu indah, dengan kehidupan yang mewah dan dikelilingi orang-orang yang mencintainya. Tapi tidak banyak yang tau, bahwa hidu...