Part 15

340 17 2
                                    

"Bahagia, Luka dan Cinta. 3 kata yang saling berhubungan. Ketika cinta tak mau datang, bahagiapun seperti itu. Tapi akan ada luka. Dan ketika cinta datang, bahagiapun akan ada. Namun hanya sebentar, dan menyisakan luka lagi. Hmm Mungkin luka sudah ditakdirkan untuk ada terus bersamaku."

***

Happy Reading... ^-^
•••
Bel pulang telah berbunyi, menandakan pelajaran hari ini telah berakhir. Seluruh siswa berhamburan keluar dari kelasnya untuk segera pulang ke rumahnya masing-masing.

Begitu juga dengan Gino yang segera memasukkan barang-barangnya ke dalam tas untuk segera beranjak dari kelasnya. Ia terlihat begitu terburu-buru, sampai-sampai tak sempat untuk sekedar bicara dengan teman-temannya. Membuat teman-temannya keheranan melihatnya.

"Bocah ngapa yak?" tanya Lano kepada kedua temannya.

"Tau tuh. Kayak dikejar-kejar depkolektor ae. Cepet amat," kata Ian menyahuti.

Dirga yang juga bingung tapi tidak mau ikut memikirkannya mengajak temannya untuk pulang saja. "Yaudah yuk, cabut."

Disisi lain, Gino yang terlihat terburu-buru itu karena ia ingin ke kelas Abela untuk mengajak pulang bersama. Ia tidak mau Abela telah pulang terlebih dahulu sebelum ia sampai, makanya ia sangat buru-buru.

"Eh," cegah Gino kepada seorang yang baru saja keluar dari kelas Abela. Orang itu berhenti dan menatap ke arah Gino. "Abela masih ada di dalam?" tanya Gino kepada orang itu yang dibalas dengan anggukan kepalanya.

Gino menunggunya keluar di depan pintu kelas Abela. Dan saat Abela keluar dari kelasnya, ia hanya memandang Gino sekilas kemudian membuang mukanya ke lain arah dan berjalan terud melewati Gino, beranggapan seperti tidak melihat Gino di sana.

Gino yang melihat Abela berjalan menjauhinya, segera menyusulnya dan mencekal pergelangan tangan Abela. "Eh lo mau kemana?"

Abela menghempaskan tangannya "Apaan sih! Ya gue mau pulanglah!" ucapnya sarkas.

"Gue anter ya."

"Gak!"

Belum sempat Gino menjawab Abela dengan cepat malnjutkan bicaranya "Gue gak peduli lo mau bilang kalo lo ga nerima penolakan. Emang gue pikirin? Udah ah gue capek, mau pulang. GUE BISA PULANG SENDIRI!" kalimat terakhirnya sengaja ia tekankan. Setelah mengucapkannya Abela segera berlalu meninggalkan Gino.

Tapi baru selangkah ia berjalan, ia berhenti kemudian berbalik lagi menghadap Gino "Oh ya satu lagi, mending lo anter sana PACAR lo itu. Dan dijaga baik-baik PACAR lo itu, ajarin etika juga! Udah bye!" Abela sengaja menekankan kata pacar entah karena dia cemburu atau kesal saja dengan cewek bernama Karin itu. Setelahnya, Abela benar-benar berlalu meninggalkan Gino yang hanya diam tidak membalas ucapan Abela karena tidak mengerti.

***

"Aaahh gue capek banget." Abela merentangkan tangannya, menarik nafasnya dan merebahkan dirinya di atus kasur miliknya setelah pulang dari sekolah. Ia bahkan tidak sempat mengganti seragamnya, karena ia ingin segera merelaksasikan pikirannya dengan tidur.

"Kak ayo, nanti kita telat. Kata mama, pesawat kita nanti ninggalin kita kalo kita telat," ucap seorang anak kecil sambil menarik-narik baju kakaknya.

"Iya-iya, tunggu sebentar. Kakak mau ke sana dulu sebentar, kamu tunggu aja dulu di sini," balas kakaknya.

"Kakak mau ke mana?" tanya anak kecil itu lagi.

"Mau nemuin temen kakak sebentar. Kasian dia sendirian di sana."

"Yaudah kak, jangan lama-lama ya."

AbelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang