Sore ini, sesuai isi pesan dari Gino, Abela datang ke taman. Sudah setengah jam lebih ia menunggu, tapi Gino belum juga datang.
"Ck. Lama banget sih tuh orang." gumam Abela yang sudah bosan menunggu Gino yang tak juga datang.
"Sorry, Gue telat," ucap seseorang yang tak lain tak bukan adalah Gino.
"Dasar karet!"
Gino tak menggubris ucapan Abela. Dan langsung duduk tepat di sebelah Abela.
"Ngapain lo nyuruh gue kesini?" ucap Abela lagi. Seolah tidak tau maksud Gino menyuruhnya datang.
"Kita latihan sekarang."
Abela mengangkat sebelah alisnya menatap Gino. "Maksud lo?"
"Lo kan lagi dapet hukuman dari Bu Silvi, di suruh tampil saat ultah sekolah. Dan karena gue baik, gue bersedia buat jadi partner lo."
"Dari mana lo tau gue lagi dapet hukuman? Terus buat apa juga latihan?" tanya Abela ketus.
"Gak penting lo tau darimana. Yang penting kita latihan, biar penampilannya nanti gak malu-maluin!" cibir Gino.
Abela memutar bola matanya. "peduli amat lo!"
"Ikut gue!" Tanpa membalas ucapan Abela Gino berjalan menuju mobilnya.
Abela menyusul Gino yang pergi mendahuluinya.
"Eh- tunggu dulu dong. Mau kemana sih?""Rumah gue."
***
Gino dan Abela turun dari mobil setelah mereka telah sampai di rumah Gino.
Abela berjalan di belakang Gino.
Dan saat mereka masuk ke dalam rumah, Abela tampak terkejut dengan isi di dalam rumah Gino.
Rumah mewah bercat putih, dihiasi dengan lampu-lampu yang menyala disetiap penjuru ruangan, ditambah dengan beberapa lukisan yang terpampang di dinding bersama foto-foto keluarga yang bahagia.
Abela melangkahkan kakinya ke salah satu foto yang tergantung di dinding. Terlihat 3 orang anak kecil --2 lelaki dan 1 perempuan-- sedang berfoto bersama kedua orang tuanya. Nampak keluarga kecil yang bahagia, dan Abela yakin itu foto keluarga Gino.
Ada dua anak laki-laki kecil di foto itu, tapi Abela tidak tau yang mana Gino. Ia semakin menajamkan matanya, untuk melihat salah seorang anak lelaki itu.
Abela mengingat-ingat kapan dan di mana ia pernah bertemu anak lelaki itu. Ia seperti pernah mengenalnya karena wajah yang tak asing baginya. Tapi, ia tidak juga mengingatnya.
Atau mungkin itu hanya perasaannya saja.
Ia kemudian beranjak ke foto yang lain. Foto yang terdapat 3 orang anak remaja. Ia jadi teringat dengan dua saudaranya. Air matanya mulai menetes.
Ia ingat saat-saat dulu di mana ia dan saudaranya selalu bersama dalam suka maupun duka.
"Lo kesini buat latihan, bukan liat pameran foto!"
Abela terkejut dan buru-buru mengusap air matanya sebelum Gino mengetahui ia sedang menangis.
"Cepet ikut gue!"
Abela kemudian berjalan mengikuti Gino dari belakang.
Gino kemudian masuk ke salah satu ruangan, diikuti Abela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abela
Ficção Adolescente[ON GOING] Christabela Elive Wiston. Gadis cantik dengan sejuta rahasia dalam dirinya. Banyak orang hanya tau bahwa hidupnya itu indah, dengan kehidupan yang mewah dan dikelilingi orang-orang yang mencintainya. Tapi tidak banyak yang tau, bahwa hidu...