Si kecil Syahrul

192 12 8
                                    

Sperti biasa, Ayam berkokok di seluruh penjuru desa tapi
Syahrul kecil tetap masih terjaga dalam kasur hangatnya

"Rul.. Bangun yuk.." Suara Halus ayah yang merasuk ke penjuru telinga, sampai membuatnya kaget dan tersengal**

"ah.. Ayah.." sambil mengeluh manja, Dan berusaha untuk tidur lagi
"siapa yang mau nasi goreng hari ini ??" sambil menyengir dan pergi dari kamar syahrul

mndengar ayah bilang seperti itu syahrul kecil terbujuk dan langsung berlari mendahului ayahnya menuju dapur "maklum makanan kesukaan syahrul dari kecil"
__________

Di lain ruangan, Bunda lagi goreng" telur dan sosis untuk pelengkap nasi goreng yang udah di buatNya

"Bunda !!" syahrul kecil berteriak "Udah ngak usah teriak**, kok kayak bunda ada di ladang aja"

Dengan sigap Syahrul langsung membuka tudung saji di meja makan, sambil menaiki kursi kayu

"Uhh.. Untung aja belum di ambil kakak" dengan raut muka yang masih penuh dengan kemalasan

"cuci mukaMu dulu sana" sambil mengangkat telur sosis yang baru di goreng Bunda

__________

Setelah mencuci muka dan sarapan, Syahrul mandi dengan air hangat di bak besar yang sudah di siapkan Ayah

__________

Setelah berseragam rapi syahrul kecilpun siap berangkat ke Taman Kanak-kanak di Kota

"Rul.. Ayo cepat sini, udah hampir jam 7 lo" Ayah agak berteriak dengan nada yang lantang, sambil memanaskan motor Kazer lawasnya

"Bentar Yah !" Teriaknya.

Bunda menyisir rambut Syahrul, lalu membedaki muka syahrul dan menatap matanNya "Jadilah kebanggaan keluarga nak" Doa Bunda dalam Hati sambil tersenyum ke Syahrul kecil lalu mengecup keningnya

"Ayah berangkat dulu Bun.."

mendengar Ayah bicara itu syahrul langsung bersalaman dengan Bunda mengecup punggung tangan Bundanya dengan cepat

"Asalamualaikum, brangkat dulu Bund" sambil berlari menuju motor Ayah yang akan di titih keluar garasi

"Tunggu Yah !!"
"sudah cepat, ayo naik, Ayah nanti terlambat kerja lo"

Syahrul Naik montor dan Ayahpun memberi kan salam manis pada Bunda "Asalamaualaikum Bun, Ayah berangkat kerja dulu ya ?!" di iringi dengan senyum manis

Bunda hanya menatap mereka berdua dengan senyuman yang amat manis dan di iringi lambaian tangan

"hati-hati di jalan, jangan lupa berdoa"

Perlahan montor kawasaki tua itu meninggalkan halaman dengan suara deru kenlpot yang kian menghilang..

Makasih udah mau baca, jangan lupa
Saran dan kritiknya ya.. 😉

TERSELIP NAMAMU DI SETIAP DOA KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang