W 2

1.8K 143 3
                                    

"ini informasi yang anda minta pak" ucap sang anak buah sambil menyerahkan sebuah amplop coklat,

sang bos menerima lalu mengecek isinya. Seringaian kecil tergambar dari sudut bibirnya,

"siapa nama informan ini?"

"Dia biasa disebut Eagle"

"Eagle? Hmm.. menarik"

"buat jadwal pertemuan dengannya, aku ingin bekerja sama dengannya untuk waktu yang lama"

"baik pak"

+++++++

"yeayy weekend" teriak Naomi girang,

"Kak Ve, ayo main. Nao bosan" ajak Naomi,

Ve masih sibuk dengan laptopnya, Naomi yang melihat Ve tak merespon mulai menjalankan aksi merengek,

"Kak Vveeeeeeee...Kak Vveeeeee... mbakk Peeee yang Naomi sayanngggg. Ayooo maiinnn" rengek Naomi sambil menusuk nusuk pipi Ve,

'ck besok selasa? 3 hari lagi? kenapa cepet banget?' batin Ve yang masih fokus dengan laptopnya,

Ve masih tidak merespon karna terlalu fokus dengan laptopnya sampai tiupan nan lembut menggelitik hangat daun telinganya, membuat Ve bergidik geli,

Ve memalingkan wajahnya, "Nao...mi... geliii" ucap Ve terbata bata,

Naomi yang mendapatkan respon Ve tersenyum penuh kemenangan, kemudian mulai merengek, "Kak Veeee... Nao bosen. Ayokkk main" rengeknya sambil menggoyang goyangkan lengan Ve,

"mau main kemana Naomi-ku?" tanya Ve sambil mencubit pipi Naomi,

"aduh sakit Kak Ve, jangan samain pipiku sama pipi gembul Kakak" kesal Naomi sambil mengelus elus pipinya,

"ulluuu,, ulluuuu sakit ya? mana mana kakak liat?"

cup

cup

cup

Ve memberikan kecupan bertubi tubi ke pipi Naomi yang dicubitnya tadi,

wajah Naomi memerah, sedangkan Ve terlihat bingung melihat wajah merah Naomi,

"Nao kenapa? sakit?" tanya Ve sambil mengarahkan tangannya ke dahi Naomi,

Naomi memalingkan wajahnya, "Ehh,, kenapa?"

"Nao maulu kak" ucap Naomi jujur,

"HAHAHAHA" Ve tertawa terbahak bahak,

"Kak Ve ihhhh" kesal Naomi sambil memukul mukul lengan Ve,

"Aduh ampun Nao" ucap Ve sambil menghindari pukulan Naomi,

"kak Ve nyebelin si" kesal Naomi yang telah menghentikan pukulannya,

Ve menghentikan tawanya, namun ia masih terkekeh kecil, "Nao kenapa malu? perasaan kakak dah biasa cium Nao?"

Naomi berfikir sejenak, "Nao juga ga tau? tapi beberapa bulan ini rasanya beda. Dibagian sini, detaknya cepet banget" jawab Naomi sambil menunjuk bagian jantungnnya,

Ve tertegun mendengar jawaban Naomi, sedetik kemudian senyum mengembang dari sudut bibirnya. Ve menarik tubuh Naomi untuk duduk di pangkuannya lalu memeluk Naomi dari belakang sambil menaruh dagunya di bahu Naomi,

Tubuh Naomi menegang merasakan dekapan dan hembusan nafas Ve,

"jangan malu! itu wajar ko. Kakak juga sering ngerasain hal yang sama" ucap Ve,

Tidak ada respon dari Naomi. Ve memperhatikan wajah samping Naomi. Ia terkekeh melihat wajah tegang Naomi,

Tangan Ve mencubit gemas pipi Naomi, kemudian melepaskan pelukannya dan menurunkan tubuh Naomi dari pangkuannya, "ayokk, katanya mau main?" ucap Ve sambil mengusap pipi Naomi,

Ucapan Ve seakan menyadarkan Naomi, senyum mengembang dari sudut bibirnya. Bahkan kejadian tadi seakan tidak pernah terjadi saat Naomi mendengar kata 'main',

"Ayoo kak" ucap Naomi penuh semangat,

Ve hanya menggeleng gelengkan kepalannya dan tertawa kecil melihat perubahan wajah Naomi yang begitu cepat,

+++++++

"Huft.. hujan" ucap Naomi dengan ekspresi sedih,

entah sudah berapa kali Ve mendengar keluhan Naomi tentang hujan, sedari tadipun Ve hanya mampu memberikan Naomi tatapan iba, bagaimana tidak, keinginannya untuk pergi ke taman hiburan harus terkubur dalam dalam karena hujan deras yang terus saja mengguyur kota tempat mereka tinggal. Dan jadilah kini mereka hanya terjebak di mall,

Ve menggenggam tangan Naomi, "jangan ditekuk gitu dong wajahnya, besok kalo cuacanya lebih baik kakak ambil libur deh, biar bisa nemenin Nao ke taman hiburan"

Senyuman Naomi mengembang mendengar ucapan Ve, namun sedetik kemudian senyuman itu pudar karna mengingat sesuatu, "dulu kakak juga pernah menjanjikan hal yang sama pas Nao pengen ke puncak, tapi ujung ujungnya kakak ga pernah punya waktu. Selalu sibuk atau ada kerjaan yang penting dadakan hmm" 

Ve termenung. Benar apa yang dikatakan Naomi, dirinya memang tak punya banyak waktu luang. Terlalu banyak hal yang harus dikerjakan. Terkadang bahkan ia hanya tidur 1 atau 2 jam karna terlalu sibuk,

Meskipun sebenarnya Ve tidak pernah meninggalkan Naomi dan selalu membawa Naomi kemana saja, namun ia bisa mengerti jika Naomi merasa bosan karna selama ini waktu Naomi terlalu banyak di habiskan untuk menemani ia di kantor ataupun tempat yang berhubungan dengan pekerjaannya,

"kali ini kakak janji akan benar benar meluangkan waktu untuk Nao"

Naomi mengangkat kepalannya dan menatap Ve penuh harapan, "benarkah? kakak janji?"

"tentu"

Naomi kembali tersenyum,

"sekarang makan ya?" pinta Ve yang melihat makanan Naomi hanya dibiarkan saja,

tanpa menjawab Ve, Naomi langsung memakan lahap makanan di depannya,

Ve yang melihat tingkah Naomi tak henti hentinya menyunggingkan senyum,

di sisi lain terlihat seorang pria yang tengah memperhatikan mereka dengan seksama,

"Hmm,, masih bisa tersenyum kau rupanya. Bahkan dewi fortuna seakan tak pernah meninggalkanmu semenjak kejadian itu" gumam pria itu,

pria itu menghubungi seseorang,

"aku sudah menemukannya"

"..........."

"dia masih sama. Tapi sepertinya hidupnya saat ini lebih bahagia"

"..........."

"tentu aku tidak akan membiarkannya berlama lama tersenyum"

".........."

"jangan banyak mengatur! aku akan bersenang senang dengan caraku"

Telepon diputuskan secara sepihak,

"dasar tua bangka" pekik pria itu,

Pria itu membidik kameranya untuk mengambil foto Ve dan Naomi, senyum evil mengembang dari sudut bibirnya,

"Welcome to my games girl" ucap pria itu sambil melihat hasil jepretannya, lalu melenggang dari tempatnya,


tbc

WeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang