W 5

1.2K 110 40
                                    

Naomi pov

"enggg" erangku ketika bangun dari tidurku,

lah, tadi akukan lagi meluk kak Ve. Kenapa ketiduran rutukku dalam hati,

aku melihat ke kanan dan kiriku mencari keberadaan kak Ve. Kulihat kak Ve sedang tertidur di atas tumpukan kertas,

Aku mendekati kak Ve, membaringkan tubuh kak Ve dengan hati hati lalu menyingkirkan meja berisi kertas kertas itu,

"Kak Ve pasti belum makan, beli makan buat kak Ve kali ya?" gumamku,

Aku mengambil jaket yang ku yakin punya Kak Ve lalu berjalan keluar hendak memberi makanan, sampai kulihat 2 pria berjas hitam di depan kamarku,

Aku kembali masuk ke dalam kamar, berlari ke arah kak Ve lalu menindih tubuh kak Ve yang tengah tertidur dengan tubuhku. Aku memeluk tubuh kak Ve erat erat. Aku ketakutan luar biasa,

Mungkin karna terkejut, kak Ve terbangun dari tidurnya,

"kenapa Nao?" tanyanya,

"Kak ada orang jahat di depan pake jas item, 2 orang lagi" ucapku sambil menenggelamkan tubuhku di dada kak Ve,

Bukannya terkejut kak Ve malah tertawa, membuatku bingung,

"kakak ko ketawa si?"

"ya gimana ga ketawa? kamu lucu banget" ucap kak Ve sambil mencubit pipiku,

aku terdiam, apa yang lucu batinku,

"itu bukan penjahat Nao, itu bodyguard yang kakak sewa buat jagain Nao pas kakak pergi tadi" terang kak Ve,

aku membulatkan bibirku tanpa menimbulkan suara,

"lah,, Nao ngapain keluar?" selidik kak Ve,

"tadi Nao mau beli makanan buat kakak. Kakak pasti belum makan, kakak kan nakal"

lagi lagi kak Ve tertawa,

Jujur kadang aku suka bingung sama kak Ve, dia selalu tertawa dan bersikap sangat baik jika sedang bersamaku. Tapi jika bersama orang lain, kak Ve akan bersikap sangat dingin. Jangankan tertawa, tersenyum aja jarang. Apa jangan jangan kak Ve punya dua kepribadian kaya yang di filem filem ya?

"Hey, napa diem?" tanya kak Ve membuyarkan lamunanku,

"ga papa kak" jawabku,

"kakak dah makan tadi" terang kak Ve,

liar batinku,

"makan angin kak? atau makan kertas?" sindirku,

"serius. Makan roti" terangnya,

"Hmm,, makan roti minum kopi. Kebiasaan" gumamku,

Begitulah kak Ve, udah kalo suruh makan nasi susah. Sekalinya makan, makannya roti minumnya kopi. Huftt,

"kamu dah makan?" tanya kak Ve,

aku mengangguk sambil menunjuk tempat makan dari rumah sakit yang sudah kosong,

Kak Ve mencium pucuk kepalaku, aku tersenyum. Aku sangat senang dengan sentuhan dan kecupan Kak Ve, menurutku itu nagih,

"tapi Nao, kakak bisa kehabisan nafas kalo kamu terus terusan di atas badan kakak" canda kak Ve,

aku tersipu malu melihat posisiku, lalu turun dari tubuh kak Ve,

"kak, aku mau bobo sama kakak" ucapku,

kak Ve mengerutkan keningnya, "ada ada aja" ucapnya,

"kak Ve" rengekku,

"ya udah bentar"

Kak Ve turun dari sofa lalu mengangkat bagian atas sofa dan treng.. jadilah sofanya lebar dan bisa untuk tidur berdua,

Kak Ve berbaring di sebelah kanan sedangkan aku di sebelah kiri, posisi kak Ve saat ini sedang membelakangiku,

"Kak" panggilku,

"Hmm" dehem kak Ve,

"Kak" panggilku lagi,

kali ini kak Ve membalik badannya sehingga berhadapan dengan ku. Tanpa basa basi aku langsung mendekat dan memeluk kak Ve lalu menyembunyikan wajahku di antarara leher dan dadanya,

"Nao ga bisa tidur kalo terang kak" ucapku,

Entah kalian mau anggep aku manja, cari kesempatan atau apalah. Aku ga peduli, nyatanya aku ga bisa tidur kalo terang. Kecuali kalo ketiduran haha,

Kak Ve mengusap punggungku, lalu setelahnya aku tak ingat,

Naomi pov End

+++++++

"sudah ada kabar dari Eagle?"

"sudah Pak. ini semua data lengkap orang orang di sekitarnya dan ini laporan pengawasan Eagle terhadap Arya"

"sepertinya Arya bergerak lebih cepat dari kita" lanjut sang anak buah,

"Anak itu benar benar membuatku naik pitam. Jika bukan karna uang, mungkin sekarang dia sudah berada di neraka" kesal sang boss,

"Hai Om" sapa seorang pria,

"Dicky. Bagaimana kabarmu nak? kamu semakin tampan saja"

"bisa saja paman. Aku baik paman, semenjak paman sakit aku jadi harus mengurus semuanya sendiri"

"maafkan paman? jika saja Arya mau bekerja, dia pasti bisa membantumu" sesal sang paman,

"tak apa paman, yang penting paman lekas sehat. Aku ke sini hanya ingin menyerahkan berkas kerjasama dengan Include Corp." terang Dicky,

"Include Corp.?" sang paman nampak membaca dokumen yang ia dapat dari Eagle,

"Paman tau Include Corp.?" tanya Dicky,

"Tentu paman tahu, tapi bukankan perusahaan itu jarang menjalin kerjasama dengan perusahaan yang sama sama besar?"

"Pemilik perusahaan itu teman kuliah Dicky Om" terang Dicky,

"Baguslah kalo kamu bisa bekerjasama dengan perusahaan itu. Akan aku tanda tangani dokumen kerjasamanya" ucap sang paman,

"serius? paman tak ingin membaca perjanjiannya dulu?"

"tidak usah" ucap sang paman lalu menanda tangani dokumen itu,

Dicky mengangguk,

"Aku pulang paman"

"Hati hati"

Setelah Dicky tak terlihat,

"sepertinya dewi fortuna sedang berpihak pada kita" ucap sang boss,


tbc

WeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang