Assalamualaikum
Semoga Sholihaat dikaruniai kesehatan dan perlindungan yang sempurna oleh Allah swt. Amin.
Kali ini kita bahas bagian intinya ya 😄😄😄
Bismillah...
Pengaturan hubungan laki-laki dan perempuan bukan persoalan yang mudah. Apalagi kalau pengaturannya diserahkan pada manusia, pasti amburadul jadinya seperti yang sudah kita bahas bab sebelumnya.Pengaturan antara keduanya harus dapat mengakomodasi dua faktor: Pertama, bahwa potensi hasrat seksual pada pria dan wanita dapat bangkit jika keduanya berinteraksi; misalnya ketika bertemu di jalan, kampus, sekolah, perpustakaan, pasar, dan lain-lain. Kedua, bahwa pria dan wanita harus saling tolong-menolong (ta'âwun) demi kemaslahatan masyarakat, misalnya di bidang perdagangan, pendidikan, pertanian, dan sebagainya.
Bagaimana mempertemukan dua faktor tersebut?
Memang tidak gampang. Dengan maksud agar hasrat seksual tidak bangkit, bisa jadi muncul anggapan bahwa pria dan wanita harus dipisahkan secara total, tanpa peluang berinteraksi sedikit pun. Namun, jika itu terjadi, tolong-menolong di antara keduanya tidak akan terwujud.
Sebaliknya, dengan maksud agar pria dan wanita dapat tolong menolong secara optimal, boleh jadi interaksi di antara keduanya dilonggarkan tanpa mengenal batasan. Namun akibatnya adalah bangkitnya hasrat seksual secara liar, seperti pelecehan seksual terhadap wanita, sehingga malah menghilangkan kehormatan (al-fadhîlah) dan moralitas (akhlâq).
Fakta selama ini tidak ada yang mampu mengatur sesuai fitrah manusia. Hanya syariah Islam yang dapat mengakomodasi dua realitas yang seakan bertentangan itu dengan pengaturan yang canggih dan berhasil. Di satu sisi syariah mencegah potensi bangkitnya hasrat seksual ketika pria dan wanita berinteraksi. Jadi, pria dan wanita tidaklah dipisahkan secara total, melainkan dibolehkan berinteraksi dalam koridor yang dibenarkan syariah. Di sisi lain, syariah menjaga dengan hati-hati agar tolong-menolong antara pria dan wanita tetap berjalan demi kemaslahatan masyarakat.
💖💖💖
Kedudukan Laki-laki dan Perempuan di hadapan Syariat
Islam mendudukkan laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai hamba Allah. Pada keduanya juga dibebani syariat sesuai fitrah penciptaannya.
Laki-laki diberi amanah menjadi qawwam dan mencari nafkah. Perempuan diberi amanah menjadi istri (melayani dan taat pada perintah suami selama tidak bertentangan dengan syariat), ibu (persiapan pra nikah, nikah, hamil, melahirkan, menyusui, mendidik anak) dan manager RT. Keduanya saling bekerja sama dalam rumah tangga untuk melahirkan generasi sholih sholihah.
Sebagaimana firman Allah swt.
Hubungan yang tercipta antara keduanya, bukan semata untuk menyalurkan hasrat seksual semata tetapi hubungan harus melalui pernikahan. Bukan sekedar syahwat sesaat minus tanggung jawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Serenyah Rasa
SpiritualBehind the Scene proses kreatif novel Serenyah Rasa. Novel Serenyah Rasa merupakan proyek berdua dengan kak @alyaaa Ada banyak cerita dibalik penulisan novel ini. Nah, semuanya akan tersaji di sini. Mulai dari tokohnya, cerita-cerita yang melatarbe...