"Sorry... but I can't let you go again.
“Kau benar-benar kyungmin, kan?" tanyanya lagi.
Akupun mengangguk.
"Apa kabarmu? Sudah lama sekali kita tidak bertemu, sejak..." ia tidak melanjutkan kata-katanya lagi.
Mungkin ia tahu kalau ia melanjutkan perkataannya itu hanya akan membuatku kembali terluka.
”Baik." jawabku singkat.
Aku tahu hal itu sudah berlalu lama sekali, dan aku harus belajar bersikap biasa saja dengannya. Tapi tetap saja, setelah kejadian hari itu, baru kali ini kami bertemu kembali. Jadi, aku masih belum bisa menyesuaikan sikapku padanya.
”Bagaimana denganmu, op..eh...seulong-sshi?" hampir saja aku kembali memanggilnya oppa.
"Baik...kau bisa lihat sendiri kan keadaanku." ujarnya sambil tersenyum.
Senyum itu, sudah berapa lama aku tidak pernah melihat senyumnya. Senyum yang hanya bisa terngiang di kepalaku, bersamaan dengan rasa sakit yang ku alami.
Tapi aku baru tersadar, apa yang dilakukan seulong di rumah sungyoung? Apakah sekarang mereka bersama? Aku sama sekali tidak tahu berita tentang sungyoung sejak kepergianku saat itu.
Aku mencoba mengubur kenangan masa lalu yang pahit dengan tidak berhubungan lagi dengan orang-orang yang terlibat di masa laluku, termasuk dengan sahabatku sendiri, sungyoung.
"Hyung, aku sudah siap, kita ke rumah sakit sekarang, kajja." ujar seseorang dari dalam rumah.
"Apa kau mau ikut kami, kyungmin?" tanya seulong kemudian. "Kau kemari pasti ingin bertemu dengan sungyoung kan?" lanjutnya.
"Nde, apa dia sedang sakit sekarang?" tanyaku heran
"Kau akan tahu nanti." jawab seulong singkat.
"Hyung, siapa dia?" tanya laki-laki yang baru saja keluar dari rumah dengan membawa dua buah tas besar di masing-masing tangannya.
"Nanti kuceritakan di mobil." lanjut seulong.
Kami bertiga langsung berjalan menuju mobil yang terparkir tidak jauh dari rumah itu.
Laki-laki yang ternyata bernama ki kwang itu yang menyetir mobil, seulong duduk di kursi depan dan aku di kursi belakang.
"Jadi, siapa dia hyung?" tanya ki kwang mengawali pembicaraan di antara kami.
“Namanya kyungmin, sahabat sungyoung yang baru saja pulang dari luar negeri untuk bersekolah." Jelas seulong.
"Kyungmin?" tanya ki kwang. "Sepertinya aku pernah mendengar nama itu, tapi di mana yah? Aku tidak ingat." Lanjutnya.
Dia terdiam sejenak, kemudian memandang wajahku dari kaca tengah mobil.
"Pantas saja aku merasa pernah melihatnya. Dia gadis di foto yang ada di kamarmu itu kan?" tanya ki kwang pada seulong yang berada di sampingnya.
"Pabo ya..." seulong langsung memukul kepala laki-laki yang bernama ki kwang itu cukup keras.
"Aduh, sakit hyung. ucap ki kwang sambil mengelus-ngelus kepalanya dengan sebelah tangannya yang bebas. Kenapa kau memukulku?"
lanjutnya.Aku masih memperhatikan mereka yang masih bertengkar kecil dan memandang sekilas ke arah seulong.
Apa benar yang ki kwang katakan tadi, bahwa seulong masih menyimpan fotoku di kamarnya? Entah kenapa hatiku senang saat tahu akan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Even If I Die, I Can't Let You Go
Fiksi PenggemarKyungmin tak pernah menyangka, pertemuannya dengan Seulong akan mengubah hidupnya. Dari perempuan polos yang hanya tahu belajar saja, kini mulai mengerti artinya Cinta. Mencintai dan Dicintai. Mempercayai, hingga akhirnya tersakiti. Ikutila...