Hujan di kota ini terasa semakin dingin saat kamu dan aku terlalu jauh untuk melepaskan ingin. Memeluk, mendekap, meyakinkan semuanya baik-baik saja. Ini hanya hujan, bukan duka.
Hujan adalah puisi Tuhan yang dijatuhkan diantara usaha untuk tetap bertahan. Dalam rintuk rintik yang mebasahi jarak, dalam rintih rintih yang melepaskan sesak.
Kamu adalah rindu tanpa ampun yang terjaga dalam hujan-hujan dibawah mata. Kupeluk erat bersama ingatan ingatan. Seolah ingatan itu mengatakan: Hujan dan kamu adalah rindu. Dalam senja-senja beranjak pulang. Yang tak pernah hilang bahkan saat hujan telah berhenti.