SUDAH TERBIT VERSI EBOOKNYA! Dapatkan versi lengkap dan chapter tambahan hanya di Google play book atau Google play store.
#175 @3/06/17
#221 @13/05/17
#239 @11/05/17
#249 @ 3/5/17
QUEENY WIJAYA..tajir, cakep, supel, pinter...apa sih yang kurang dar...
Suara ayam jantan yang berkokok keras dengan suksesnya udah bikin gue terbangun. Shit! Sejak kapan papa piara ayam? Makin aneh aja laki tua itu!
Dengan malas gue buka mata. Kok masih gelap? Lalu gue sadar ada sesuatu yang nutup mata gue. Ehm sepertinya masker mata. Spontan gue tarik masker mata itu .
Dimana gue? Ini kandang ayam ya? Apa gue lagi mimpi buruk? Gimana bisa gue tertidur di kandang ayam kayak gini!
Dan ada lagi pemandangan horror di depan gue! Si Udik tidur pulas di lantai beralaskan tikar dekat tempat gue tidur!
Uh bayangin aja, dalam tidurnya pun dia terlihat norak dan kampungan luar biasa!! Gak ada manis~manisnya dikit~dikit pun.
Ia memakai kaus oblong putih, sarung ungu (lagi~lagi warna yang paling gue benci!!) dan matanya ditutupi oleh masker mata gambar Upin~Ipin. Jijay! Terus mulutnya ternganga lebar, kadang~kadang ngecap~ngecap sendiri. Dan kakinya mengangkang dengan pongahnya, satu kakinya bahkan nangkring di ranjang yang gue tempati.
Ohmaigod, apa yang terjadi semalam? Kenapa gue bisa ada di tempat si Udik? Dan apa yang dia lakukan ke gue?
Gue tambah shock saat menyadari baju gue udah berganti dengan dandanan persis yang dia pakai sekarang!!!
BRAKK !!
Saking shocknya gue jatuh dari ranjang reyot yang gue tempati dan tanpa ampun menindih tubuh si Udik yang tertidur di lantai!
"Eh copot copot copot!!" si Udik berteriak latah.
"Yaoloh Mbak! Isuk~isuk wes akrobatan ngene."
"Akrobat pala lo!!" gue jitak kepalanya kesal.
Gak ngaruh ke dia kayaknya.
"Moso pean wes kangen mbek aku Mbak? Baru ditinggal turu semalam*."
*Masa kamu sudah kangen sama aku Mbak? Baru ditinggal tidur semalam
Matanya menatap genit hingga tak sadar gue nutupin dada gue.
"Mau apa elo? dasar mesum!"
"Tenang Mbak, kalem wae. Aku iki lanangan* alim Mbak... alim,berbudi dan bercita~cita luhur..aku ga neko~neko kok."
*lelaki
"Ck! Bercita~cita luhur...bulshit!"
"Lho bener Mbak Pini! Cita~cita luhurku yo ngawini pean Mbak!"
Gue melotot kesal sama makhluk hina dina ini. Boro~boro takut dia malah terkekeh. Urat malunya udah putus semua kali ya, kok ada makhluk gak tau diri kayak gini!
"Lo yang gantiin baju gue ya?" tanya gue curiga.
"Sopo maneh toh Mbak? Pean mabok,baju pean mambu kenek untahan. Iso masuk angin lek ora diganti toh*."
*Siapa lagi toh Mbak? Kamu mabuk, baju kamu bau kena muntahan. Bisa masuk angin kalau tidak diganti toh
"Jangan~jangan lo manfaatin kesempatan ya!" kata gue menuduh.
Jijik gue bayangin yang enggak~enggak tentang si Udik ini.
"Suwer Mbak, aku rapopo. Aku iki ganti bajune pean mbek merem melek*...eh mbek merem terus lo Mbak!" bantahnya.
*memejam membuka mata
"Awas lo kalau bohong, ntar gue cungkil biji mata lo!"
Gue berdiri dan melihat kamar sepetak yang lebih mirip kandang ayam ini. Secara wc gue aja jauh lebih gede dan lebih mentereng dibanding tempat si Udik.
"Iki kos~kosan ku Mbak, mayan toh. Omahku ndek deso luwih elek Mbak*."
*Rumahku di desa lebih jelek Mbak
Gak salah ya Papa jodohin gue ama makhluk hina dina yang super kere ini?
Pasti ini salah satu cara Papa menghukum gue, tapi hukumannya terlalu tragis buat gue! Papa telah menghancurkan masa depan gue kalau gini!!
Kebencian gue pada Papa semakin mendalam.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di kampus ini cuma Lola yang bisa ngertiin gue. Meski dia gak mau ikutan gue jadi cewek clubbing, tapi dia gak pernah nge-judge gue negatif gara~gara hobi dunia malam gue itu.
"Jadi lo nginep di kos Udin?" Dia membelalakkan matanya saat dengar cerita gue.
"Psshhtttt!" Gue tutup mulutnya rapat~rapat.
Hadeh, suara Lola stereo amat sih!
"Gue mabok La. Yang gue ingat dia dengan semena~mena membopong gue keluar dari klub."
"Cih, barbar juga tuh orang. Gak sesuai dengan citra kampungannya," komentar Lola rada kagum gitu.
"Udah, gak usah muji. Eneg gue ndengerinnya! Jujur gue bingung ngadepin makhluk purba ini La. Niatan gue mau ngerjain dia gak berhasil. Jutekin dia juga gak mempan. Dia cuek aja saat gue sadisin dia. Bahkan tanpa malu dia terus buntutin gue. Trus meski gue maki~maki dia nyantai aja. Jadi gue mesti gimana?"
Lola terkekeh mendengar keluhan gue.
"Kena batunya lo say, dapat cowok model ancur kayak gitu tapi gak bisa lo singkirin. Dia nempel bagai lintah. Tapi btw gue jadi kagum ama kegigihannya, Queen. Jarang lho ada cowok yang bisa sabar ngadepin lo kayak gitu."
"Udah gue bilang jangan muji! Mau muntah gue La."
Lola tertawa terbahak~bahak melihat kegalauan gue.
"Nah tuh orangnya nongol," katanya sembari nunjuk si Udik.
Gue langsung cabut begitu lihat dia mau nempel gue. Eh, dasar gak tau diri, si Udik malah ngejer gue sambil teriak~teriak,
"Mbak Pini! Tunggu Mbak! Enteni aku Mbak!"
Gue terus ngibrit, eh dianya ngomong makin ngacau hingga bikin kita jadi bahan perhatian di kampus!
"Yaoloh Mbak! Isuk~isuk* ngajak adegan lari koyok pilem India! Tunggu aku Mbak! Tunanganmu iki sek durung sarapan. Tego pean Mbak**!"
*Pagi-pagi
**Tunanganmu ini masih belum sarapan. Tega kamu Mbak!
Suara cemprengnya bikin yang dengerin ketawa~ketiwi.
Rasanya gue pengin menguburkan diri aja! Ancur martabat gue!!
Gue brenti dan membekap mulut toanya!
"Bisa tutup mulut gak! Gue robek mulut lo ntar!"
"Hmmmhhh hpppphhhh," dia berusaha ngomong tapi gue tutup mulutnya rapat~rapat!
Lalu dia membuka tutupan tangan gue hanya dengan sedikit usaha.
Gile! tenaganya kuat sekali.
"Mbak Pini, salahe dewe toh lari dari aku. Ya kukejar sambil teriak. Kan ono pilemnya Mbak..Kejarlah Daku Kau Kutangkap. Yayangku iki memang seneng dikejar yo."
"Bacot lo!! Ngapain cari gue. Sudah dibilang di kampus jangan cari~cari gue, pu.."
"Pura~pura gak kenal!" dia memotong ucapan gue.
"Nah tuh ngerti."
"Ngertos Mbak, tapi aku ora gelem. Aku iki kadung tresna marang sampeyan Mbak. Sedina ora ketemu kroso setaun je*!" rayunya kampungan.
*Ngerti Mbak, tapi aku tidak mau. Aku ini terlanjur suka sama kamu Mbak. Sehari tidak ketemu serasa setahun je!
"Udah gak usah ngrayu! Jayus tau. Mau muntah gue dengernya!"
"Lho piye toh Mbak? Aku ki ora ngrayu lho, ini dari hati aku paling dalem je."
ARGHHHH! pengin gue lipat~lipat aja nih orang, trus gue masukin koper. Buang aja ke laut!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
