Babak Rongpuluh Enem (26)

2.3K 211 38
                                    

Seperti janji Author karna ada yang berhasil menebak kuis yang ada di chapter sebelum ini...jadi update cepat dahh.
Happy reading ya..
Ini 2 orang yang berhasil menebak jawabannya.


Thanks ya udah berpartisipasi .

Flashback on..

Dean pov

Pagi~pagi aku udah berada di rumah Paman Wijaya, papanya Queeny.

"Sarapan Dean?"

Paman nawarin aku makan pagi bersamanya..

"Ga usah Paman..aku udah beli makan tadi, sekalian beliin Queeny sarapannya tadi."

Paman menatapku dengan sungkan..

"Maaf ya kalo Queeny selama ini ngrepotin kamu Dean. Anak itu entah kapan bertobatnya.. masih suka semaunya sendiri ya?!"

Aku tersenyum geli mengingat polah tingkah gadisku selama ini.. semaunya iya, tapi seringnya manis sih..

"Kadang gitu sih. Tapi kurasa ia sudah banyak berubah juga. Bahkan dia mau bekerja lho.."
Paman Wijaya membelalakkan matanya..
"Queeny kerja???? Biasanya cuma ngamburin duit aja! Itu kemajuan pesat namanya!"

Paman terlihat terharu dan bahagia.
"Terima kasih Dean...berkat kamu Queeny ku bisa berubah. Kini aku bisa meninggalkan dunia ini tanpa beban.. Kutitipkan kesayanganku padamu ya Dean, tolong jagalah Queeny baik~baik."

Aku menghela napas berat... prihatin dengan kondisi kesehatan Paman..

"Paman mengapa tak bersedia terapi?"
"Dan membiarkan Queeny mengetahui penyakitku dan menderita karenanya? Tidak Dean, aku masih bisa bertahan kok dengan pil pereda nyeri itu."
"Tapi Queeny cepat lambat juga akan mengetahuinya," ucapku mengingatkan orang tua keras kepala ini.
"Aku juga cepat lambat akan mati juga! Biarlah sementara ini Queeny tak terbebani pikiran tentang penyakitku sementara kita berusaha merubahnya menjadi lebih baik.."

Kurasa itu tak adil bagi Queeny.. tapi kan terserah Paman juga yang berhak memutuskannya.

"Tolong Dean.. tetap dukung aku dan menjalankan skenario yang udah kita tetapkan."

"Mengenai skenario itu Paman.. boleh aku merubahnya dikit?"
"Maksudmu?"
"Aku ingin menikahi Queeny hari ini..bisa tolong siapkan surat~surat yang dibutuhkan?"

Paman menatapku heran..
"Apa terjadi sesuatu diantara kalian hingga kau memutuskan akan menikahi Queeny hari ini?"
"Tidak Paman. I mean not yet...  aku ini kan laki Paman..aku takut kelewatan aja."

Kulihat Paman mengepalkan tangannya menahan emosi.. tapi kurasa aku lebih baik jujur aja daripada main belakang!

"Queeny...she is still virgin.."
Paman aja kaget saat kuberitahu, mungkin dia udah underestimated juga ke anaknya memgingat rekor pacaran Queeny yang luar biasa dengan tradisi 'lover of the month' nya dulu... sebelum bertemu denganku.

"Aku ga ingin merusaknya Paman.. makanya aku ingin menikahinya supaya hubungan kami sah paling enggak secara hukum dulu."

Tatapan mata Paman kembali melunak, ia bertanya pelan..
"Apa Queeny setuju rencanamu menikahinya hari ini?"
"Dia tidak tahu.. menurutku dia tak perlu tahu untuk sementara. Aku kan melakukan hal ini untuk berjaga~jaga supaya tidak melakukan dosa. Apa Paman keberatan menerima aku sebagai menantu Paman?"

"Tidak Dean! You're perfect. Aku tak bisa menemukan yang lebih baik darimu untuk kupasrahi Permata Hatiku."  Paman langsung berkata antusias.

"Oke, jadi ga ada masalah kan Paman?"

03. Ganteng tapi Udik! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang