Chapter two

6.7K 330 4
                                    

   Sebagai seorang kakak atau abang, kita harus menghadapi apa yang namanya cobaan dari seorang adik. Dean hanya bisa menghela nafas berulang kali, karena saat ini pertahanan diri Thalia sangat kuat dan tidak bisa digubris. Thalia merasa Dean keterlaluan menyuruhnya sarapan dengan waktu yang singkat. Sekarang perutnya terasa perih akibat makan terlalu cepat.

"Ayolah turun. Gue mau ke sekolah."keluh Dean. Sudah lima menit dia menunggu Thalia keluar dari mobilnya. Selama itu pula mereka sudah sampai di sekolah Thalia. Tetapi, gadis itu hanya melipat kedua tangannya di depan dada, enggan mengangkat pantatnya dari kursi.

Dean tetap tidak kehabisan akal, "lo tahu apa bagian mengerikan dari anak baru yang terlambat di hari pertamanya?"

Thalia tidak menanggapi.

"Sampai dia tamat, ingatan tentang dia selalu muncul di kepala para guru dan teman-temannya. Karena itulah  dia tidak bisa terlupakan. Akhirnya, teror meneror bermuculan dan..."

Upaya terakhir dari Dean berhasil. Dengan wajah horor, Thalia keluar dari pintu dan menatap abangnya dengan wajah ketakutan.

"Lo memang tahu kelemahan gue."serentak dengan itu, pintu mobil dibanting keras oleh tangan Thalia. Dia ngacir memasuki gedung sekolah yang masih asing baginya dan juga abangnya.

Dean membuka kaca mobil, berseru keras ke Thalia, "semangat di sekolah baru!"

Tetapi, laki-laki itu malah mendapat respon yang kurang baik.

"Pergi aja lo bang!"


Jadwal update: Sabtu-Minggu ^.^

ETS-01: H.A.T.E  [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang