Chapter Three

6.3K 316 5
                                    

   Thalia berjalan dengan gugup ke ruang guru. Kata Papanya, ketika sudah sampai sekolah, dia harus ke ruang guru dan mencari seseorang yang bernama Pak Hari, wali kelas barunya. Thalia sampai di sana dengan bantuan dari siswa-siswi yang ditanyainya. Ia mendorong pintu dan melihat seorang pria yang duduk sendirian di ruangan ini.

   "Selamat pagi pak."sapa Thalia dengan badan sedikit membungkuk. Thalia tersenyum begitu melihat tanda nama di atas kantong bajunya. Pria itulah yang dimaksud Papanya.

   "Thalia ya?"tanyanya dengan nada hangat. Thalia mengangguk.

   Beliau membawa beberapa buku di tangannya, "ayo kita ke kelas. Bel sekolah sudah berbunyi lima menit yang lalu."

   Thalia melebarkan pupil matanya, "saya gak dihukum pak?"

   Mr. Hari hanya terkekeh, "tidak, karena hari ini hari pertamamu. Ayo."

   Thalia mengekori Mr. Hari ke kelas. Ruang guru dan kelas berada di gedung yang berbeda, sehingga Thalia menggerutu dalam hati harus menuruni dan menaiki tangga berkali-kali.

   "Seharusnya kamu menunggu di depan kelas saja."ucap Mr. Hari seperti tahu isi hati Thalia.

   Thalia menjawab, "Gak apa-apa pak. Hitung-hitung olahraga pagi."

   Meskipun Thalia tidak ikhlas menjawabnya, senyum di wajahnya muncul begitu saja. Mr. Hari hanya mengangguk-angguk paham.

   Akhirnya, mereka sampai di depan kelas. Dari jendela Thalia sudah bisa melihat kondisi kelas ini. Semua siswa dan siswi menulis-nulis sesuatu di buku. Mereka terlihat rajin di meja masing-masing.

   Begitu Thalia memasuki kelas, aktivitas tersebut terhenti dan semua perhatian tertuju ke Thalia.

   Ketua kelas mempersiapkan kelas dan memimpin doa sebelum belajar.

   "Baiklah anak-anak. Hari ini kita kedatangan murid baru."kata Pak Hari, "silahkan perkenalkan dirimu, Thalia."

   Semua terlihat berbisik-bisik dengan teman sebangkunya. Hal itu membuat Thalia sedikit gugup.

   "Hai semua. Namaku Thalia Anastasya. Panggil saja aku Thalia. Semoga kita bisa berteman."ucap Thalia.

   Seorang siswa mengangkat tangannya, "kenapa ada manusia secantik kamu?"

   "Eh?"

   "Adimas, tanyakan sesuatu yang bermutu."ujar Pak Hari.

   Siswa yang bernama Adimas itu kembali berceletuk, "bermutu, kok Pak buat saya."

   Semua murid menyorakinya membuat Thalia sedikit malu.

   "Adimas mulai ngegembel."

   "Garing cuy garing."

   "Ke laut aja deh lo Dim."

   "Sudah. Sudah."lerai Pak Hari, "ada yang ingin bertanya?"

   Ketua kelas mengangkat tangan.

   "Silahkan, Alvero."

   Thalia menunggu pertanyaannya.

   "Tha...lia Anastasya?"

****

Saturday, 20 January 17

ETS-01: H.A.T.E  [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang