"Rin, pr ekonomi lo gimana?"tanya Sella dibalas gelengan tak bersemangat dari Karina. "Pasrah banget idup lo, onta!"
"Ga pengen apa lo bolos gitu?"tanya Karina.
"BIG NO, Rin! Lo tau sendiri kan? Papi mami gue kalau tau gue bolos, mereka bakalan nganterin gue dan jemput gue, lalu jagain gue di rumah full, kayak anak tk tau!"kata Sella membuat Karina jadi terkikik sendiri.
Sella adalah anak tunggal dan kebetulan juga Karina dekat dengan orang tuanya Sella, betul apa yang dikatakan Sella, kedua orang tua Sella super duper posessive kepada anaknya. Pernah dulu Sella dan Karina habis hang out hingga jam 8 malam, kedua orang tua Sella sudah menelepon Sella hingga puluhan kali lalu keesokan harinya, papinya selalu mengantar jemput tepat waktu selama 2 minggu.
"Eh iya gue baru inget mami papi lo. Nggak mau lagi gue jadi bahan gosipan mami lo sama orang sekomplek."oh ya, setelah tau jika Sella hang out dengan Karina hingga jam 8 malam, maminya Sella selalu sinis kepadanya dan membicarakannya.
"Nah kan, yaudah kalau lo bolos, silahkan, kalau enggak yaudah cepetan kerjain sekarang pr-nya keburu bu guru dateng."ucap Sella sambil menyalin pr temannya yang lain.
Tak ada yang bisa Karina lakukan selain menghela nafas pasrah dan mulai menyalin pr seperti apa yang dilakukan oleh Sella.
•••
Bel istirahat pertama berbunyi, seluruh murid yang telah selesai pembelajaran, segera melarikan dirinya ke arah kantin, mengantri makanan maupun minuman disana.
"Eh lo tau Rin? Cowok nyebelin yang gertak kita tadi pagi itu ternyata temen sekelas kita tau nggak?"ucap Sella heboh saat keduanya berjalan ke arah kantin.
"Emang, sebangku sama gue orangnya."seketika itu, ia tiba-tiba teringat akan Leo.
"Dan lo nggak pernah bilang sama gue?! Bagus!"ucap Sella sambil bertepuk tangan.
"Yaelah, gitu aja diceritain ke lo, apa untungnya coba? Lagian sih lo keluar kelas mulu."protes Karina. Ia malas untuk berbicara saat ini.
Sella akan membalas ucapan Karina jika saja keduanya tidak dipanggil Ado untuk bergabung. Mereka berdua berjalan ke arah sekelompok lelaki anggota geng inti yang bersekolah disini.
Sella duduk di sebelah Raka dan Karina duduk di antara Ado dan Ricky.
"Mau pesen apa nih lo semua? Gue pesenin, mumpung lagi seneng."ucap Romeo masih dengan senyuman lebarnya.
"Sekalian dong ditraktir."sahut Sella dan dibalas Romeo ia sedang krisis uang.
"Yee tuyul, disenyumin doang aja udah kayak habis nikah lo."cibir Ricky kesal.
"Ya nggak apalah yang penting gue seneng. Ayo ayo! Yang mau pesen makan!"tawar Romeo lagi.
"Samain aja semuanya, siomay semua minumnya es coklat semua."ucap Ado karena dari tadi tidak ada yang memesan, ia sangat lapar saat ini dan ingin sekali makan.
"Eh eh! Gue nggak minum coklat, bikin gendut, gue air putih aja nggak dingin terus bumbu siomaynya dipisah, nggak pake pare, pahit."pesan Sella membuat Romeo mengangguk sambil mengingat-ingat pesanannya.
"Wokeh, siap, kapten! Ditunggu sebentar ya semuanya."ucap Romeo segera ke gerobak siomay.
Karina geleng-geleng kepala melihat tingkah Romeo yang aneh itu, ia membuka handphone-nya untuk melihat notifikasi yang baru masuk, bukan dari Noval, tetapi grup geng motornya.
Bang Ado mengundang Leoo ke dalam grup
Leoo bergabung dengan obrolan
"Lho?! Lo kenal Leo bang?"tanya Karina kepada Ado yang ada di samping kanannya.
"Gue kan famous."jawab Ado yang menurut Karina nggak nyambung dengan pertanyaannya.
"Gue tanya beneran ini."kesal Karina.
"Kenal, yang waktu itu nganterin lo ke rumah kan?"tanya Ado memastikan sambil membalas chat pacarnya.
"Dia fix jadi anggota geng?"tanya Karina. Ado hanya mengangguk. "Kan lo baru kenal."
Ado menoleh ke arah Karina, kedua alisnya menyatu, heran dengan sikap adiknya. "Kenapa sih Rin? Noval fix jadi pacar lo? Kan lo baru kenal."ucap Ado meniru perkataan dan gaya Karina saat berbicara membuat Karina hanya diam saja tanpa membalas lagi.
"Kenapa? Lo benci sama dia?"tanya Ado membuat Karina menoleh ke arahnya.
Karina tetap diam, ia menatap ke arah siomay dan es coklat yang baru tersaji di hadapannya. Jika dikatakan benci, bukan, ini semacam perasaan tidak suka dengan segala perilaku centil Leo.
"Gausah benci-bencian deh lo, nanti jadi suka malah kelabakan sendiri lo."ucap Ado setelah itu segera memakan pesanannya dengan lahap.
Memang benar apa yang dikatakan abangnya, rasa benci dan cinta itu seakan selalu beriringan, mereka selalu ada bersama dan sepertinya tak mau dipisah. Seperti cintanya ke Noval, tidak akan mau dipisah. Karina geleng-geleng kepala sambil senyum-senyum nggak jelas memikirkan Noval. Hampir semua pasang mata di meja itu melihat Karina aneh, bahkan ada Sella yang terang-terangan mengatainya gila. Dasar sahabat! Hm.
"Gue punya kabar gembira buat kalian semua!"ucap Ricky berdiri sambil mendetingkan sendok ke gelas kaca es coklat layaknya makan malam resmi. Sontak hal itu tidak hanya menarik perhatian dari meja kumpulan itu saja, tapi penghuni seluruh kantin yang menatap bingung ke arahnya.
Bukannya malu, Ricky tetap melanjutkan ucapannya dengan kepedean tingkat tinggi.
"Berhubung sabtu dan minggu kita libur, papi tercinta gue ngundang kalian semua buat kemah dan barbeque party di vila barunya."ucap Ricky. "Gratis dan nggak pake bayar. Gratis tis tis tis."lanjutnya kemudian meminum es coklatnya lalu duduk.
"Akhirnya kita bisa hang out bareng lagi! Yey!"seru Sella senang.
"Berangkatnya?"tanya Karina dengan wajah yang ingin sekali tahu.
"Pertanyaan bodoh! Apa gunanya geng motor kalau nggak bisa konvoi di jalanan?"setelah Ado berkata demikian, semuanya tertawa kecuali Karina yang memilih melanjutkan makannya dan menghiraukan semua penghuni meja itu yang menertawainya.
.
.
.
Jadi, menurut kamu gimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Radio SMA
Teen Fiction"Holla pendengar setia! Kali ini kita bakal cerita sedikit nih tentang sakitnya dicuekin! Gue yakin banget deh, sekuat apapun lo, kalau udah dicuekin sama cinta, gue yakin seratus persen lo bakal tau rasanya apa itu sakit hati." • • • Bertemu deng...