Announcement! JATUH KE ATAS, update SETIAP HARI😊
"Ada kabar dari gurumu di Cianjur." Baru saja Ibu menerima kabar dari gurunya Biela saat Biela baru saja melepas sepatunya di ambang pintu.
"Bagaimana?"
"Masuklah." Ibu berjalan membelakangi Biela untuk kemudian menunggunya di ruang makan. "Ijazahmu sudah selesai. Sudah dapat diambil. Ibu sendiri yang akan mengantarmu pulang."
"Kapan tepatnya, Bu?" Biela menenggak segelas air putih yang dituangkan ibunya.
"Kapanpun kau bisa."
"Aku akan meminta izin secepatnya, mungkin untuk lusa." Ibu mengangkat sebelah alisnya. "Oh, ya, Bu. Besok aku akan mengikuti seminar. Kemungkinan besar, aku akan pulang telat."
"Ya, boleh saja."
***
"Sudah dengar kabar?" Kata seseorang yang berjalan di samping Biela.
"Tentang?"
"Besok belajar di rumah." Bisiknya.
"Ah sudahlah, berhenti mempermainkanku. Aku sudah sangat lelah mengikuti seminar membosankan sejak pagi."
"Aku pun begitu. Tapi sayangnya aku sedang bicara serius."
"Sungguh?" Biela menghentikan langkahnya.
"Ah, maaf aku harus segera pulang, ayahku menunggu di gerbang." Katanya sembari berlari kecil
meninggalkan Biela."Tapi, bagaimana dengan kabar burung yang baru saja kau katakan?" Kata Biela dengan suara lantangnya, agar temannya itu bisa mendengar dengan jelas dari jaraknya sekarang setelah ia sedikit berlari.
"Tanyakan saja pada guru yang belum pulang." Balasnya dengan teriakan yang sama lantangnya dengan Biela.
Biela Berputar dan berjalan membelakangi temannya. Langkahnya kecil namun cepat. Dia menghentikan langkahnya sesaat setelah matanya menangkap pemandangan yang sedikit membuatnya kecewa. Lahan parkir untuk para guru, sudah sedikit kosong. Hanya ada satu mobil jazz berwarna hitam dan dua sepeda motor. Entah milik bapak atau ibu siapa. Ia kemudian berjalan mendekat ke ruang guru.
"Belum pulang, Nak?" Biela menengadah. Mata lelahnya menangkap sebuah siluet hitam yang bermandikan lampu temaram. Sesaat kemudian siluet itu mulai terlihat dengan jelas olehnya.
"Mr. Zian?" Matanya terbelalak kemudian kembali menutup lalu menyimpan tangannya di dada.
"Syukurlah. Bapak sungguh mengejutkanku.""Kau kira aku ini hantu?" Mr. Zian dan Biela kemudian terkekeh. "Lucunya, Biela." Biela kembali terbelalak saat Mr. Zian menyebut namanya. BIELA.
"Kau baru saja menyebut namaku. Kau mengenalku, Sir?"
"Apa maksudmu? Tentu saja aku mengenalmu."
"Tidak, Sir. Lupakan saja."
Mr. Zian terdiam sembari sesekali menyesap kopinya yang manis dan creamy. Sementara Biela hanya terpaku menunduk. Suara Mr. Zian saat memanggil namanya masih saja terngiang dalam ingatannya. Mr. Zian melirik jam tangan kulit di tangan kirinya.
"Sudah sangat sore. Tidak akan pulang?"
Biela melamun dalam ingatannya. Matanya menatap kosong ke depan. Sepersekian detik kemudian ia tersadar dari imajinasinya dengan sentakan di bahu kirinya. Ternyata tangan Mr. Zian.
"Kau baik-baik saja?
"Tentu, Sir." Tubuhnya menggelinjang.
"Ada yang ingin aku tanyakan."
"Silahkan saja."
"Apa betul besok belajar di rumah?"
"Ah, perihal itu." Mr. Zian mengacungkan telunjuk kanannya.
"Betul. Besok belajar di rumah. Baru selesai seminar, ya? Pantas saja kau tidak tahu." Mr. Zian kembali melirik jam tangan kulit miliknya. "Nyaris malam. Mari pulang."
"Tentu, Sir. Aku juga akan pulang."
"Dengan apa?"
"Angkutan umum."
"Ini sudah sangat sore, nyaris gelap. Ikutlah denganku."
"Maaf, Sir. Aku tidak ingin merepotkan. Tenang saja, aku sudah terbiasa pulang dengan angkutan umum."
"Aku tidak mengizinkan." Biela menengadah. "Sama sekali tidak merepotkan. Kau tahu? Jika aku ingin pulang, aku harus melewati daerah rumahmu. itu artinya, kita searah. Tentunya tidak merepotkan, bukan?"
"Tapi, Sir?"
"Sudahlah, ayo masuk." Mr. Zian berjalan mendahului Biela dan memasuki mobil jazz hitam yang terparkir di depan ruang guru. Biela mengikuti di belakangnya dengan banyak pertanyaan yang menjejali pikirannya dan rasa tak percaya yang memburu dalam hatinya. "Mengapa kau masih saja diam di sana? Cepatlah masuk."
"Ah, ya, Sir. Baiklah."
Apa ini rencana Tuhan? Begitu salah satu pertanyaan dalam benaknya.
## Don't be silent readers girls+guys. Sudah lebih baik kah? Terimakasih untuk kritik Dan sarannya. Vote needed
YOU ARE READING
Jatuh ke atas
FanfictionBagaimana jika kita mencintai orang yang salah? Bagaimana jika orang yang kita cintai tidak benar2 membalasnya? Bagaimana jika dia hanya berpura-pura mencintai? Tanyakan jawabannya pada siswi cantik yang mencintai gurunya sendiri. This is not only...