(PROLOG)

676 19 40
                                    

'Kriiinngg...!'

Suara menyebalkan itu sudah berbunyi untuk membangunkanku. Kuraih dan kumatikan suara itu dan melanjutkan tidurku. Menutupi tubuhku dengan selimut kembali. Tapi mataku sudah tak mampu terpejam lagi meski kupaksakan. Kubuka lagi selimutku dan kulirik jam digitalku lagi.

Senin, tanggal 08 Juli 2017, pukul 05.00 wib.

Meski aku masih punya banyak waktu untuk ke sekolah entah kenapa tubuhku bergerak terhuyung tak sadar menuju kamar mandi.

Kulakukan kegiatan pagi itu seperti biasanya. Setelah mandi dan kupakai seragamku, aku bergegas keluar dari kamarku dan berangkat ke sekolah. Meski masih banyak waktu, hari ini aku memilih sarapan di sekolah. Mungkin hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang membuatku malas untuk membuat sarapan.

Namaku? Nera. Aku anak tunggal dalam sebuah keluarga kecil. Namun kedua orang tuaku meninggal karena kecelakan semenjak aku masih kecil dan diasuh oleh nenekku di Palembang. Sekarang aku kembali di rumahku sendiri dan melanjutkan sekolah di sini lagi.

Hari-hari kujalani sendiri di rumah dalam tiga tahun terakhir ini. Melakukan kegiatan seperti pelajar lainnya. Meski terkadang aku sedikit rindu terhadap orang tuaku. Terlebih lagi aku selalu iri kepada teman-temanku yang lain ketika ada kegiatan sekolah yang mengharuskan orang tuanya untuk hadir. Tapi apa boleh buat, aku harus membiasakan keadaan ini.

Tak terasa aku sampai di sekolah. Mungkin karena aku berjalan sambil melamun ataupun sedikit mengantuk. Cuaca hari ini memang agak dingin akibat hujan tadi pagi yang sempat turun sebentar.

Ruangan kelas nampak agak sepi hari ini. Yah, memang agak pagi aku berangkat, ditambah lagi hari pertama masuk setelah libur panjang membuat sebagian besar pelajar lain menjadi agak malas untuk berangkat ke sekolah. Tak perlu banyak berpikir aku langsung duduk di bangkuku dan menyandarkan kepalaku di atas meja.

"Woe... Nera!"

Seseorang mengejutkanku dari belakang dengan menepuk pundakku. Sedikit jengkel aku mendengarnya karena merasa terganggu.

"Ada apa, Vick? Aku masih mengantuk!" ucapku kesal.

"Dengar berita baru tidak? Nanti akan ada tiga siswa pindahan, satu cowok dan dua cewek. Katanya yang cewek cantiiik banget," kata Vicky dengan nada gembira.

"Aku tidak tertarik dengan hal-hal seperti itu," ucapku mencoba menghindar.

"Haa?! Itu karena kau belum melihatnya. Kalau kau sudah melihatnya kau akan menarik kata-katamu barusan," ucap Vicky dengan percaya diri.

"Terserah!"

"Hmm... mau ke kantin? Mumpung masih lama bel masuk."

"Tidak, aku masih mengantuk," ucapku seraya menguap.

"Kau ini! Titip sesuatu tidak?"

"Tidak, aku tidak nafsu makan hari ini."

"Oke kalau begitu, aku ke kantin dulu," ucap Vicky seraya meninggalkanku.

Setiap pagi dia selalu menggangguku. Mengagetkanku setiap hari disekolah seperti saat ini. Kadang aku juga merasa kesal dengan kebiasaannya. Tapi meski begitu juga dia adalah sahabat baikku. Dia selalu ada disetiap aku mengalami kesulitan. Dia selalu membantuku dalam banyak hal karena aku hidup sendiri saat ini. Sebenarnya aku sudah lama berteman dengannya sejak TK sampai SD. Namun, selanjutnya aku pindah ke sekolah lain setelah orang tuaku meninggal dan ikut dengan nenekku. Tapi kali ini aku bisa kembali di satu sekolah yang sama dengannya.

Hari ini tak begitu berbeda menurutku. Seperti biasa pelajaran hari ini juga berlangsung biasa. Semua berlangsung sedikit santai karena untuk membiasakan diri setelah libur panjang. Hanya saja semangat belajar sebagian para siswa belum muncul.

Numeron CodeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang