"Baiklah... aku akan ikut berjuang bersama kalian."
Terlihat Luna dan semua orang yang ada di dalam ruangan ini tersenyum senang setelah mendengar keputusan yang aku ambil. Dan dari semuanya, hanya Yuna yang terlihat sangat bahagia.
"Baiklah kalau begitu, mulai sekarang kita akan berjuang bersama," kata Luna dengan senyum bahagia.
"Namaku Luna, aku adalah ketua dari grup ini. Lalu yang menolong dan membawamu ke sini adalah Yuna. Dia adalah adikku. Mungkin kau sudah dekat dengannya."
Seraya Luna memperkenalkan, Yuna menghampiriku dari belakang dan berdiri di sampingku.
"Salam kenal lagi," kata Yuna tersenyum.
"Lalu dia yang memberimu minum ketika kau siuman adalah Irina. Dia wakil ketua di grup ini. Dia juga yang melatih setiap ada anggota baru yang masuk di grup ini."
Seraya memperkenalkan, Luna menunjuk Irina yang berada di sampingnya.
"Salam kenal." Irina menghampiriku dan mengulurkan tangan padaku.
"Sama-sama," jawabku
"Lalu dia... lho? Di mana Chris?" Luna berhenti memperkenalkan orang yang dia maksud karena tak ada di dalam ruangan itu.
"Chris? Dia sedang berada di sarangnya sekarang. Dia tak mau meninggalkan mainan-mainan barunya." Irina menjawab sambil tertawa sinis.
"Hmm, ya sudah. Panggil dia ke sini."
"Oke."
Irina melangkah keluar dari ruangan.
"Dan di sampingku, laki-laki yang bersamaku waktu kau sadar di ruangan tadi adalah Alvie." Dia menunjukkan seseorang yang berdiri di sampingnya
"Selamat datang kawan." Alvie menyapaku dengan tersenyum.
"Eh, i-iya." Aku menganggukkan kepalaku.
"Dan di sebelah sana, gadis rambut pendek yang memakai bandana adalah Alicya. Dia selalu bersama adikku ketika sedang beroperasi."
"Hey, salam kenal," sapanya dari kejauhan.
"Lalu dua laki-laki di dekat jendela adalah Kevin dan Joe."
"Hey, Salam kenal." Mereka melambaikan tangannya seraya menyapaku.
"Masih ada lagi anggota lain. Kami adalah anggota inti di grup ini, ditandai dengan tanda yang terdapat pada masing-masing anggota. Lalu namamu?"
"Oh, Nera, namaku Nera."
"Baiklah Nera, untuk ke depan kita akan berjuang bersama di sini."
Aku hanya menganggukkan kepalaku.
"Baiklah, pertama-tama aku ingin tau skill apa yang kau miliki."
"Skill?" tanyaku.
"Oh ya, Kak. Mengenai itu tadi sewaktu kami diserang, dia menggunakan tombakku untuk menyerang. Seperti sudah terbiasa." Yuna menyambung percakapan.
"Tombakmu?" tanya Luna.
"Tapi kalau dilihat mengenai memegangnya ada hal kemungkinan lain, kan? Bisa saja itu skill untuk pedang. Hal itu bisa dilihat bukan hanya cara memegang saja, tetapi cara mengayunkan atau sebagainya," sambung Kevin
"Soal itu aku kurang tahu."
Aku hanya terdiam di sana. Aku tak begitu mengerti apa yang sedang mereka bicarakan. Yang aku lakukan hanya memperhatikan dan memahami setiap percakapan mereka.
"Lalu keanehan lagi?" Luna kembali menanyakan.
"Oh, waktu dia terkena serangan, lukanya tiba-tiba berhenti secara cepat dan setelah hilang Lifepoint-
nya bertambah," jawab Yuna.

KAMU SEDANG MEMBACA
Numeron Code
FantasySebuah benda aneh jatuh dari langit dan ditemukan oleh seorang remaja SMA bernama Nera. Tanpa diduga benda itu adalah sebuah kunci untuk membuka sebuah gerbang dimensi lain. Nera masuk ke dalamnya, dan bertemu dengan sebuah grup pencari kode rah...