01. It's Audrey

95 10 12
                                    

     Pagi itu, Audrey sedang menatap pantulan dirinya di cermin. Ia merapikan kembali seragam sekolahnya dan tak lupa merapikan rambutnya yang dibiarkan tergerai begitu saja. Ia tersenyum manis, itu membuat dirinya semakin cantik, di dalam hati ia menyemangati dirinya sendiri, "Pagi dunia. Aku Audrey Nadia Jasmine siap menjalani hari ini dengan penuh semangaaaatttt..!!"
     Audrey pun bergegas keluar rumah mengunci pintu dan pergi ke sekolah. Ketika hendak pergi tiba-tiba ia dikejutkan oleh seseorang yang sudah di depan rumahnya sejak tadi, laki-laki itu hanya tersenyum kecil melihat kekagetan Audrey. Audrey hanya membalas dengan senyum manisnya.
      "Ehh, Kak Tristan. Kakak ngagetin aja." ujar Audrey kepada laki-laki itu yang ternyata bernama Tristan.
      "Hehehe, emang muka kakak kaya' hantu apa kok ngagetin sih?" tanya Tristan kemudian. Audrey kembali tertawa.
      "Iya. Muka kakak itu kaya' hantu genderuwo hihihi..sereeeemmm..." ejek Audrey sambil menjulurkan lidah.
      "Genderuwo?! Eh muka ganteng melebihi Shawn Mendes gini masa' dibilang genderuwo?" ucap Tristan membela diri.
      "Iya, genderuwo ganteng mari berangkat sekolah entar telat lho.." ajak Audrey mengajak untuk segera berangkat sekolah.
      "Okey, siapa sampai duluan dia menang! Dadah Audrey" teriak Tristan yang sudah berlari mendahului Audrey.
      "Iiihh Kak Tristan curaaaanggg...!!" teriak Audrey dan berusaha mengejar Tristan.
     Ya beginilah rutinitas Audrey sehari-hari, setiap pagi ia berangkat sekolah dengan Tristan. Tristan Milano Putra adalah tetangganya sendiri rumahnya tidak terlalu jauh dengan rumah Audrey. Bagi Audrey, Tristan adalah sosok yang bukan hanya teman tetapi juga sahabat,saudara,kakak dan ayah baginya, mengingat ia adalah anak yatim piatu, Ayahnya meninggal dalam kecelakaan pesawat yang menewaskan lebih dari dua ratus penumpang, saat itu Ayahnya Audrey sedang menuju ke luar kota untuk mengurus bisnisnya. Saat itu Audrey masih berusia tiga tahun. Sedangkan Ibunya meninggal ketika Audrey berusia delapan tahun dikarenakan ibunya mengidap penyakit TBC yang sudah akut.
     Itu semua merupakan cobaan terberat bagi anak kecil yang usianya belum genap sembilan tahun. Sepeninggal kedua orangtuanya Audrey diasuh oleh ibunya Tristan yaitu Ny.Rosane. Namun sejak kelas dua SMP ia memutuskan untuk tinggal sendiri dirumah orangtuanya, dan ia belajar untuk hidup mandiri dengan harta peninggalan kedua orangtuanya. Ia memanfaatkan harta itu sebaik-baiknya.
                            
                            ***
     Beberapa menit kemudian Tristan telah sampai di depan pintu gerbang sekolah dengan napasnya yang masih ngos-ngosan. Dia menunggu Audrey yang sepertinya masih tertinggal jauh.
      "Hosh..hosh..hosh..ihh Kak Tristan curang nih" omel Audrey begitu sampai di depan gerbang sekolah.
      "Capek ya?" tanya Tristan tanpa ada rasa bersalah.
      "Nggak tuh!" jawab Audrey ketus.
      "Ketus amat sih. Ya udah maafin yaa. Yuk masuk kelas" ajak Tristan pada Audrey, dengan napas yang masih tersenggal-senggal Audrey menurut begitu saja. Tristan mengandeng tangan Audrey lalu mereka berdua memasuki area sekolah.
     Setelah sampai di aula mereka  berpisah karena mereka berbeda kelas. Tristan belok kekanan sedangkan Audrey belok kekiri.
      "Udah ya gue mau kekelas dulu. Bye-bye" pamit Tristan lalu melangkah meninggalkan aula dan menuju kelasnya.
      "Iya kak hati-hati. Ehh sebentar kak" teriak Audrey menghentikan langkah.
      "Hmm.. ada apa?" tanya Tristan seraya menoleh.
      "Nanti pulang sekolah aku ada ekskul basket, mungkin pulangku agak sore. Jadi kalau Kak Tristan pulang duluan juga nggak papa. Aku bisa pulang sendiri." ujar Audrey panjang lebar.
      "Nggak. Jangan pulang sendiri, entar gue nyusul ke lapangan basket." ucap Tristan melarang Audrey untuk pulang sendiri.
      "Siappp boss" jawab Audrey sambil mengambil posisi hormat grak.
      "Masuk kelas gih. Ati-ati" ujar Tristan lalu berlalu. Gadis itu hanya mengganguk lalu ia bergegas menuju kelasnya.
     Audrey memasuki ruang kelasnya terbaca jelas papan nama yang bertuliskan 'X Bahasa' terpajang manis di atas pintu kelas. Ia pun duduk disamping sahabatnya yaitu Gisel, nama lengkapnya Gisela Yoanna.
      "Pagi sel!" sapa Audrey ramah pada gisel yang sudah datang dari tadi.
      "Pagi juga drey" jawab gisel sambil tersenyum.
      "Hari ini jadi kan ikut ekskul basket ?" tanya Audrey memastikan.
      "Jadi dong, kamu kan tau aku basketball lovers haha" ujar Gisel, ya memang dialah salah satu anak yang tergila-gila pada basket.
      "Sipppp!!" kata Audrey mengacungkan jempol.
     Tak lama kemudian bel berbunyi nyaring pertanda pelajaran pertama akan dimulai. Bu Ira guru bahasa inggris pun masuk ke kelasnya Audrey dan memulai pembelajaran. Semuanya hening. Menyimak.

Dream KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang