CELOTEH KETIGA

15 2 0
                                    

Dialog panjang yang saya baca antara kamu, kamu, kamu, dan dia, singkatnya, kalian, membuat hati saya sedikit banyak mencelos. Kalimat panjang yang kamu, kamu, kamu atau kalian ketikkan untuk berbalas pesan dengan 'dia' membuat saya berfikir bahwa saya mungkin benar-benar invisible, tidak di anggap dalam kelompok. Entah sengaja atau tidak, kalimat kalian, membuat saya ingin tersenyum kecut.

Orang bilang, "kalau kamu menghargai orang lain, kamu pasti akan di hargai juga oleh orang lain." tapi kalimat semacam itu agaknya tidak berlaku untuk saya. Orang yang di hargai bukan mereka yang menghargai orang lain, tapi mereka -orang yang di hargai adalah orang yang mampu masuk kedalam suatu kelompok, yang dapat dan mau mengikuti setiap aturan atau rutinitas serta gaya hidup yang ingin di capai oleh kelompok tersebut, tidak peduli baik atau buruk yang terpenting mereka memiliki kelompok.

Saya, bukan seorang followers yang 'ha-ha hi-hi' atau sekadar 'wara-wiri' nongkrong di cafe mahal dengan gaya super nyentrik dengan arah pembicaraan yang tidak jelas. Itu sebabnya, saya tidak pernah di anggap ada dalam kelompok yang saya punya. Saya cuma anak cupu, dan kutu buku. Tapi saya bangga dengan diri saya sebab, saya tidak perlu menjadi pusat perhatian hanya karena pakaian ketat yang saya pakai, atau sekadar mengikuti tren masa kini dengan mondar-mandir sana-sini ajeb-ajeb cipika-cipiki atau apapun itu.



09 Januari 2017

CelotehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang