• First

43 10 0
                                    

" Ayo kita putus, " Ucap seorang perempuan sambil menyandarkan dirinya di daun pintu kamar lelaki yang sedang asyik membereskan pakaiannya ke dalam koper.

Lelaki tersebut menghentikan aksi memasukkan perlengkapannya ke dalam koper, tanpa sadar dirinya tersenyum kecil. " Lagi? " Tanyanya, mungkin hal yang di ucapkan oleh perempuan tersebut bukanlah hal untuk pertama kalinya.

" Ayolah, Yeol. Ini konyol, di saat aku harus terus terpaksa bersamamu tanpa cinta. "

Lelaki yang bernama Sungyeol tersebut menolehkan kepalanya ke arah sosok perempuan cantik yang sangat di cintainya dari masa sekolah tersebut, " Baiklah, " Ujar lelaki tersebut lembut sambil menghampiri Mijoo, perempuan yang sudah menjadi kekasihnya selama 2 tahun ini.

" Serius? " Ucap Mijoo meyakinkan Sungyeol yang menghampirinya, sementara Sungyeol menganggukkan kepalanya sebagai tanda 'ya'. Sungyeol mengelus lembut pipi Mijoo, memperhatikannya dengan saksama wajah perempuan yang selalu membuatnya jatuh cinta dan patah hati secara bersamaan itu.

" Sorry, Yeol. Kau tau kan kalau sampai saat ini aku masih sangat mencintai Woohyun. " Mijoo menundukkan kepalanya, sebenarnya ini memang tidak adil buat Sungyeol. Bagaimana bisa dirinya masih mencintai orang lain yang sama sekali tidak mencintainya, sementara dirinya sendiri harus mengabaikan seseorang yang jelas-jelas mencintainya dengan tulus.

" Saya paham, memang dari awal saya yang memintamu untuk mencobanya hm? " Sungyeol mengacak pelan rambut Mijoo, yang otomatis mendapat lirikan sinis dari sang empunya.

" Yak! " Protes Mijoo, sedangkan Sungyeol hanya menahan ketawanya dan kembali berjalan menuju kopernya yang hampir selesai di packing olehnya.

" Apakah kau akan baik-baik saja? " Tanya Mijoo yang sekarang malah menghampiri balik Sungyeol, lalu mendudukan dirinya di pinggir ranjang ukuran king size.

" Saya selalu baik-baik aja, Ju. Semuanya sudah saya prediksi dengan baik, jadi jangan merasa bersalah. "

" Bagaimanapun terimakasih, Yeol. Kau yang selalu berada di sampingku, menemani ku, bahkan kau yang selalu setia membantuku. "

" Sama-sama, itu sudah seharusnya yang di lakukan oleh seorang sahabat bukan? "

" Ayolah, "

Sungyeol tertawa, lalu ikut mendudukan dirinya di samping perempuan yang sekarang statusnya berubah menjadi mantan kekasihnya tersebut.

Miris memang, seharusnya dari awal Sungyeol tidak memaksakan kehendaknya untuk menjadikan Mijoo kekasihnya. Seharusnya dirinya mengetahui bahwa akhir kisahnya tidak akan bahagia seperti harapannya. Cinta bertepuk sebelah tangan itu memang selalu menyakitkan, membuat dirinya sakit akan tetapi tidak berdarah.

" Jangan merasa sungkan, itu memang keinginan saya sendiri sebagai seseorang yang mencintaimu. "

" Yeol, "

" Tenang saja, saya akan terbiasa. Bukankah sebelumnya kita bersahabat? Jadi saya akan perlakukanmu dengan baik sebagai sahabat saya. "

" Aniya, "

Cup.

Kecupan sederhana Mijoo di bibir Sungyeol membuat lelaki yang sangat mencintainya tersebut membelalakan matanya sempurna, Mijoo terkekeh dan mengelus lembut pipi mantan kekasihnya tersebut.

Entahlah ada perasaan sedikit menyesal ketika Mijoo di lepaskan oleh Sungyeol dengan mudahnya, di bandingkan beberapa waktu sebelumnya yang sangat sulit untuk mencapai kesepakatan kata putus dari lelaki yang bersahabat lebih dari 6 tahun dengannya tersebut.

Apakah suatu hari nanti aku akan menyesal melepaskan orang sebaikmu, Yeol? Batin Mijoo.

" Jangan pernah lepaskan diriku, Yeol. "

" Tidak akan, saya akan selalu menggenggammu dengan erat.

.

.

.

Sangat konyol, setelah mendapatkan pernyataan putus yang baru di terimanya dalam semalam oleh seseorang yang di cintainya, sekarang Sungyeol sudah berada di Bandara Incheon untuk melakukan penerbangannya ke Thailand dalam rangka liburan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sangat konyol, setelah mendapatkan pernyataan putus yang baru di terimanya dalam semalam oleh seseorang yang di cintainya, sekarang Sungyeol sudah berada di Bandara Incheon untuk melakukan penerbangannya ke Thailand dalam rangka liburan. Dirinya mendapatkan hadiah tersebut dikarenakan hasil kerja kerasnya yang luar biasa.

Siapa yang tak mengenal Lee Sungyeol? Hampir seluruh kalangan remaja bahkan sampai ibu-ibu pun mengenal sosok Sungyeol yang terkenal sangat mood swing tersebut. Terkadang Sungyeol akan sangat ramah, baik hati, cuek, bahkan bisa menjadi sangat menyebalkan. Semua tergantung pada mood-nya. Ckck.

Lee Sungyeol merupakan idol Korea Selatan masa kini yang sedang naik daun, apalagi semenjak dirinya terjun ke dalam bidang akting dan banyak mengambil perhatian. Dirinya juga cukup memukau dalam setiap drama yang di bintanginya sehingga menghasilkan rating yang terus meningkat, dengan begitu seorang Sungyeol pun mendapatkan liburan panjangnya.

Drrt, drrt...

Sungyeol merasakan ponselnya bergetar, lalu hanya menatap layar ponselnya yang menampilkan nama seseorang yang seharusnya sangat di bencinya tersebut.

Namu calling...

Sungyeol mengabaikan panggilan tersebut, seakan menghindari berhubungan dengan seseorang yang menjadi rival-nya tersebut. Dengan berat hati, Sungyeol pun mematikan ponselnya supaya tidak ada yang mengganggu liburan panjangnya. Hitung-hitung Sungyeol mencari aman untuk dirinya sendiri.

Setidaknya biarkanlah dirinya menganggap liburan ini adalah ajang pelarian dari rasa sakit hatinya. Jadi, akan sangat sulit menikmati jika Sungyeol menerima panggilan itu. Walau pun dirinya sedikit tidak enak, karena Woohyun tidak salah dalam hal ini. Huft.

Sungyeol pun menghela napasnya yang entah sudah berapa kali, dirinya pun menoleh ke kanan serta ke kiri lalu baru membangunkan diri dari duduknya.

Sepertinya pelariannya ini akan sangat menyenangkan, semoga sesampainya di Thailand dirinya benar-benar bisa melupakan rasa patah hatinya.

.

.

.

Hellow!

[180116]

RainWhere stories live. Discover now