Yunhyeong mendengus keras.
Jika disuruh memilih hari yang ingin ia jauhi, maka hari dimana Jinyoung sibuk mengurusi kepindahannya ke asrama sekolah akan menjadi hari yang pas baginya.
Karena saat itu Jinhwan akan kehilangan salah satu sahabat terbaiknya.
Dan Yunhyeong akan menjadi tumbal untuk menjaga mantan ketua Kesiswaan yang lebih tua namun terlihat bisa hilang kapan saja seperti anak kecil.
Kalau Yunhyeong tega mungkin dia akan menitipkan Jinhwan ke Ilhoon yang terlihat lebih santai karena tepat setelah ujian akhir kelas 2, seluruh barang-barangnya untuk dipindahkan ke asrama sekolah khusus kelas 3 sudah beres dari awal semester akhir (mari salahkan otak encer dan betapa simplenya dia sampai merasa begitu yakin akan masuk ke asrama untuk murid pilihan itu).
Atau mungkin kepada Jungkook mengingat anak itu tengah memperlukan motivasi untuk kelas 3-nya, Jinhwan selaku penerima beasiswa sampai lulus kuliah ini akan sangat membantunya.
Tapi kan Yunhyeong tidak setega itu, dia masih mau memegang amanah dari Jinyoung tau.
Masih teringat jelas dalam ingatannya saat Jinyoung pagi-pagi buta meneleponnya.
"YAK AISH!"
"Eh? Yeoboseyo? Yunhyeong-ah, gwaechana?!"
"Ye? Ah~Jinyoungie hyung?" Yunhyeong mengangguk paham sebelum menuangkan kembali air panas yang sempat menjalar ke kulit lengannya ke dalam gelas. "Nan gwaechana. Aku hanya sedikit ceroboh tadi, biasa."
"Ah...syukurlah," Terdengar sedikit keraguan di dalam sana dan itu dimanfaatkan pemuda Song ini untuk meracik kopi khusus menjelang ujian kenaikan kelas. Pelajaran kelas dua memang mudah tetapi tahun depan dia sudah kelas tiga, memikirkannya saja sudah membuat bulu kuduknya berdiri.
"Yunhyeong-ah? Kau masih disana?"
"Ne, masih. Apa hyung tidak bisa tidur lagi jadi menelepon sepagi ini?"
"A-aniyo, aku...mengganggumu ya? Kau sudah bersiap untuk pindah ke asrama?"
"Tidak tidak!" Gelasnya tak sengaja ia hentakkan keras saat hendak ia teguk. "Um, soal pindah..belum sama sekali hehe, lagipula ya," Ia menarik nafas sejenak. "Justru perpaduan antara suara hyung dan kopi sangat pas. Membuatku sadar."
"Mau belajar?"
"Habis belajar," Keningnya berjengit sebentar. Ternyata kopinya masih panas, kalau sang ibu yang menyiapkannya tak akan menjadi seperti ini. Ibunya terbiasa menyiapkan makanan atau minuman saat ujian tetapi hari ini adalah mata pelajaran final di hari terakhir; Kimia! Rasanya tidak tahu diuntung terlalu ia bergantung pada ibunya sendiri.
"Jadi...aku tidak mengganggumu kalau aku menitipkan sesuatu kan?"
"Coco?" Tiba-tiba nama itu terbesit dalam ingatannya. Hubungannya dengan hewan perliharaan tidak dapat ditakar baik atau buruknya; adiknya baru memiliki anjing ketika diq sibuk dengan urusan sekolah. Ia sendiri belum pernah melihat anjing perliharaan yang disebut-sebut masih mencari pemilik aslinya; antara senior lulus tahun lalu Mark Tuan, Jinyoung sendiri, teman sekelas Jungkook yaitu Khunpimook si Bambam, atau adik kelasnya Choi Youngjae.
"Bukan," kilahnya cepat yang membuat kerutan di keningnya semakin dalam. Masa iya Nora? Bisa-bisa bukan hanya wajah dan kamarnya saja yang dicakar-cakar oleh anak-anaknya tetapi dicakar juga oleh Jaebum.
"Lalu a-" "Jinhwan hyung, hehe."
Tolong ingatkan siapapun bahwa sekecil apapun Jinhwan hyung, tidak ada satupun yang boleh menyamakannya dengan barang apalagi hewan pelihara-
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Apa Dengan Senpai?
RandomMengisahkan kebingungan Chanwoo, Bambam, Youngjae, Ilhoon, Namjoon, Jackson, Jimin, Mingyu, Mino, Hyungwon, Seunghoon, Hanbin menghadapi baik senpai atau senior mereka dalam kisah kasih di sekolah! [Shounen-ai! BxB Yaoi!]